* Maaf

808 78 33
                                    

Jinny baru saja memasuki ruang kelasnya, dan keberadaan Hyunsuk di tempat duduk Dita berhasil memperburuk suasana hatinya pagi ini, dia mendengus kesal seraya berjalan malas menuju tempat duduknya.

Saat hendak melewati Léa yang duduk di barisan depan, Jinny melirik gadis Jepang itu lewat ekor matanya namun nampaknya Léa tengah sibuk bermain dengan ponselnya sehingga tak menyadari kehadiran Jinny.
Entah kenapa hal itu membuat hati Jinny semakin kesal.

Jinny meletakkan tas nya dengan kasar saat melihat Hyunsuk tersenyum, dia tidak suka atas kehadiran pria itu disana.

Alih-alih merasa tersindir, Hyunsuk justru tertawa kecil melihat wajah kesal Jinny.

"Selamat pagi Jinny-ah.." sapa pria itu dengan manis. Namun Jinny enggan membalas sehingga dia memilih untuk mengabaikannya.

Hyunsuk menarik kursi yang dia duduki ke arah Jinny dan Jinny pun bergerak cepat untuk menjaga jarak dari pria itu.

Mendapat penolakan yang sangat kentara dari sang mantan pacar membuat seulas senyum terpatri di wajah Hyunsuk.

Pria itu mengangguk dan memilih mengalah. "Gwenchana. Aku tahu kau sangat membenciku, aku sadar betapa brengseknya diriku saat itu, tapi kau harus tahu Jinny-ah, sekarang aku sudah berubah, aku berubah untukmu karena aku ingin kita bisa kembali bersama."

Memutar bola mata dengan jengah, Jinny membuka tasnya dan mengeluarkan sebuah earphone yang dia sambungkan pada ponselnya untuk mendengarkan musik.

Melihat lagi-lagi usahanya untuk meyakinkan Jinny kembali sia-sia membuat Hyunsuk hanya bisa menunduk dalam dengan hela napas panjang.

Baik Jinny maupun Hyunsuk, keduanya sama-sama tak sadar bahwa mereka mulai menarik perhatian teman-teman sekelas Jinny yang sudah mulai berdatangan. Termasuk si gadis berponi yang barusaja memasuki kelas.

Langkah Dita terhenti sesaat setelah dirinya melihat ada orang lain, lagi, di tempat duduk miliknya.

Sekarang apa yang harus dia lakukan?
Mengusir pria itu?
Beranikah dirinya?

Beranikah aku? Tanya Dita dalam hati, kemudian dia menggeleng pelan.

Menghela napas, akhirnya Dita pun berjalan mencari tempat duduk kosong yang sementara akan dia tempati.

Hampir seperempatnya tokoh Rapunzel berhasil Dita gambar namun Dosen yang dia tunggu-tunggu tak kunjung datang.

Secara kebetulan Dita dan Jinny sama-sama melihat alroji mereka.

"Apa menurutmu Im Songsaengnim tidak hadir hari ini?"

"Sepertinya begitu. Dia tidak biasanya terlambat seperti ini."

Ternyata mahasiswa lain pun mempertanyakan hal serupa seperti apa yang Dita pikirkan. Salah satu pria yang duduk di depan Dita terlihat sudah mengemasi barang-barangnya kembali kedalam tas.

"Yah! Kau mau kemana?" pria dengan tubuh tinggi tegap bertanya pada temannya yang sudah bersiap pergi.

"Tentu saja ke kantin, memangnya kau mau melewati jam kosong disini?"

"Shireo! Changkaman.." pria tinggi segera memasukkan komik yang sebelumnya dia baca kedalam tas sebelum menyusul temannya.

Dan satu persatu dari mahasiswa lain pun mulai meninggalkan kelas.

Dita mengambil keputusan yang sama.

Belajar di perpustakan merupakan ide terbaik yang melintas di pikirannya.

Sebelum meninggalkan kelas, dia menoleh sesaat kearah tempat duduknya dan secara kebetulan Jinny pun menoleh sehingga tatapan mereka bertemu, namun Dita segera mengalihkan pandangannya kearah lain dan bergegas pergi.

Saying I Love You (DxJ)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang