* Berkunjung

846 70 24
                                    

"Yakin nih gak mau ikut?"

Entah sudah berapa kali Dita mendengar Mavin menanyakan pertanyaan yang sama pagi ini, yang jelas Dita yakin jawaban Vanya akan tetap sama.

Dita masih menalikan tali sepatunya namun lewat ekor matanya ia dapat melihat sebuah gelengan kepala dari Vanya.
Sangat jelas bukan?
Gadis berambut pendek sebahu itu tetap kukuh dengan pendiriannya.

Dita yakin Vanya menolak bergabung jogging dengannya dan Mavin karena dia sudah mempunyai janji dengan temannya yang bernama Denise itu.

"Udah ayo Vin.. Vanya kan mau ada tamu." ajak Dita seraya mulai memasang earphone bluetooth di kedua telinganya, memilah sejenak lagu yang akan di putarnya melalui platform musik Melon yang baru di unduhnya beberapa hari yang lalu.

Mavin mengangguk lalu menoleh menatap Vanya. "Ya udah kalo gak ikut, tapi inget yah.. Jangan bikin rumah berantakan! Jangan berani masuk ke kamar gue! Dan yang paling penting, jangan makan eskrim gue yang di kulkas!!"

"Bawel lo kuya. Udah sono pergi ah.. Bikin badmood aja masih pagi juga." balas Vanya dengan dengusan di akhir katanya.

"LEPASKAN AKU!! APA KAU TIDAK MENDENGAR? LEPASKAN AKU!!"

Suara keras yang berasal dari rumah sebelah kiri akhirnya mencuri perhatian Dita, Mavin dan Vanya.

Ketiganya menoleh secara bersamaan dan mereka melihat gadis yang bernama Soodam mencoba melepaskan genggaman tangan ibunya.

"Jebal dengarkan Umma sayang.. Umma, Appa, kami menyayangimu. Semua yang kami lakukan semata-mata untuk masa depanmu." suara wanita paruh baya itu terdengar dalam dan bergetar.

Namun gadis yang bernama Soodam dengan wajah kerasnya nampak enggan memberikan waktu lebih lama pada wanita paruh baya untuk menjelaskan.

Dia berusaha menyentakkan genggaman ibunya lebih keras.

"Kubilang lepaskan aku! Biarkan aku pergi." pintanya. "UMMA!!" lanjutnya dengan nada membentak.

"YAHH LEE SOODAM!! JANGAN KURANG AJAR KAU!" pria paruh baya muncul di ambang pintu yang membuat genggaman sang ibu akhirnya terlepas.

"KAU DIAM SAJA, JANGAN IKUT CAMPUR!" saut ibunya menatap tajam pria paruh baya.

Soodam tertawa mengejek. "Aku kurang ajar? Kau bilang aku kurang ajar?" dia menatap tajam pria paruh baya yang tak lain adalah ayahnya. "LALU AKU HARUS MENYEBUT APA ORANG TUA YANG TIDAK PERNAH MENDIDIK KU DAN MEMPERHATIKANKU!!"

Setelah berkata demikian Soodam pun bergegas membuka pintu mobil.

"LEE SOODAMM!!" teriak tuan Lee. Namun Soodam sudah melajukan mobilnya keluar dari pekarangan rumah.

Dita menjadi orang pertama yang sadar.
Ia menyenggol Mavin dan Vanya secara bersamaan.

"Udah jangan di liatin terus, gak enak."

"Sorry Dit, kepo dikit." saut Mavin dengan terkekeh kecil.

Dita hanya menggelengkan kepala sebelum menatap Vanya. "Nya, di tinggal yah.."

"Okay, have fun yah.."

*****

Mobil yang Jinny kendarai berhenti tepat di depan sebuah rumah bertingkat dua.

Saying I Love You (DxJ)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang