Hari ini benar benar terasa menyebalkan bagi Ririn. Tidak seperti hari biasanya, kali ini entah apa yang salah pada diri Wirya hingga laki-laki itu selalu membuat Ririn kesal disetiap jam, kapanpun dan dimanapun. Padahal yang sedang pms itu Ririn tapi sikap Wirya yang sepertinya dalam mode 'senggol bacok' ini melebihi sikap wanita pms manapun.
Ririn berani sumpah rasanya ia ingin sekali me-give away kakak kandungnya itu saat ini juga.
Seperti sekarang, Wirya sedang duduk santai menonton TV dengan banyak makanan yang menemaninya. "Bangsat ngapain iklan sih?!! Lagi seru juga!" Ririn mengelus dada karena kaget.
Itu bukan umpatan pertama Wirya dalam hari ini. Kalau dihitung mungkin sudah ratusan kali. Mentang mentang tidak ada Ayah dan Bunda Wirya jadi bisa seenaknya.
Ririn duduk disebelah Wirya. "Bang minta dong." tangannya yang hendak mencomot makanan langsung ditepis reflek oleh sang pemilik
"Gak ya! Beli sendiri."
"Bunda gak masak, gue laper belum makan."
"Tinggal beli. Lo kan punya duit." acuh Wirya.
"Ya elah minta doang pelit amat." tangan Ririn beraksi lagi. Namun aksi Ririn tidak terlaksana sebab Wirya langsung memukul tangan Ririn kencang.
Ririn mendelik syok. Ia jelas kesakitan tapi rasa tak percaya bahwa yang baru saja memukulnya adalah Wirya lebih dominan.
Wirya sebenarnya juga reflek memukul Ririn, jujur ia tidak sengaja. Apalagi melihat wajah adiknya yang tidak bersalah malah menjadi sasaran kekesalannya membuat Wirya merasa tidak enak. Mau minta maaf tapi gengsi alhasil ia kembali acuh.
"Bang!! Lo tuh kenapa sih hah??!" Ririn berseru murka. Amarahnya yang sejak tadi ia pendam akhirnya pun keluar.
Ririn sebenarnya tidak masalah kalau kalau Wirya mau mengurung diri dikamar, keluar seharian lalu menghilang, makan terus sampai mati atau bahkan mau teriak seperti orang gila pun terserah. Tapi kesalnya Wirya itu tidak bisa ditebak.
Wirya bisa dengan mendadak memarahi seisi rumah. Ditanya ada apa tidak mau menjawab. Semua serba salah. Semua harus benar. Ririn jadi bingung Wirya kakaknya atau justru adiknya.
"Gue? Gak kenapa napa."
"Ngomong coba! Ngomong!! Kalo lo gak ngomong gue gak akan tau lo kenapa! Gue gak bisa baca pikiran lo!! Gak semua orang harus ngertiin lo!!"
"Dibilangin gue gak kenapa napa. Mending lo diem." Wirya berujar tanpa menatap Ririn, hanya fokus pada TV dan makanannya.
"Yang harusnya diem itu lo!!" Ririn berdiri, menunjuk Wirya dengan emosi. "Lo tuh sadar gak sih hari ini lo nyebelin banget? Semua kena marah sama lo, benda mati juga kena imbasnya. Bahkan gue!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rasa Manis | Jung Jaehyun
Teen FictionMencintai itu tidak mudah. Keputusannya untuk bertemu dengan seseorang yang selama ini bagaikan mimpi malah membawanya pada kesalahan yang besar. Kesalahan yang seharusnya tidak dia lakukan karena itu menentang takdir. "Lo gak boleh suka sama dia!" ...