hallo ayangie !
aku up cepet nih, mana votenya?
kondisi langit yang gelap membuat gadis itu khawatir, angin kencang dan kilat yang terus menyambar
"mati gue", gumam jean
dari kejauhan seseorang tanpa sengaja menatap jean yang terlihat jelas sedang gelisah sambil terus menatap keatas langit
orang itu melangkah kearah jean perlahan lalu menyentuh bahu gadis itu, "jean?"
spontan gadis itu menoleh dan mendapati haechan yang berdiri tepat disebelahnya,
"belom pulang?"
jean menghela nafasnya, "kalo gue udah pulang, lo gak akan ketemu gue disini"
cowok itu terkekeh kecil, "maksudnya kenapa gitu? gak ada barengan?"
jean terdiam sambil membuang tatapannya kearah lain, enggan untuk memberi anggukan namun gadis itu tau jika haechan adalah harapan satu-satunya
"tunggu disini sebentar", ujar haechan lalu pergi meninggalkan gadis itu
selang beberapa menit, haechan kembali tapi bersama dengan motornya. sesuai dugaan jean, cowok itu tidak akan menyia-nyiakan kesempatan seperti ini
tanpa aba-aba haechan memasangkan helm nya dikepala jean, jean masih tetap diam
"naik, lo mau dibawa om om?"
jean menggeleng kecil, haechan yang gemas spontan mencubit pipi kiri jean
"makanya, silahkan naik tuan putri"
jean menggigit bibir bawahnya, gadis itu masih ragu dan tidak bergerak
"je, lo boleh nolak perasaan gue kemaren. tapi kali ini jangan nolak ya? gue gak mau lo pulang sendirian dengan kondisi cuaca yang kaya gini", ujar haechan sambil menatap gadis itu hangat
jean akhirnya mengangguk kecil dan segera naik ke motor cowok itu, gadis itu meremat kecil jaket milih haechan untuk berpegangan
haechan melajukan motornya, perlahan-lahan menjauh dari kawasan sekolah mereka.
sepanjang jalan mereka sama-sama bungkam, sampai akhirnya-
suara petir yang menggelegar sekaligus hujan yang turun begitu deras membuat jean spontan memeluk haechan ketakutan
haechan mengusap lutut gadis dibelakangnya itu untuk menenangkan, "kita neduh aja ya"
mereka akhirnya memutuskan berteduh didepan sebuah minimarket, haechan memakaikan jaketnya pada jean begitu melihat jean yang menggosok telapak tangannya yang kedinginan
"masih dingin ya? sebentar—"
haechan masuk ke minimarket entah untuk apa, jean tidak tau. cowok itu kembali dengan dua gelas kopi panas ditangannya
haechan memberikan satunya untuk jean, "buat ngangetin badan lo"
jean tersenyum tipis, "makasih"
mereka meneguk kopi panas itu sedikit demi sedikit sambil menunggu hujan mereda,
"yang waktu itu, gak bisa lo pertimbangin lagi je?".
haechan baru saja membuang jauh-jauh egonya untuk menanyakan hal itu
gadis itu berdehem, "perasaan itu bukan main main chan.."
haechan menggeleng, "siapa bilang gue main main?"
"tapi semuanya juga tau kalo lo itu—", jean menghentikan kalimatnya
"—brengsek?", lanjut haechan
jean meneguk sisa kopinya sampai habis, membuang gelas kopi tersebut ke tempat sampah disamping mereka, tidak menjawab pertanyaan haechan sama sekali
haechan meraih kedua tangan gadis itu, menatap matanya dalam dalam, "je, gue bakal berubah demi lo. percaya gue ya?"
jean mengerjap kecil, gadis itu tau yang seharusnya ia lakukan adalah menolak haechan
"gue gak akan main-main lagi, karena dihati gue sekarang cuma ada satu perempuan, itu lo-jeanna".
hati jean seakan menghangat ketika melihat mata haechan, tatapan itu tulus, haechan gak bohong
"lo bisa buktiin?", tanya jean
haechan mengusap punggung tangan gadis itu, "kasih gue kesempatan, gue bakal buktiin kalo gue pantes milikin lo, je"
jean tersenyum beberapa detik lalu, "eh? hujannya udah berenti tuh"
haechan menatap langit dan mengangguk secepatnya, "yaudah yuk?"
tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗯𝗮𝗱 𝗯𝗼𝘆, 𝗵𝗮𝗲𝗰𝗵𝗮𝗻.
Teen Fiction❝I will make my self better, to deserve you❞. © leedemark