Setelah melalui perdebatan yang cukup panjang tadi pagi, Jean memutuskan untuk mengalah dan menuruti kemauan Haechan
Disini lah mereka sekarang, yang Jean sendiri gak tau rumah siapa yang jelas rumah ini keliatan kaya basecamp? mungkin. Haechan bilang dia mau ngenalin Jean ke temen temennya, Jean setuju tapi dengan syarat.
Haechan menggenggam tangan Jean, "yuk?"
Jean mengangguk kemudian mengikuti Haechan berjalan masuk kedalam rumah itu, diluar sih banyak motor yang parkir, dan Jean yakin itu motor milik teman-teman Haechan
"siapa nih, Chan?"
Haechan melirik Jean disebelahnya, "calon pacar"
Gadis itu spontan mencubit paha Haechan yang duduk disebelahnya, "gue pukul lo ya"
Haechan meringis sambil nyengir gak bersalah ke Jean. Seperti yang gadis itu tebak tadi, rumah ini salah satu rumah teman Haechan yang mungkin menjadi tempat mereka berkumpulKetika mereka asik mengobrol, mabar dan semacamnya, datang seseorang dari dalam. Cowok itu duduk tepat didepannya dan Haechan
"ini yang namanya Jean?", kata cowok itu sambil menatapnya, nametag diseragamnya bertuliskan Jaehyun, yang Jean tau pasti dia ini kakak kelasnya. Haechan juga menyebutkan namanya sebelum datang kesini, katanya mau kerumah Jaehyun
Jadi ini rumah kak Jaehyun?
Haechan mengangguk, "Iyaa, jangan diliatin, ini punya gue"
"tch, jadian juga belom kan?" celetuk Jeno
Haechan menatap Jeno tajam, "terus kalo belom jadian kenapa? mau nikung?"
"kalo gue ditawarin cewek kaya Jean, gue mau lah" balas Jeno lagi
Haechan melipat lengan bajunya, menantang Jeno dengan tatapannya. Jeno gak mau kalah dengan membalas tatapan Haechan
Jean menarik ujung seragam Haechan, mengisyaratkan cowok itu untuk berhenti meladeni bercandaan Jeno
"dia melototin gue, jadi gue harus melototin dia balik" , kata Jeno
"melotot apaan? itu lo merem, Jen"
Semua tertawa mendengar ejekan Haechan soal mata Jeno yang kecil, begitupun Jean ikut tertawa. Bahkan Jeno sendiri ikut tertawa mendengar guyonan Haechan
•••
"Chaan".
Jean menarik ujung seragam Haechan, membuat sang pemilik menoleh, "kenapa Je? mau pulang?"
Jean mengangguk, "udah sore"
Haechan mengusap puncak kepala gadis itu, lalu mengangguk untuk menepatinya janjinya pada Jean agar mengantarnya pulang sebelum gelap
"peluk, Je"
Jean menggeleng, "Engga. Lo modus"
Haechan terkekeh pelan, "bukan modus, Je. gue cuma gak mau lo jatoh nanti"
Ucapan cowok itu ada benarnya, Jean tau persis kalo naik motor sama Haechan itu mengancam keselamatan. Kali ini, Jean menuruti permintaan Haechan
tangannya melingkar diperut Haechan, membuat cowok itu tersenyum diam diam. Hal ini agak canggung untuk mereka, karena biasanya Jean selalu menolak dengan kasar
"Chan" .
Haechan memundurkan kepalanya sedikit untuk mendengar Jean, "Hm?"
"Udah berapa cewek yang lo bawa kesana?"
"Hahahaha"
Jean mengerutkan dahinya, "ook ketawa sih? serius tau"
"Gapapa. lucu aja pertanyaan lo"
Jean mendengus kesal, "jadi, udah berapa cewek?"
"banyak".
Jean udah menduganya, "berapa?"
"Satu. Namanya Jeanna Senandika".
"bohong"
"beneran"
"bohong"
Haechan tertawa geli, "gua akan ngenalin cewek sembarangan ke mereka, Je"
Beruntungnya, Haechan gak bisa menyadari semburat kemerahan dipipi gadis itu. Jean kayanya mulai jatuh cinta sama Haechan
Setelah hari itu, saat Haechan mengantar gadis itu pulang saat hujan turun, Haechan mulai membuktikan perkataanya, hari demi hari
Jean belum pernah lagi melihat cowok itu dekat dengan cewek lain, Haechan meninggalkan semua cewek cewek itu dan fokus padanya
Disaat yang bersamaan, Jean membuka hatinya untuk Haechan, berharap cowok itu gak akan mengecewakannya setelah dia benar benar jatuh cinta
"Je, kok diem?"
Jean menggeleng cepat, "Chan, lo gak akan ngecewain gue kan?"
Haechan mengusap tangan Jean yang masih melingkar diperutnya, "percaya gue ya?"
Jean mengangguk sambil mengeratkan pelukannya.
tbc
kalo mau up cepet, vote yuk ( ◜‿◝ )
aku agak buntu, ada yg mau request scene ngga?
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗯𝗮𝗱 𝗯𝗼𝘆, 𝗵𝗮𝗲𝗰𝗵𝗮𝗻.
Teen Fiction❝I will make my self better, to deserve you❞. © leedemark