Prolog

160 21 2
                                    

Perjodohon sering di lakukan di kalangan keluarga kaya dan terpandang, hal itu sudah lumrah untuk mereka lakukan. Bisnis.

Bisnis yang memiliki banyak arti.
Namun bisnis acuan pertama mereka untuk menjadikan alasan yang sangat klise bagi anak-anak yang terjerat dalam pusaran orangtua.

Pria mapan, karir memuncak dan visual tidak perlu di ragukan lagi, plus banyak di kagumi kaum hawa. Siapa yang tidak mau dengan pria seperti itu?

Wanita lajang yang super aktif di usia mudanya, siapa yang nyangka akan dijodohkan dengan pria yang terpaut usia delapan tahun lebih tua. Dengan karir yang sedang ia rinti bersama teman the geng-nya harus terhenti.

Dia bukan dari kalangan bawah seperti cerita novel kalian baca, jika perjodohan si kaya dan si miskin. Atau si kaya dengan si kaya, tapi perjodohan ini di lakukan dengan bisnis perjanjian konyol yang di lakukan kedua kakek mereka.

Merasa persahabatan mereka akan terus berjalin dari anak sampai ke cucu. Kekuatan pertemanan yang di lakukan oleh kedua kakek mereka akan menjadikan seseorang terkena imbasnya.

" Lakukan seperti apa yang sudah kami janjikan di saat kami masih muda " - Ucap kakek Lee begitu saja tanpa memikirkan perasaan seorang wanita muda yang diam memandang bunga melati di dalam cawan berisi air panas.

Dengan rasa takut dan gugupnya memotong pembicaran para orangtua, wanita itu memberanikan diri bertanya.

" A-apa aku boleh bertanya? " gugupnya yang masih memandang teh melati di hadapannya. Semua menuju kepada dirinya.

" Apa aku di perbolehkan berkerja di saat aku sudah menikah? " tannyanya dengan rasa takut yang datang menyelimutinya tiba-tiba.

" Boleh " - jawab pria yang duduk di hadapannya.

" Asalkan kau tidak memiliki anak, aku tidak ingin nantinya kau kelelahan karena mengurus keluarga dan pekerjaanmu " sambungnya lagi yang terus melihat wanita itu tertunduk memandangi secangkir teh melati miliknya.




- 형수 -

형수 [ Hyeong-su ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang