"Je, mau bareng?"
"Nggak, gue nunggu kak Sehun," Sejeong tersenyum tipis.
"Oh yaudah, duluan ya!"
Sejeong hanya mengangguk sembari melambai-lambaikan tangannya. Kemudian terus-menerus melihat jam tangannya dengan cemas.
Ini sudah hampir malam. Sudah dua jam ia menunggu di depan pagar sekolahnya. Namun sosok yang ditunggu tak kunjung datang.
Sebut saja Sehun fahreza, lelaki yang baru beberapa bulan menjalin hubungan dengannya.
Usia mereka terpaut dua tahun. Saat itu Sejeong duduk di kelas dua bangku SMP. Sedangkan Sehun satu SMA.
Ia khawatir sesuatu terjadi. Karena gadis berambut sebahu sudah berkali-kali mencoba menelepon Sang kekasih. Namun sayang, tidak ada satupun panggilan yang terjawab.
"Kak Sehun kemana?" Lirihnya sambil mencoba menghangatkan diri di cuaca yang sudah mulai dingin.
Tin!
Sebuah suara mengalihkan perhatiannya. Ia mendapati seorang lelaki tampan yang mengendarai sebuah motor.
Bukan. Itu bukan Sehun.
"Je, maaf. Kak Sehun gabisa jemput. Sakit mamanya tiba-tiba kambuh," penjelasan yang baru keluar membuatnya terkejut.
Bukannya bulan lalu penyakit ibunda kekasihnya sudah dinyatakan sembuh?
"B-beneran?"
"Iya, ayo gue anter."
.
.
."Sejeong, maaf ya. Gara-gara Tante Sehun ga bisa jemput kamu," wanita paruh baya yang terkulai lemas di bangsal rumah sakit tersenyum lemah. Sambil mengusap pelan kepala gadis di sampingnya.
Gadis yang lebih muda mengangguk pelan, "nggak apa-apa tante, lagian seje juga udah dijemput kan?"
Wanita berusia setengah abad tersenyum samar. Dari dulu ia sangat menyukai sifat dewasa dari gadis yang masih belia tersebut.
Saat mengetahui bahwa putranya dan putri teman dekatnya menjalin hubungan, ia sangat senang. Berbanding terbalik dengan ibu Sang gadis.
Ia tak pernah menyetujui hubungan putrinya dengan alasan usia putrinya yang masih terlalu muda untuk menjalin sebuah hubungan.
Sehingga akhirnya mereka berdua memilih berpacaran secara sembunyi-sembunyi.
"Je, maaf ga ngabarin. Hp kakak lowbat," ucap Sehun tiba-tiba.
"Nggak apa-apa kak."
"Je, udah jam setengah tujuh," Sejeong menoleh ke arah lelaki yang seumuran dengannya. Lalu mengangguk paham.
"Yaudah ya, tante. Seje pulang dulu, takut mama khawatir."
"Iya, hati-hati ya."
.
.
."Je, lo beneran masih mau backstreet?"
Gadis yang lebih pendek mengangguk, membuat sang lelaki tersenyum sangat tipis.
"Hati-hati, jangan sampe ketahuan," ia mengusak rambut teman dekatnya.
"
Yaudah, gue pulang dulu." Daniel mengenakan helmnya, lalu menyalakan motor.
"Makasih ya, hati-hati."
Gadis cantik itu melambai-lambaikan tangannya sembari menatap lelaki yang sosoknya mulai hilang.
"Maaf, niel. Sekali lagi maaf udah bikin lo sakit hati untuk yang kesekian kalinya," lirihnya.
[Sehun - Sejeong - Daniel ✓]
AHAHA GAJELAS
Ini permohonan maaf
karena tgl 28 mau up
special part ultahnya
Sejeong tapi gajadi yhaaDah gitu aja
Maaf kalo gajelas+pendek
KAMU SEDANG MEMBACA
fakestagram; 96line ✔
Fiksi Penggemar𝐅𝐚𝐤𝐞𝐬𝐭𝐚𝐠𝐫𝐚𝐦 & 𝐜𝐡𝐚𝐭𝐫𝐨𝐨𝐦 𝐖𝐚𝐫𝐧𝐢𝐧𝐠! •𝐡𝐚𝐬𝐡 𝐰𝐨𝐫𝐝 •𝐛𝐚𝐡𝐚𝐬𝐚 𝐧𝐨𝐧 𝐛𝐚𝐤𝐮 start: Januari 2020 end: September 2020 © neococonut cover by -letmebeyoursky