"Assalamu'alaikum... " ucap Dinda, dia bertamu ke rumahnya Bu Sumi untuk berlebaran.
"Wa'alaikumussalam... eh Dinda, sini masuk Nak." jawab Bu Sumi
"Minal Aidzin wal faizin Bu Sumi, saya mau minta maaf pasti saya banyak salahnya." kata Dinda
"Sama-sama Nak, yang tua begini juga banyak salahnya. Sini-sini duduk dulu"
Kemudian Bu Wino kemali ke ruang tamu rumah Bu Sumi sehabis dari kamar mandi
"Eh ada nduk Dinda, minal aidzin wal faizin ya" ucap Bu Wino.
"Iya Bu, maafin saya juga pasti saya banyak salah sama Bu Wino. Eh ngomong-ngomong Bu Wino kok bisa pulang? Tante saya katanya ndak bisa pulang soalnya daerah rumahnya kena PSBB" tanya Dinda
"Di daerahku juga kena PSBB nduk, tapi tak bela-belain pulang kasian orang tuaku di desa" jawab Bu Wino dengan sedikit sinis.
"Nah... iya Bu Wino ini pinter sekali nduk bisa ndak ketauan kalau pulang ke desa meskipun di daerahnya juga PSBB. Tantemu itu lo kok ya tega sekali Lebaran gini malah ndekem di kota." Sahut Bu Sumi.
"Hehe... bukan gitu Bu, selain karena PSBB, keluarga saya juga khawatir kalau nanti Tante Aminah dikarantina di gedung Sekolah. Soalnya gedungnya lo sedikit angker Bu, pulang ke desa bukannya seneng malah kena karantina, jadinya Tante saya di betah-betahin ndak pulang dan terpaksa Lebaran lewat Video Call WhatsApp." Jawab Dinda sopan.
"Ini desamu memang yang alay. Orang kita ndak kenapa-kenapa kok di karantina. Memang keminter desamu itu nduk." Jawab Bu Wino
"Ya mau gimana lagi bu, sudah himbauan dari pusat begitu. Desa kami juga hanya mengikuti perintah saja" Jawab Dinda
"Ya kalau gitu Tantemu itu yang kurang pinter. Ya ngga Bu Sumi?"
"Iya, bener kata Bu Wino nduk Dinda." Jawab Bu Sumi
"Nanti bilang ke Tantemu ya nduk tak kasih cara biar bisa lolos PSBB." Kata Bu Wino sedikit berbisik. "Berangkatnya pagi-pagi banget, jam-jam habis sholat subuh gitu. Jangan lupa juga Tantemu suruh bilang ke tetangganya biar nanti kalau ada petugas survey suruh bilang kalau lagi pergi sebentar nanti sore juga pulang. Tetangga di desaku itu solid-solid, saling melindungi biar di komplek kalau ada yang mudik ngga ketauan. Ngerti nduk?' ucap Bu Wino.
"Hehe iya Bu, nanti saya bilang ke Tante Aminah" jawab Dinda sambil senyum segan untuk menghargai.
Dinda sebenarnya sangat menghormati Bu Wino karena sebenarnya beliau adalah sosok yang penyayang dan dermawan. Namun yang perlu disayangkan apabila Bu Wino sudah dipertemukan dengan Bu Sumi ya jadinya seperti itu. Dinda sebagai orang yang lebih muda dari mereka hanya bisa tersenyum maklum dan berusaha untuk tetap menghargai serta menghormati Bu Wino dan Bu Sumi. Dinda berharap masih ada manusia-manusia lain yang lebih bisa berkompromi di setiap kondisi dan situasi. Semoga....
End
KAMU SEDANG MEMBACA
SAMBANG
Short StoryBu Wino adalah seorang warga yang tinggal di daerah perkotaan. Sebagaimana stigma yang ada di masyarakat bahwa orang kota dianggap lebih modern dan lebih tau dalam segala hal sedangkan orang yang tinggal di desa dianggap kuno dan ketinggalan jaman...