"Saya pernah bilang kalau tuhan memang menakdirkan kamu untuk saya mau kamu menolak mau kamu pergi menghindar ataupun ada lelaki lain yang memperjuangkan mu sekeras apapun, Kamu tetap akan jadi milik saya"
*
*
*
*
ᴠᴀɴʏᴀ sᴇᴏʀᴀɴɢ ᴡᴀɴɪᴛᴀ ᴄᴀɴᴛɪᴋ ʏᴀɴɢ ᴛ...
"Huaammm" Vanya terbangun dari tidurnya saat alarm berbunyi memenuhi sudut kamar.
Ia langsung bergegas mandi. Setelah itu ia bersiap untuk berangkat sekolah. Ditatapnya sebuah kotak dengan ragu ia mengambil kotak itu dan juga sebuah surat.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(001|Gambaran isi kotak)
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(002|Gambaran Surat)
"Gue kasih jangan yah" Vanya masih belum berangkat ke sekolah nya ia masih dibingungkan dengan kotak berisi makanan dan juga sebuah surat.
"Kasih jangan" Berulang kali ia mengucapkan kata yang sama sembari bulak balik tak jelas.
Tanpa mengucapkan apapun ia langsung bergegas meninggalkan kos an nya lalu pergi ke sekolah.
"Sen" Teriak seorang wanita tua dari arah dapur.
"Sennn" Teriaknya lagi.
"SENA BANGUN......" Teriaknya lagi sembari pergi ke kamar anaknya.
"Lima belas menit lagi bunn"
"Gak ada lima belas menit lima belas menit sekarang bangun atau bolu kamu ibu ancurin lagi."
Mendengar itu seketika Sena terbangun "Jangan dong bun masa bunda ancurin bolu yang udah bunda buat dengan kerja keras mulu" Ya jadi dulu Bunda Aksena atau lebih sering di sebut Bunda Sena ini pernah menghancurkan bolu ulang tahun buatannya sendiri karena sang putra yang berulang tahun malah tak pulang ke rumah dan malah memilih berpesta dengan teman temannya.
"Yaudah bangun"
"Iya iya ini Sena udah bangun tuh" Ucap Sena dengan tubuh yang sudah berdiri tegap namun mata masih tertutup rapat.
"Bangun yang bener Sena matanya dibuka" Titah sang bunda. "Selamat ulang tahun putra semata wayang bunda, bunda berharap di umur mu yang saat ini kamu bisa berubah yah nak" Lanjut sang bunda seraya mencium kening putra kesayanganya.
SMAN 3
06.30
"Raf, Sena mana?" Tanya Vanya pada Rafta teman Sena.
"Tadi sih gua liat dia pergi ke kelas IPA–2"
"Ohh oke thanks byee"
"hmm"
Vanya pun berlari ke kelas IPA–2 dan setelah sampai ia mulai mengatur nafasnya juga membetulkan penampilan nya dan saat dirasa sudah rapih dan cantik ia langsung masuk ke kelas itu tanpa ragu.
Cklek
Dilihatnya Sena sedang duduk dan merangkul seorang wanita berkacamata. Vanya terdiam bingung tak mengerti apa yang sedang terjadi saat ini.
"Apapun penjelasan nya apa pun jawabannya gue harus tetep ngasih kado ini"—Batin Vanya.
"Selamat ulang tahun" Ucap Vanya sembari memberikan kotak kadonya dan juga surat.
"Ehh thanks Vann" Jawab Sena.
"Hmm yaudah kalau gitu gua pergi dulu" Pamit Vanya lalu pergi meninggalkan Sena tapi sebelum itu ia menatap lama gadis berkacamata yang sedang duduk bersama Sena tadi.
Lapangan
15.15
"Vanya..." Panggil Sena.
"Gini gua mau ngomong sama lu"
"Duduk" Jawab Vanya. Mereka pun duduk dibawah pohon besar dipinggir lapang.
"Oke gue mau to the point sama lu, Lu serius suka sama gue??"
"Menurut lu" Jawab Vanya santai.
"Serius mungkin"
Vanya tersenyum kecil lalu menatap Sena "Gue bukan orang yang gampang jatuh cinta dan gue juga gengsian orangnya jadi kalau gue udah nyatain cinta duluan itu artinya gue serius" Ucap Vanya dan Sena pun terdiam.
"Tapi semua yang udah gue siapin percuma kan, lu udah jadi milik orang lain dan lu gak akan bisa balik rasa ke gue" Lanjutnya.
"Gak kok lu masih bisa, ya karena gue juga sebenernya gak suka sama Agata gue nembak dia cuman dare doang" Jawaban Sena membuat Vanya terkejut.
"Lu gila" Entah kenapa Vanya malah marah mendengar jawaban Sena itu.
"Ya gua terpaksa soalnya temen gua ngancem yang enggak enggak tapi lu jangan khawatir ini gak akan lama kok setelah temen gue ngasih intruksi buat berhenti macarin dia gue bakal pergi ninggalin dia dan sama lu"
"Segampang itu lu bilang kayak gitu?! Lu gak mikirin perasaan cewek lu gitu"
"Alah dia kan cuman dare doang"
Vanya bingung ia merasa kasihan pada Agata si gadis lugu tadi tapi ia juga ingin bahagia bersama orang yang ia cinta.
"Yaudah gue ngikut lu, Jadi sekarang kita gimana" Dan akhirnya itulah kepitusan Vanya.
"Kita yang teman seperti biasa sampai nanti dare nya selesai baru deh kita pacaran gimana?"
"Hmm gue ikut" Pasrah Vanya.
'Gue gak pernah mau ada diposisi gantung kayak gini'—Vanya
~•tbc•~
^Bahasa Kadang baku kadang Ga ^Nama tempat hanya penghidup imajinasi ^Dan tokoh juga sebetulnya kalian bisa bangun sendiri wajah tokoh dalam imajinasi kalian tak perlu berpaku pada tokoh disini ^jikalau ada typo dan bahasa kasar di maafkan yah
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.