Tittle:Naravit
Kelas IPS-3
06.45
"Woy" Sapa Alena pada Vanya yang nampak tengah cemberut sembari duduk.
(004|Gambar tokoh Alena)
"Berisik sat" Dijawabnya kasar oleh Vanya.
"Galak bener kenapa sihh galau ye" Tak ada jawaban hanya delikan yang diberikan Vanya pada Alena.
"Len" Panggil Vanya.
"Paan"
"Kalau lu suka sama temen lu sendiri tapi dia udah punya doi tapi lu udah terlanjur cinta terus udah terlanjur nembak tapi lu di gantung terus lu nya mau aja di gantung itu gimana tuh?lu bakal tetep mau digantung apa tinggalin?" Tumben seorang Vanya mau curhat kepada teman lemotnya ini.
"Bentar mikir dulu, gue kurang paham"
"Ah salah gua cerita sama orang bego kek elu"
"Ohh gua ngerti, Emang sape yang kek gitu?" Bukan jawaban yang di terima Vanya melainkan pertanyaan.
"Au ah njir malah nanya"
"Yeuu kalau menurut gue yah kalau gue ada diposisi itu ya gue mending cari cowok lain lah daripada di gantung dalam friendzone kan double sakitnya" Tak ada jawaban lagi dari Vanya ia hanya melamun entah melamunkan apa.
Ting
Ponsel Vanya berbunyi dengan segera Vanya membuka notif ponselnya.
Lapangan16.15
"Hey" Sapa Sena pada Vanya yang kini tengah berdiri di pinggir lapang.
"Makasih yah udah dateng"
"Hmm" Jawab Vanya seadanya dan mulai duduk di salah satu kursi yang berada di pinggir lapang.
"Tungguin sampe beres yah nanti kita pulang bareng gue ada surpise buat lu"
"Iya"
"Yaudah gue kelapang dulu ya udah mau mulai tuh" Sena pun berlari ke lapang meninggalkan Vanya yang matanya tertuju pada sosok lelaki tampan yang tadi sempat mencuri pandang kearahnya.
Latihan hari ini lebih lama dari biasanya sudah 3 jam mereka berlatih basket namun sang pelatih tak kunjung memberi isyarat berhenti dan pulang. Dan Vanya mulai bosan, Vanya pun memutuskan untuk pergi sebentar mencari minum.
5 menit Vanya langsung kembali dan dilihitnya lapangan yang sudah kosong dan tak ada lagi siapapun disana.
Vanya pun mengambil ponselnya dan mulai men chat Sena atau sesekali ia menelpon namun tak ada jawaban dari Sena meski ponselnya sedang dalam keadaan aktif.
"Nyari Sena yah?" Tanya seorang lelaki berbaju hitam dan wajah tertutupi masker putih yang kini sedang ia buka.
"Hmm lo tau kemana Sena?" Bukan jawaban yang diterima Vanya tapi...
"Kenalin nama saya Naravit teman dekat saya biasa manggil Nava kalau teman biasa suka manggil saya Ravi tapi kalau buat kamu boleh panggil saya hubby atau seenggaknya sayang deh" Ucap lelaki itu mengulurkan tangannya tanda perkenalan.
'Ni cowok gila kali yah gua kan nanyain kemana Sena bukan mau kenalan sama dia'—Batin Vanya.
"Gue nanyain Sena kemana bukan mau kenalan sama lu"
"Alangkah baiknya sebelum memulai perbincangan dengan orang yang tak dikenal kita berkenalan terlebih dahulu"
"Tapi gue gak mau berbincang bincang sama lu gue tuh cuman nanya Sena kemana apa ribetnya sih tinggal jawab kenapa harus pake kenalan segala" Kesabaran Vanya habis.
"Bertanya sama dengan berbincang bagi saya jadi kalau kamu tak mau berkenalan dengan saya, saya gak mau ngasih tau kemana perginya Sena"
"Ah ribet" Dengan terpaksa Vanya menerima uluran tangan Nava "Rafaizela Vanya Amerta"
Nava tersenyum manis "Nah gitu dong, eits jangan lupa senyum" lagi dengan terpaksa Vanya tersenyum mengikuti perintah lelaki dihadapannya itu.
"Sekarang Sena nya kemana?" Tanya nya sembari melepas uluran tangan tadi.
"Tadi pas kamu pergi pacarnya datang terus mereka pergi deh berdua"
'Hah? Pacarnya? Agata? Gila, Sen lu tuh udah janji sama gue gue udah nungguin lu disini dan lu bahkan gak pamit sama gue'—Batin Vanya.
Tanpa basa basi Vanya langsung pergi meninggalkan Nava dengan raut wajah kesal.
Nava pun menaiki dan menyalakan motornya ia pun berjalan ke arah Vanya.
"Mau pulang bareng saya?" Tak ada balasan dari Vanya ia hanya menatap Nava lalu kembali berjalan dan tak memperdulikan Nava.
"Yasudah kalau kamu tak mau pulang bersama saya" Teriaknya pada Vanya yang kini sudah berjalan cukup jauh namun suaranya yang keras masih cukup terdengar.
"Saya janji esok saya akan berada di depan kosan mu dan mengantarmu kesekolah" Lanjutnya lagi namun sepertinya Vanya tak dapat mendengar itu.
Setelah itu Vanya pun pulang dengan rasa kesalnya sedangkan Nava ia pulang dengan rasa bahagianya.
~•tbc•~
^Bahasa Kadang baku kadang Ga
^Nama tempat hanya penghidup imajinasi
^Dan tokoh juga sebetulnya kalian bisa bangun sendiri wajah tokoh dalam imajinasi kalian tak perlu berpaku pada tokoh disini
^jikalau ada typo dan bahasa kasar di maafkan yah
^maafkan kalau ada pict yang kurang jelas dan buram biasa hp kentang yang suka gak bisa diajak kompromi dan kalau ada pict yg berfilter itu gunanya untuk mengurangi sedikit keburaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Naravit
Teen Fiction"Saya pernah bilang kalau tuhan memang menakdirkan kamu untuk saya mau kamu menolak mau kamu pergi menghindar ataupun ada lelaki lain yang memperjuangkan mu sekeras apapun, Kamu tetap akan jadi milik saya" * * * * ᴠᴀɴʏᴀ sᴇᴏʀᴀɴɢ ᴡᴀɴɪᴛᴀ ᴄᴀɴᴛɪᴋ ʏᴀɴɢ ᴛ...