Kepergian seseorang memang sangat menyayat hati, terlebih itu orang yang kita sayangi.
Seperti hal nya dengan Elina sudah tiga tahun yang lalu atas meninggalnya Abang tersayang bernama Ervan Dirga Putra Winston. Putra pertama dari pasangan Abara Winston dan Elisa Putri Winston.
Elina yang biasanya ceria, sekarang lebih banyak diam. Merenung dan selalu bertanya apakah ini benar kecelakaan atau ada hal lain? Selalu saja ketika melamun teringat kebersamaan nya bersama Ervan. Maupun kebersamaan nya bersama Ervan dan Arvan.
"Dek, ayo makan siang dulu," ajak Arvan- Abang kedua Elina.
Elina yang tadi nya duduk melamun, tersadar dari lamunan nya dan menoleh menatap Arvan dengan mata yang berkaca-kaca.
Arvan langsung menarik Elina dalam pelukan nya dan mengerti. Saat itu juga tangis Elina pecah. "Udah. Bang Ervan juga gamau lo nangis gini, Lin," ucap Arvan menenangkan. Dalam dekapan Arvan, Elina mengangguk dan mengusap air mata nya.
"Lo makan, ya, Ayah sama Bunda udah nungguin lo dari tadi," ajak kembali Arvan pada adiknya.
Arvan berdiri dan menarik tangan Elina dengan pelan dan segera untuk makan siang, karena kedua orang tua nya juga sudah menunggu.
☠☠
"Lin, lo yakin?" tanya sang Ketua untuk meyakinkan.
Elina menatap dengan tajam seolah dia sedang di remehkan. "Lo gak percaya sama gue?"
Pria itu yang disebut Ketua itu menghela napasnya, "Bukan nya gue gak percaya sama lo, tapi gue khawatir sama keselamatan lo,"
"Gue bisa jaga diri." jawab Elina dengan yakin.
Rangga mendekat ke arah Ketua nya dan menepuk pundak pria itu. "Elina bisa, Yo, percaya deh,"
Tak lama dengan adanya keyakinan seperti itu sang Ketua pun mengangguk. Elina pun tersenyum. "Gue percaya sama lo." ucap nya pria itu.
"Tapi disini gue gamau di publish untuk saat ini," pinta Elina.
Mereka yang mendengarkan pun mengerti dengan situasi dan kondisi yang sedang dialami Elina.
"Gue ngerti."
"Mungkin beberapa hari atau beberapa hari minggu kedepan gue mau di publish tapi untuk di disini dulu." ucap Elina. Rangga yang didekat nya mengelus kepala Elina dengan sayang. "Apapun kemauan lo, kalau itu yang terbaik buat lo, disini akan selalu dukung lo."
Saat ini mereka berada diruang privat yang ditempati oleh anggota inti saja.
"Gue mau pulang." pamit Elina dengan beranjak dari duduk nya.
"Kok pulang, Lin. Nanti aja bentar lagi," protes Ucup. Karena dia pun masih ingin bersama Elina.
"Tau lo, masih sore ini." tambah Riko ikut protes.
Elina terkekeh pelan dan menggeleng. "Masih sore dari mana lo! Udah malem begini."
"Maklum, Lin, matanya tertutup oleh kegelapan akhlak nya sendiri." ujar Ucup.
Dengan kesal Riko menggeplak kepala Ucup. "Ngaca! Lo apalagi semua nya hitam penuh dengki sama gue!" balas nya tak mau kalah.
"Ngadi-ngadi nih anak dakjal!" ujar Ucup kesal.
Yang lain hanya menatap kedua malas. Sudah biasa hal kecil saja di ributkan.
"Ayo, Lin! Gue anter, udah malem nanti biar Abang lo nggak mikir macem-macem." ajak Rangga pada Elina.
Elina pun mengangguk. Setelah berpamitan Rangga pun mengantarkan Elina pulang. Dengan yang lain nya pun melanjutkan untuk bermalam di Markas.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELINA
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM BACA!! Jangan plagiat! Plagiat dosa lho! Ini cerita tentang Elina Putri Aurora gadis cantik bak dewi yunani. Menyimpan segala rahasia hidupnya dari orang lain. Bertemu dengan cowok saat kejadian malam itu. Dan mereka disatukan d...