Happy readingg😗
...
Kring.. Kring.. Kring..
Bunyi bel menggema dipenjuru sekolah, seketika murid disekolah ini keluar dari kelas seperti orang kelaparan.
"Baik anak-anak kita lanjutkan minggu depan, kalian boleh istirahat." Setelah Ibu Susi keluar, orang-orang pun menuju di surganya sekolah apalagi kalau bukan kantin namanya. Ada yang masih membereskan alat-alat tulis nya.
"Haii gue Rara Afreda. Rara salam kenal ya!" gadis dengan rambut kuncir kuda itu memperkenalkan sembari tersenyum.
" Haii gue Ninis Anindya. Ninis! " lanjutnya gadis dengan rambut sebahu itu.
"Kenalin gue Hesi Kazumi. Hesi!"
"Gue Dinda Cenora. Dinda!"
Itulah ke empat gadis cantik yang sedang memperkenalkan diri. Dengan tidak langsung mengajak ke dalam circle nya.
Elina tersenyum dan mengangguk. "Gue Elina." sahut Elina melihat empat orang didepannya.
"Kita udah tau kali Lin! 'Kan tadi lo udah kenalan didepan," Rara menjawabnya dengan kekehan pelan.
"Ayo Lin! Kita ke kantin, pokoknya lo harus nyobain basonya mang Rudi yang debest banget!!" ajak Hesi dengan semangat.
"Beneran nih gapapa gue ikut kalian?" tanyanya dengan ragu.
"Ya.. Gapapa dong, malah kita tambah seneng nambah personil cewek cantik ya gak?" tanya nya kepada yang lain. Dan yang lain menjawabnya dengan anggukan kepala bersama.
"Yaudah ayo!" sahut Elina dengan senangnya bisa berteman dengan ke empat gadis itu.
☠☠
Mereka berjalan berlima, saat di koridor mereka menjadi pusat perhatian banyak yang mengagumi mereka apalagi kaum adam.
Mereka bercanda dan tertawa, ralat mungkin hanya mereka berempat. Elina? Dia hanya tersenyum melihatnya.
"Astagfirullah mereka cantiknya kelewatan!"
"Calon-calon istri gue tuh!"
"Dihh ngaku-ngaku lo!"
"Syirik aja lu!"
"Gila sih gue bisa cuci mata tiap hari ini mah!"
"Ehh.. itu bukanya murid baru yah? Cantik amat tuh orang!
Mereka terus berjalan menghiraukan orang lain yang membicarakan terang-terangan dihadapan mereka.
"Ehh.. Lin lo gak usah dengerin mereka yahh emang gitu sikapnya kalau ada yang bening sedikit aja," ucap Ninis gadis itu yang berjalan di belakang dengan Elin.
"Gapapa kok gue udah biasa kaya gitu, disekolah lama gue juga gitu." balas Elina dengan kekehan pelan.
Tak terasa mereka sampai di kantin yang ramainya naudzubillah maklumlah jam istirahat.
"Hes! Sana pesenin kita bakso aja semua biar gak ribet lo nya!" suruh Ninis dengan seenak jidat.
"Enak aja lo main suruh-suruh! Lo aja sana yang pesen gue mah mau duduk cantik!" jawab Hesti tidak terima dengan menggibaskan rambutnya.
"Yaudah sini gue aja yang pesen nungguin kalian sampe lebaran monyet juga gak bakalan selesai. Din, lo yang beli minumnya!" kata Rara menengahi mereka.
"Oke siapp!!" Jawab Dinda dengan melangkah ke stan penjual minuman.
Rara dan Dinda pergi membeli makanan dan minuman. Elina gadis itu melihat seisi kantin yang ramai. Yang dipenuhi murid dari berbagi kelas.
"Ehh anjir itu kenapa lo foto gue! Mana guenya jelek lagi! Lo kalau mau foto gue bilang dong! Biar nanti 'kan gue gaya dulu!" sewot Ninis dengan mata yang menajam saat melihat fotonya ada di hp Hesi.
"Dih sapa juga yang mau foto lo! Lo aja jelek kaya pantat panci!" kata Hesi dengan puas melihat wajah Ninis yang masam.
"Sembarangan kalo ngomong! Cantik gini dibilang pantat panci, lo tuh kembarannya monyet sana luh pergi ikut sama spesis lo di hutan!" balas Ninis dengan seenaknya, emang kalo ngomong gak di filter dulu. Gak ada akhlak emang si Ninis.
Elina yang melihatnya hanya geleng-geleng kepala menyaksikan perdebatan temannya itu.
"Lo kalau mau foto sama gue hayu jangan diem-diem gitu, bilang aja sih kalo lo itu ngefens berat sama gue!" lanjut Ninis dengan PD-nya.
"Dihh najis! Gue ngefens sama lo gak ada kerjaan!" balasnya dengan nada tidak terima.
Sebelum pertengkaran itu berlanjut lagi Rara dan Dinda kembali dengan bakso dan minuman es jeruk yang dibawakan Rara dan Dinda.
Rara yang melihat kedua temannya yang gesreknya minta ampun:v menatapnya dengan kesal.
"Alah sok-sokan gitu padah-" ucapan Ninis terpotong kala si Rara menyelanya dan menatap keduanya dengan tajam.
"Berisik lo pada! Dimana-mana kerjaannya berantem mulu herman gue sama lo pada!" ucap Rara dengan nada kesal, sambil meletakan mangkok yang berisi bakso itu.
"Ini nih yang udah salah malah nyolot lagi, heran bego bukan herman! Lo main ganti kata aja kena pidana mampus lo, Ra!" Balas Hesi tak kalah kesal melihat temannya suka mengganti-mengganti kata kalau kena pidana kan gak lucu. Wkwk
"Lahh.. Sejak kapan berubahnya. Ehh anjir emang ada ganti kata terus kena pidana?" tanya Rara dengan begonya.
"Udah dong dari tadi kok ribut terus, terus makan nya kapan? Nanti keburu bel lagi," Elina menengahi ketika Hesi ingin menjawab perkataan Rara tadi, kalau dilanjut pasti nggak bakal ada yang ngalah.
"Bener tuh kata Elina, lebih baik makan daripada ribut terus yang gak jelas kaya kalian tadi!" sambung Dinda dengan menatapnya dengan malas.
Setelah perdepatan yang awalnya Hesti memfoto Ninis lagi monyong-monyong alias aib tadi. Sekarang mereka berlima makan dengan tenang dengan suara ricuh dari kantin karena ramai.
Setelah makan mereka memutuskan untuk masuk kelas karena 5 menit lagi akan bel. Setelah beberapa saat bel masuk pun berbunyi dan sekarang seluruh murid melanjutkan KBM di kelas masing-masing.
Selasa, 4-10-2022
KAMU SEDANG MEMBACA
ELINA
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM BACA!! Jangan plagiat! Plagiat dosa lho! Ini cerita tentang Elina Putri Aurora gadis cantik bak dewi yunani. Menyimpan segala rahasia hidupnya dari orang lain. Bertemu dengan cowok saat kejadian malam itu. Dan mereka disatukan d...