3

2K 357 11
                                    

renjun lari kearah adiknya yang udah pingsan

mukanya panik, sambil meluk adiknya

"dek lo kenapa?"

"njun kita bisa jelas-"

"DIEM LO! GW GABUTUH PENJELASAN, GW MAU ADIK GW YANG JELASIN. BANGSAT LO SEMUA"

renjun berdiri, hampir mau nonjok jaemin

tapi haechan dan mark buru² menahan renjun yang bentar lagi tanganya mendarat di muka pasrah jaemin

"LEPASIN ANJING"

"NJUN, UDAH LO PIKIR SETELAH LO MUKULIN KITA SATU PERSATU RYUJIN BALIK?! GAK NJUN!"

renjun udah gabisa nahan emosi

dia masih berontak, tapi mark haechan masih bisa nahan renjun buat ga mukulin jaemin

"bang, maafin kita bang"

"otak kalian dimana sih asu! ryujin ga ikut²an tapi kenapa kalian jadiin dia tumbal hah?!"

renjun mulai tenang, haechan sama mark juga udah lepasin pegangannya

mereka, yang bersalah menunduk takut

ini kecerobohan mereka, dan ini yang seharusnya mereka dapatkan, amukan sang kakak.

"JAWAB GUA SAT!"

"njun, kita gatau kalo ryujin ada disekolah. apalagi ini tengah malem"

mark menjelaskan

"hahaha.. kalian masih percaya sama mitos sekolah ini?"

renjun itu teman mereka,

tapi mereka tetap aja takut kalo renjun marah

dia paling susah dibujuk, apalagi memaafkan kesalahan sefatal ini.

bahkan kaki haechan udah gemeteran sekarang

"gue mau ryujin balik! apapun caranya. ini salah kalian, kalian harus tanggung jawab, balikin adik gw atau kalian gue tuntut"

jeno melotot kaget, ini gawat.

"njun kita pasti bakalan balikin ryujin, pasti. karena kita setia kawan, ini salah kita dan kita harus tanggung jawab bahkan tanpa lo suruh"

renjun natap tubuh ryujin yang masih tergeletak disana

wajahnya cemas, khawatir dan takut kalau adik semata wayangnya itu gabisa selamat

ini semua gara² misi konyol yang gila itu.

"bagus kalo lo semua sadar"

"bang.. maafin kita ya"

renjun diam, ga membalas permintaan maaf jisung atas nama semua yang bersalah

dia lebih milih mendekati adiknya

"harusnya tadi gw jin yang kesini, bukan lo. maaf, gue abang yang ga berguna"

semua orang yang disana saling menatap

"sutt... bang gimana nih?"

mark deketin renjun

"njun, jisung udah minta maaf. gue ga maksa kalo misalnya lo gamau maafin kita, tapi gue janji ryujin bakalan balik"

renjun ga menjawab, dan malah bergerak gendong ryujin

setelah berdiri, dia jalan keluar gedung sekolah.

renjun pulang, bawa ryujin yang masih ga sadarkan diri

"bang.. apa kita harus lanjutin ini semua?"

"harus le, harus. kita udah bawa satu nyawa yang ditahan, mau gamau kita harus menang"

mark menjelaskan

dan yang lain cuma mengangguk setuju

"gue takut, setelah ini renjun gamau kenal kita lagi"

"jen- kita bakalan terima apapun resikonya. kita bareng² dia sendiri"

mereka berlanjut kearah lapangan

lilin yang tadinya menyala sekarang sudah padam kena angin malam yang semakin lama semakin dingin

"mulai sekarang ya"

mark bergerak menyalakan korek api kayu

perlahan, tanganya mendekatkan api ke sumbu lilin

"bentar lur- aing kebelet pipis ini teh, gara² digalakin juned"

mark merotasikan bola matanya

bisa²nya disaat kaya begini haechan kebelet?

"sendiri sono"

haechan nyengir

"ya jangan atuh.. tadi kita kan udah ritual, ntar kalo gue ikutan diculik gimana?"

"ah, rempong lo! le, temenin si burik"

"asu"

haechan nabok muka jaemin

akhirnya haechan sama chenle pamit ke kamar mandi.

setelah 15 menit mereka nunggu, akhirnya haechan sama chenle nongol

"nah ayo"

mark nulis semua nama orang yang mengitari lilin

"kira² gaakan ada orang lagi kan selain kita?"

"gue ikut"










































.

.

.

TEROR - NCT DREAM [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang