First Line

205 29 0
                                    

First Line

Story by lisehakiki

Story by lisehakiki

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_____

Jungkook menatap bintang di langit melalui jendela apartemennya, tersenyum manis ketika kedua lengan pria mungilnya itu mulai melingkar apik di pinggang rampingnya.

Jimin baru saja selesai dari acara berbelanjanya hari ini, sebenarnya semua barang belanjaan Jimin hari ini ia di persembahkan khusus untuk Jungkook mengingat hari ini adalah hari ulang tahun Jungkook yang ke-23 tahun. Sebagai kekasih Jungkook, Jimin benar-benar merasa bahagia karena tahun ini ia bisa kembali merayakan ulang tahun Jungkook tanpa hambatan maupun kendala di karenakan jadwal aktivitas group mereka yang begitu padat. Jimin ingat sekali, tahun lalu saat hari ulang tahun Jungkook hampir tiba ia tidak sedang berada di korea melainkan di paris untuk menghabiskan masa-masa liburannya . Agensi merekalah yang mengeluarkan kebijakan itu, lagipula sudah sepantasnya mereka semua memperoleh kesempatan berlibur setelah jadwal panjang tour konser dan sesi comeback yang mereka jalani. Kerja keras yang mereka lakukan untuk kemajuan perusahaan haruslah sepadan dengan kebijakan yang di keluarkan oleh perusahaan untuk mereka. Kesehatan jiwa dan juga raga mereka adalah hal yang paling di utamakan di sini.

"Seingatku, bukankah tadi kau sudah berjanji untuk pulang lebih awal tapi mengapa kau pulang selarut ini, sayang?" Jimin melepaskan pelukannya dan membiarkan Jungkook memutar badan ke arahnya. Kedua pinggang mungilnya itu pun kemudian di tarik mendekat oleh yang lebih muda, membuat Jimin tenggelam dalam pelukan hangat Jungkook.

"Maaf, sebenarnya tadi aku sudah akan kembali ke rumah tapi saat dalam perjalanan pulang aku tiba-tiba teringat sesuatu, aku bahkan sampai menertawakan diriku sendiri karena hal ini."

Seluruh perhatian Jungkook tertuju pada Jimin. Saat ini mereka berdua masih berdiri di dekat jendela kamar mereka dengan pencahayaan minim yang tentu saja berasal dari sinar rembulan malam ini. Diam-diam Jungkook merasa bersyukur setidaknya hari ini cuacanya bagus, tidak turun hujan maupun salju yang akan membuat tubuh pria mungilnya menggigil karena kedinginan. Jiminnya memang sangat sensitif dengan udara dingin oleh karena itu Jungkook sering menegur Jimin bila mendapati pria manisnya itu tidak mengenakan pakaian hangat, sebuah pengecualian bila saat itu mereka sedang berada di dalam ruangan dengan temperatur yang stabil dan juga di lengkapi oleh pemanas.

"Memangnya hal apa yang jauh lebih penting dari pulang lebih awal dan menemuiku. Kau tahu bukan? Jika dalam keadaan seperti ini hanya satu yang aku butuhkan yaitu kamu." Jungkook melepaskan pelukannya lalu bergerak untuk menangkup kedua pipi Jimin, mengarahkan pandangan pria itu untuk menatap lurus ke arahnya. Jimin hanya bisa menggigit bagian bawah bibirnya, ia benar-benar merasa gugup bila di tatap Jungkook seperti itu, dalam dan juga menusuk.

"Jangan melihat ke arah lain, cukup tatap mataku dan katakan apa alasanmu pulang terlambat hari ini?" Jimin menelan ludahnya dengan susah payah namun sebisa mungkin ia tetap mencoba untuk menjawab pertanyaan Jungkook.

Kookmin Nation [Kumpulan Oneshot/Twoshot]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang