Kennzo side
2 menit kemudian ratih tertidur di peluk ku, aku membawanya ke kasur dan meletakkan secara hati-hati.
aku berkeliling kamarnya, melihat foto masa kecilnya, 1 figuran terlihat familiar untuk ku, mungkin bisa aku tanyakan ketika dia terbangun
aku turun untuk membersikan lantai yang sedikit kacau, serta mencari kain putih untuk membungkus kumang (kucing ratih). entah apa yang terjadi bagaimana bisa kumang mati dan rumah berantakan, apakah ada maling?
tak lama ku membereskan rumah, juna dan eji datang..
"ken, ratih mana?" tanya eji telihat sangat panik
"tidur dikamar, abis nangis"
"ken, lu gak papakan?" tanya juna
"aman brow bantuin gua dong nih, gali lobang buat nguburin kumang"
"yaudah ayok" seru juna, menarikku ke halaman belakang
"jun, ratih tuh kenapa si bisa benci banget sama hujan?"
"ceritanya panjang, gua kasih intinya aja, she have a bad moment when the rain fall"jawab juna
"mungkin lu bisa tanya eji atau ratihnya sendiri" lanjut juna
"hmm, thanks bro.."
"seharusnya gua yang terimakasih karna lu ada disamping ratih saat hujan" seru juna
"gua bakal ada disaat dia butuh, i want be her mine"
"semoga lu gak nyesel atas apa yang mau, she so different" seru juna
jujur kata-katanya itu membuat aku ragu, she good different or bad different. but i've will take risk.
----
"mcd yuk" ajak eji
"kuylah"
---
"udah mendingan tih"
"ehm..udah ken" jawab ratih
"kenapa bisa kek gitu hm?"
"nanti aku ceritain di rumah" jawab ratih
"jun, kita balik aja yuk, jadi syaitan kita disini" ajak eji
"yaudah yuk, tpi abisin dulu ini mcfloat gua"
---
"gua nyalain radio ya"
"nyalain aja ken, inikan mobil lu, bukan mobil colongankan?" seru ratih
"mobil colongan ini tih"
"hah serius? berenti sekarang ken" titah ratih "gua gak mau ya tiba tiba dirumah gua banyak polisi gara-gara mobil lu, turunin sekarang" lanjut ratih
"hahahahah, gua nyolong mobil abang gua tih.. bukan punya tetangga"
"ish..nyebelin lu" memukul lengan kennzo
*grab aku meraih tangan ratih
" this hand is used like this, not to hit like that"
ratih hanya diam.. pipinya merah, tangannya begitu hangat. aku ingin memeluknya sekarang tpi aku belum mempunyai izin untuk itu
----
"kamu temenin aku hari ini boleh gak ken?" tanya ratih
"mama papa mu belum pulang?"
"mereka gak akan pulang karna mereka udah bersama dengan yang diatas" jawab ratih
"maaf..aku gak tau tih"
"its okay, kamu kalau mau pulang gak papa, nanti aku bisa telpon bibi untuk kesini" jawab ratih
"i'm here, okay lets tell me what's your story"
"yaudah yuk masuk" ajak ratih
"nanti kamu tidur di ruang tamu ya.. ada di sana tuh deket tangga"
"iya tih"
"nanti kamu kalau lapar atau haus ambil aja langsung didapur" lanjut ratih
"iya tih.."
----
"tih.. bangun ey, filmnya belom mulai udah tidur"
"engh.." ratih memutar badannya
kini ratih tepat di hadapanku, dengan muka yang begitu kecil, bibir merah muda. saat asik memandangi telpon ku berdering, al hasil ratih terbangun..
"halo bang.. kenapa"
"kenapa bapak mu, pulang gak lu sekarang" teriak bang kenar
"nginep gua disini, kan gua udah chat lu tdi"
"gak ada kennzo..lu sama sii cewek itu belom ada ikatan sah, balik sekarang" ancam kennar
"iya okay gua pulang"
"kenapa ken?" tanya ratih "kamu disuruh pulang ya?"lanjut ratih
"iyaa kamu ikut aku aja ya, ke rumah ku"
"gak ngerepotin kamu?" tanya ratih
"enggak ayok ikut.. aku tunggu di mobil ya"
"okay, aku ambil baju ganti dulu" seru ratih meluncur ke kamar
*bagi yang belum mengerti kenapa kennzo sama ratih kadang ngomong gua lu dan aku kamu, jadi gini, ini pengalaman pribadi aku, dimana konteks ceritanya lebih enak pake aku kamu dibanding gua lu. jadi mohon untuk tidak bingung :)) see u in the next title
YOU ARE READING
no title
FanfictionSenin 20 mei 2019 Dia begitu indah jika dari dekat, bola mata hitam pekat nya, hidung yang runcing, pipi yang berisi serta bibir pink yang menyempurkan pesona nya. Ratih Namanya, see you Dia penuh keringat, namun semangatnya tak pernah luntur, no 7...