Terimakasih buat yang udah komentar di chap sebelumnya! ❤
.
.Our Marriage
Ch. 3
Warn : OOC (Jika kau tidak suka OOC, jangan membacanya, gausa kepo, langsung close aja, wkwkw) Typos (akan ada banyak salah kata atau kalimat rancu, yah, aku tidak yakin juga haha).Comment. Karena aku butuh pendapat kalian untuk perkembangan cerita ini.
Untuk Vote, terserah mau vote apa ngga, karna aku gapeduli vote yang penting kalian komen, itu aja.
Terimakasih.Selamat Membaca.
***
Mentari menelusup dari celah tirai dan ventilasi, menerangi kamar berukuran tiga kali dua meter dengan nuansa warna biru itu. Sosok yang terbaring di atas kasur menggeliat kala sinar mentari mengenainya, membuatnya membuka matanya untuk menampilkan manik biru yang indah. Aguero terbangun, masih menyadari dia hanya memakai bathrobe, teringat ia tertidur setelah capek menangis dan mandi.
Dia tidak berniat untuk bangkit, menghela napas lega karna tidurnya tidak memiliki bunga tidur apapun. Mengingat hal kemarin, dia tidak bisa tidak menyesali betapa lemah dia di hadapan Bam. Badannya benar-benar bereaksi begitu buruk dan hatinya melompat dalam ketakutan.
Dia tidak ingin mengingat penghinaan yang ia terima malam itu. Tapi setiap dia bertemu Bam, dia terus mengingatnya dan sialnya, terkadang bunga tidur selalu menampilkan kejadian buruk yang sama. Terus membuatnya teringat, terus membuatnya takut, seolah dia telah dikutuk.
Dia mengepalkan tangan, dia benar-benar harus bisa mengatasi hal ini. Dia harus berani menghadapi Bam.
Tarik napas dan hembuskan.
Atau dia pergi dari hadapan orang itu, entah kemana, asal dia tidak lagi bertemu dengannya..
Suara dering ponsel membuyarkan lamunannya. Dia segera mengambilnya dan mengernyit mendapati nama Asensio di layar.
"Ya, halo?"
"AA, kemarilah, kau dipanggil Ayah. Dia ingin berbicara denganmu."
Untuk kedua kalinya, dahi Aguero mengernyit, "Untuk apa?"
"Dia ingin membicarakan sesuatu yang penting padamu, datang saja."
Aguero tidak langsung menyahut, pikirannya melayang pada ayahnya. Itu sangat mengherankan kalau pria tua itu tiba-tiba memanggil. Dia juga tidak akrab dengan ayahnya. Jadi, jika dia tiba-tiba dipanggil, itu pasti sesuatu yang tidak baik akan terjadi. Menghela napas, dia sepertinya tidak menolak.
"Baiklah, aku akan datang setelah pulang kerja."
***
Kaki Aguero berhenti di depan sebuah mansion besar dengan taman yang sangat luas, dan juga ada sebuah patung seorang wanita hampir telanjang membawa guci yang mengeluarkan air di atas sebuah kolam kecil yang indah.
Dia kemudian melangkah untuk menaiki tangga, menuju sebuah pintu besar menjulang sebagai pintu utama, terdapat dua penjaga menjaga pintu itu dan menyambutnya ketika mereka melihatnya.
"Selamat datang Tuan Muda."
Aguero mengangguk, kedua penjaga tadi kemudian membukakan pintu dan membiarkan dia masuk. Serentak beberapa pelayan yang kebetulan berada di sana berhenti pada aktivitas mereka dan membungkuk menyambutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Marriage
FanfictionAguero benci Bam, dia takut pada pria itu setelah apa yang dia lakukan empat tahun yang lalu. Bam benci Aguero, karena suatu hal yang bahkan bukan merupakan salah Aguero, hingga membuat pria itu takut padanya. Namun, bukannya mereka menjauh satu sam...