Elisa

Part 1

“Bagaikan langit.. disore hari..berwarna biru.. sebiru hatiku~~”
Elisa bersenandung ria sambil berlarian kecil menuju ke salah satu ruangan

Elisa melanjutkan langkahnya menuju ruangan 1a tempat dimana mata kuliah hari ini berlangsung. Pikirnya Pasti disana teman-teman dan para hatersnya sudah duduk rapi menunggu kedatangan dosen mata kuliah mereka.

“hemmz  girl ada si cewek kismin tuh baru dateng”cerca tasya ketika elisa baru saja melangkahkan kakinya memasuki kelas itu. Natasya aurora atau sering dipanggil tasya adalah salah satu ketua geng bucin dikampus UI atau hatersnya elisa yang sangat tidak menyukai elisa,entah apa motifnya yang pastii tasya sangat tidak menyukai apapun yang dilakukan oleh elisa. Dimata tasya elisa itu hanyalah rakyat jelatah yang miskin yang bisa kuliah di salah satu universitas unggul di Jakarta yaitu universitas indonesia yang terletak di perbatasan antara depok dan jakarta.

Elisa menghela nafas pelan. Ia mendudukan tubuhnya di salah satu kursi yang berada tepat dibelakang kursinya tasya and the geng. Elisa mengeluarkan ponselnya dari tas miliknya lalu ia menyetel lagu melly goesllow-bagaikan langit.lagu itu keluar dari headset bluetooth yang sudah terpasang di kedua belah telinganya sejak ia berangkat dari rumah ke kampus tadi.

Ia memutar lagu itu bertujuan untuk meredam celotahan yang dilontarkan oleh tasya and the geng yang menurutnya sangat mengganggu pendengarannya dan kebetulan dosen mata kuliah mereka belum ada bau-bau untuk memasuki kelas jadi elisa putuskan untuk mendengarkan lagu saja. Hanya itulah cara untuk menenangkan hatinya kembali.

Elisa selalu positif thinking,ketika ada seseorang yang tidak suka padanya hanya karena melihat satu titik noda dan seseorang tersebut tidak menghiraukan betapa banyaknya area yang tidak ternodai,menurutnya itu hanyalah gambaran bagaimana dunia memperlakukan kita. Tapi dia tidak mengambilnya pusing dan selalu berpikir positif toh hidup itu berputar seperti roda yang berputar. Ada kalanya kita diatas dan ada kalanya juga kita harus berada di bawah. Semua tergantung seberapa dewasa kita menyikapi setiap masalah itu.

Setelah 15 menit menunggu akhirnya dosen mata kuliah mereka datang. Pria yang mempunyai watak tegas dan berwibawa itu menduduki kursi guru yang berada di depan kelas mereka.

~~~
Elisa melihat arloji dipergelangan tangannya. Jam sudah menunjukkan pukul 04:30 itu artinya semua matakuliah sudah berakhir dan saatnya elisa buru-buru ketempat dimana ia bekerja setiap malam tiba.

Ia bekerja di Cafe ternama di Jakarta. Elisa bukanlah orang yang tidak mampu seperti apa yang selama ini sering di lontarkan oleh hatersnya di kampus kepadanya. Ia malah anak dari seorang pengusaha batu bara  yang artinya elisa itu jauh dari kata kekurangan bahkan jika ia mau,ia akan dengan mudah untuk berkuasa di kampus itu. Tetapi ia tidak mau bergantung pada fasilitas dan kekayaan yang di berikan oleh papahnya kepadanya,elisa lebih memilih untuk hidup sederhana dan bisa hidup mandiri.

Elisa menyembunyikan identitas asli nya dari publik,bahkan pihak kampus pun tidak tahu kalau ia adalah anak dari seorang investor terbesar dikampus itu. Menurutnya jika ia menyembunyikan itu semua, ia akan terbebas dari muka-muka munafik yang hanya mau berteman karena memandang status yang ia punya . Ia ingin hidup seperti orang-orang biasa yang terlihat sederhana.

Elisa pergi ke Cafe menaiki angkutan umum,Untuk sampai di Cafe tempat ia berkerja elisa bisa menghabiskan waktu sekita satu jam di dalam angkutan umum karena jarak antara kampus dan Cafe itu lumayan jauh.

kenapa elisa tidak menggunakan transportasi yang sudah disediakan oleh sang papah untuknya. Ya karena elisa sudah memutuskan untuk tidak menggunakan fasilitas apapun yang sudah di sediakan oleh sang papah kecuali biaya kuliah. Karena elisa kuliah di universitas Indonesia dan biaya kuliah di sana itu sangatlah tinggi dan ia tidak mungkin bisa membayar kebutuhan kuliahnya hanya dengan hasil dari ia bekerja di cafe.