10

14 0 0
                                    

Hai, apa kabar? Semoga baik-baik saja, ya. Lama juga kita tidak saling bertegur sapa. Aku hanya berani menyapamu lewat aksara. Maaf, ya. Hatiku belum berani bertemu kau lagi.
Ada banyak pertanyaan dikepala mengenai kau. Salah satunya, mengapa harus kau yang menjadi asing, padahal dulu kau yang paling terpenting?
Selalu seperti itu. Tapi tak kunjung ada jawaban yang mampu membuatku paham. Hanya bisa menerka.
Banyak kata 'mungkin saja' dikepala. Dilanjut aku yang menyesal tidak bisa memenuhi semua kriteria. Kamu yang pergi, aku yang menyalahkan diri sendiri.
Waktu itu aku meyakinkanmu bahwa aku baik-baik saja tanpamu. Tapi itu hanya kebohongan yang aku ucapkan, karena tak mau dikasih belas kasihan.
Kau sebenarnya memang bodoh atau pura-pura bodoh?
Dulu kau yang terpenting, sekarang kau yang paling asing.


¤~¤
Jangan jadi silent readers yaaa♡
Follow ig : diiahhhhh__

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 04, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

UsangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang