" Cepet banget, udah pagi aja "
Celetuk gue , gadis berambut hitam panjang , tepat jam 06.00 gue membuka mata , merapihkan tempat tidur dan langsung beranjak ke kamar mandi .Setelah rapih memakai seragam , gue memoles bedak serta liptint yang tidak terlalu tebal .
" Pagi nay , sini sarapan dulu " ucap wanita paruh baya yang statusnya adalah ibu dari Rinaya Mahaputri.
" Pagi bu , hari ini naya berangkat naik angkot lagi? "
" Iya , ibu ada urusan , kemungkinan baru besok kamu diantar ibu " ucapnya .Naya menghela nafas , memang ibunya selalu saja ada urusan , jadi mau tak mau gue berangkat selalu naik angkot .
"Bu, naya berangkat ya, assalamualaikum" ucap naya sambil mencium tangan ibunya.
"Waalaikumsalam , hati - hati nay"
_________________________________
Setelah sampai sekolah Naya hampir telat karena nyari angkotnya susah , merepotkan sial.
Osis serta para guru sudah bersiap - siap dilapangan untuk melaksanakan upacara yang dilakukan setiap hari Senin pagi.
"Shit, gue lupa hari ini hari Senin. Aduh gimana mana gue gabawa topi, bodoh banget lo nay" katanya merutuki diri sendiri.
Naya berjalan melewati koridor sekolah yang ramai itu , karna cemas tidak sengaja dia menabrak laki - laki tinggi , yang dikenal itu kakak kelasnya .
" M- maaf kak , ga sengaja "
" Gapapa , lo naya kelas 11 IPA 2? yang otaknya encer itu?"
"K-kenapa kak?" Gugupnya, karna Naya tidak pernah ditanya seperti ini oleh kakak kelasnya ."Muka lo cemas gitu, ga bawa topi?"
sial, ko dia tau.
"I-iya kak , kelupaan jadi bingung takut dihukum guru"
"Lo pake topi gue" Katanya sambil memasang muka datar khasnya.Gue melotot ga percaya, karna gue gapernah kenal sama si kak Arken Arken ini sebelumnya.
"Nanti kalo lo dihukum gimana kak?" Tanya gue sambil natap dia
"Gue dihukum juga ga sendiri" sahutnya lalu ninggalin gue begitu aja.Tanpa ba-bi-bu Naya lari ke kelas , melempar asal tas nya , memakai topi , langsung beranjak ke lapangan , karna kelas kosong , dipastikan semua sudah kumpul dilapangan.
"Kemana aja lo nay, tumben telat, Lo kan anak teladan" Celetuk Auri
"Tau nih, pasti lo nyari angkot susah kan?" Sambung Alana "Bacot" Sahut Naya.Naya menang anak teladan, ia tidak pernah telat, apalagi membolos, paling parah ya ini, hampir terlambat. Tapi Naya bukan tripikal orang lugu yang gabisa ngomong kasar, bisa disebut kalo udah deket ya dia paling judes judes gitu.
________________________________
"Akhirnya upacara selesai juga, bisa kapalan kaki gue berdiri terus, mana panas panasan" Kata Alana sambil berde-cih.
"Alay lo, kaya gapernah upacara aja, ye ga nay" Kata Auri. "Iye kali" Sahut gue yang langsung ditoyor sama Auri. "Sakit bego, ga gue contekin lo" Ketus gue
"Off baperan" Kata Alana. "Anjing" Kata gue pelan. "Kantin ayo, gue aus" Ajak Auri, gue males ngerespon jadilah gue tenggelemin kepala gue ke tangan, alias bobo cantik.
"Ayo nay, pemales banget lo jadi orang, asal belajar aja paling getap" Omel Aluna. Gue diem ga ngerespon, sebenarnya gue denger, tapi gue males debat sama mereka yg bacotnya kaya setan.
"Gue ngantin nay, awas lo nitip" gue tonjok" Kata Auri langsung pergi dari kelas. Bodoamat deh gue ngantuk.
Tapi dipikir pikir gue gabut juga, mereka pasti lama nih dikantin, biasanya sih cuci mata, emang kebiasaan.
"NAY SUMPAH GUE LIAT SI ITUUU" Teriak Alana yang langsung tercengang dikuping gue, emang sialan itu anak kalo teriak gatau tempat, jadilah kita bertiga diliatin orang yang ada dikelas.
"Apaansi dongo lo ya, teriak gatau tempat, ga dimana ga dimana budek kuping gue lama lama" Ketus gue. "Gue sama Alana ngeliat si Bagas, Arken, sama Devin" Kata Auri, tumben nih biasanya dia ikutan teriak gajelas.
"Dimana?" Tanya gue polos. Jadilah si Auri noyor gue. "Dikantin lah bego, kan gue sama Alana abis ke kantin" Omel Auri. Gue nyengir, iya juga. "Kayanya mereka abis dihukum deh, mukanya pada merah gitu kaya abis dijemur" sambung Alana.
"Rambut berantakan, kaki baju keluar, tangan dimasukin ke saku celana, keringetan, aduh rasanya si Bagas pengen gue karungin aja deh" Kata Alana dengan bacotan-nya itu.
Alana emang suka sama kakak kelas yang namanya Bagas itu, Nama panjangnya Bagas Purnama, cakep kan? iya kaya orangnya. Ternyata dia satu geng sama arken, wow sih gue baru tau.
"Kapan lo balikin topi si ken?" Tanya Auri tiba-tiba. "Paling balik sekolah, kenapa? Lo mau modus kan ke ka Devin? Ngaku lo HAHAHA" Kata gue sambil ketawa. "Setan lo sialan" Ketus Auri.
"Lo berdua katanya dari kantin, ko ga bawa apa apa?" Tanya gue.
"Lah iya anjing gue sampe lupa mau beli es karna ngeliat pangeran" Kata Alana. Sumpil ye alay banget temen gue ini. "Tangan gue ditarik si Alana anjir, gatau malu emang itu anak" Kata Auri sambil memandang tangannya yang merah karna ditarik si Alana.
"Yamaap kan gue buru buru mau laporan ke bu naya" Kata Alana asal. "Ba Bu Ba Bu jidat Lo" ketus gue.
"Assalamualaikum anak anak" Kata guru berkacamata dengan membawa buku matematika, dia pak Bambang, guru paling menyebalkan bagi gue.
"Yaelah baru gue mau tidur, si bambang getap amat" Gumam gue, karena gue duduk dipaling pojok, sendiri, biar lebih fokus belajarnya, karna dipastikan kalo gue duduk sama Alana atau Auri, nilai gue jeblok, jadilah mereka duduk berdua samping gue, beda barisan tapi tetep aja bacotnya kedengeran.
____________________________________
segini dulu , bantu gue vote trus komen juga yaa ! makasii ❤️❤️

KAMU SEDANG MEMBACA
rinaya mahaputri
Ficção AdolescenteBaca dulu , vote jangan lupa . Ini cerita pertama gue , jadi maklumin kalo jelek gini , gue bakal usaha biar ceritanya asik terus alurnya nyambung , makasii !!