Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Masih hari Senin.
Morisuke menyilangkan tangan kesal. Ditatapnya tajam adik kelas di seberang meja. Bukannya ikut pulang setelah Yase naik bus dari halte, Lev malah mengekori kakak beradik Yaku yang sedang mencari makan malam.
Morisuke tadinya menolak mentah-mentah, namun adiknya berkata lain. (Name) langsung setuju setelah Lev berkata akan mentraktirnya.
Maklum, (Name) kebelet membeli jersey Kise Ryouta di tengah pengeluarannya yang bagaikan air mengalir. Morisuke yang memberi harapan palsu juga ikut andil membuat (Name) gampang terbujuk saat mendengar kata 'traktir'.
Morisuke berdecak sebal. Yang mengantri adalah (Name), sedangkan Morisuke dan Lev bertugas menjaga meja. Wajah Morisuke makin ditekuk ketika mengingat peristiwa Lev yang memerasnya di gym tadi. Menyesal dia memintai tolong adiknya membeli susu kemarin.
Morisuke mengalihkan pandangan ke jendela kaca besar di sebelahnya. Lalu lalang orang berjalan tampak lebih menarik dibanding wajah menyebalkan si adik kelas.
Sebutlah Morisuke masih ngambek, maunya dia mengabaikan Lev sampai (Name) datang membawa makanan.
"Ne, Yaku-san." namun Lev jelas berkeinginan sebaliknya.
Morisuke cuek, masih malas menanggapi.
Merasa tak dianggap, Lev tetap melanjutkan. "Kak Mori."
Morisuke melotot. Langsung saja dipandangi Lev garang. Sebenarnya ia ingin sekalian menarik kerah baju adik kelasnya, tapi Morisuke tak mau memancing keributan.
"Hah. Berani juga ya kau?"
Lev meringis lalu menggeleng cepat. "Bercanda kok, Yaku-san, bercanda!" tangan ia katupkan, memohon ampun pada calon kakak ipar.
Morisuke lagi-lagi berdecih. Matanya melirik (Name) yang masih berada di antrian belakang. 'Masih lama sepertinya,' batinnya sambil menopang dagu.
Hening kembali menyapa keduanya. Tiba-tiba Morisuke penasaran. "Oi, sialan." Iya, Morisuke sedang gondok. Biasanya dia orang yang santai kok.
