— Happy Reading —
"L-lu juga dapet surat kayak Alisa? Demi apa?" Enjel kaget banget, begitu juga yang lain.
Maksud semua ini, apasih?
"Perasaan gua ga ada masalah deh disekolah, malah sebisa mungkin gua ngehindar supaya ga kena masalah," kata Zia, Enjel ngusap ngusap bahunya doang.
"Ini surat peringatan gitu?" tanya Mutia.
Mahes mengangkat bahu, "Gatau, bisa jadi."
"Gua takut ada target berikutnya setelah ini." lirih Nana.
Que menghela nafas, "Gua juga khawatir, tapi selama kita tetep ngejaga diri dan satu sama lain ya berdoa aja semoga ga ada kejadian aneh lagi setelah ini." katanya yang dianggukin sama yang lain.
"Coba gua liat siletnya"
Jena nyodorin silet itu ke Fafa.
Fafa neliti silet itu lebih jelas lagi, "Eh ini apa?"
"Hah? Emang ada apa?" Luna bersuara.
"Ini yang ditengah, warna nya aneh.."
Jujur bentuk silet ini tuh beda dari yang biasanya, silet yang ini bentuknya tetep persegi panjang, ukurannya juga kecil tapi lebih besar dikit dari yang biasanya, satu sisinya bentuk kayak biasa alias ya besi lurus gitu, satu nya lagi kayak gerigil gerigil, nah yang bikin aneh tuh ditengah nya kayak ada simbol ☀ trus warnanya juga beda, kayak warna kecampur gitu jadi asing.
Fafa mengendus silet itu sebentar, lalu menjauhkan kepalanya dengan cepat.
"Baunya aneh banget, anjir gua enek."
Alisa mengernyit, "Baunya ga enak?"
Fafa menggeleng, "Bukan gaenak, kayak bau jasmine, tapi dicampur parfum parfum gitu."
"...."
"Simpen dulu, jangan dibuang, kalo masih ada teror kayak gini kita harus bertindak deh, baru hari pertama tapi teror nya udah 3, maksudnya apa?" Trecy emosi.
"Misi.."
Reflek semua yang ada diuks menoleh, ada Ara yang nenteng dua tas ditangan kanan dan kirinya.
"Gua udah izin sekalian tadi, ini siapa yang mau nganter?"
"Fafa sama Trecy aja." usul Enjel.
Fafa ngangguk, "Tapi gua takut ntar ga dikasih izin gimana?"
"Kalo dipulangin make go-car lebih bahaya Fa, bisa aja ada yang mau nyelakain kita lagi abis ini." kata Trecy.
"Apa lapor guru aja?" usul Leopet.
"Gak yakin gua." ujar Sancha Ragu.
"Jadi gimana?" kata Diva.
"Lu berdua mau pulang atau mau disini aja?"
Zia mendemgus, "Ya gua milih pulang lah, tapi kalo cuman berdua di kosan mah ogah. Takut."
"Jadi disini aja?" tanya Leopet yang diiyain sama Zia juga Alisa.
"Eh anjir Zi!" Intan yang daritadi merhatiin lukanya Zia teriak tiba tiba.
"Hah? Kenapa?"
"DARAH LU KOK ITEM?"
"Div, temenin gua yuk?" ajak Intan tiba tiba.
"Kemana?"
"Ke kelas, gua mau ngerjain IPA tadi, abis ini Miss Seohyun nagih."
"Tumben rajin?"
Intan noyor kepala Diva, "Kalo ga ngumpul tugas yang ini nilai lu kosong, gabisa ikut Ulangan, mau?"
"Hah anjir demi apa?! Gua blom ngerjain samsek asli."
"Yaudah ah ayo kekelas, gua takut kesana sendiri takut ada apa apa."
"Yaudah ayo deh."
Jadilah itu anak dua balik kekelas mereka.
"Eh kalian darimana anjir? Tadi Miss Amber kesini nyariin lu berdua."
"Lah, kenapa emang?"
"Katanya disuruh ambil buku, tapi bukan diperpus, nih tadi Miss Amber ngasih kertas,"
Diva nerima Kertas itu dengan raut bingung, "Lah dibelakang sekolah? Emang ada toko buku?"
"Gatau gua, tadi tuh ada anak kelas lain kesini nyariin diva sama intan katanya, yaudah gua bilang kalo lu berdua ga ada dikelas, trus dia nitip kertas ini, katanya disuruh miss Amber ngambil beberapa buku paket disitu pulang sekolah nanti."
Berhubung Intan ketua kelas dan Diva wakilnya, jadi ga aneh kalo misal Miss Amber minta tolong ke mereka berdua, jadi yaudah si Intan sama Diva ngangguk ngangguk aja.
"Makasih ya Som" kata Diva yang diangguki Somi
"Makasih ayangie."
"Najis."
"Hahaha, yaudah gua ngerjain itu dulu. Bubay."
"Eh gua nyontek ya Tan."
"Ogah."
"anjir plis gua ga ngerti."
"Ada gugel kok nanya gua."
"Ntar istirahat kedua gua traktir menu baru yang dimakan Leopet tadi deh."
Intan berbalik, mengacungkan jempol sambil tersenyum lebar, "Mudah lah, sini sini mau nyontek nomor berapa?"
Diuks sekarang cuman ada Sancha, Chelsea, Nay sama Mahes. Sama Zia juga Lilis sebagai pasien.
Yang lain udah pada balik kekelas masing masing, seharusnya Itu anak empat juga balik kekelas, tapi mereka alibi mau jagain Zia sama Lilis supaya ga ada yang ganggu, padahal mah mager belajar.
"Anjir adem banget, kane buat tiduran." Nay menikmati waktu cuddlingnya sama Sofa.
"Geseran dikit gua mau bobo."
"Ah lu mah kalo tidur susah bangunnya. Jangan tidur bego." kata Alisa.
"Ssst diem bentar doang kok."
"Bintir diing kik. Ujung ujungnya jugak lebih sejam." cibir Sancha.
"Lu tidur alibi doang bentar, ntar kalo pulsek ditinggal jangan nangis ya." kata Nay.
Chelsea ngangkat bahu, "Gua bilang bentar bukan berarti setengah jam ya. Hmmm diam gua mau bobo camtek." ujarnya sambil nyari posisi pw.
Mahes diem, trus mengulas senyum miring.
Mahes ngelepasin Headsetnya, natap Chelsea sejenak trus ngalihin pandangannya Ke Nay yang peka sama apa yang mau dilakuin sama oknum bernama Mahes.
Mahes ngasih headset sebelah kiri dengan hati hati, lalu kembali ngeliat Nay dan mengangguk. Mereka makein Headset itu dikuping Chelsea secara bersamaan, lalu Mahes dengan cepat memegang kendali handphone nya buat besarin volume sebesar mungkin.
: : Drippin drippin love love drippin dripiin love love ~
"OKNUM MAHES SAMA NAYYARA TUH MINTA DIBUNUH BANGET KENAPA SIH HAHHHHH?!!!!"
Chapt 6, end.

KAMU SEDANG MEMBACA
YO DREAM!!!
RandomCerita sederhana, mengisahkan keseharian beberapa gadis gesrek yang tinggal dalam satu atap, meninggalkan bahagia serta luka pada memori, serta canda tawa yang menghiasi hari hari - WARN - (🐝) Bahasa Kasar bagi YD udah jadi makanan sehari hari. (🐣...