Impolite.

240 17 7
                                    

Jaemin dengan sangat excited, tak henti-hentinya membidik lensa camera yang senantiasa ia bawa kemanapun pada objek-objek yang menurutnya sangat sayang untuk tidak diabadikan itu.

Cekrek

Cekrek

Cekrek

Bagus, lelaki manis itu tersenyum puas dengan hasil bidikannya. Walaupun tak se-aestetic fotografer professional, setidaknya ia bangga dengan hasil tangannya.

Flower Dome ramai pengunjung siang itu, Jaemin dengan hanya berbekalkan niat dan camera di tangan masih betah berlama-lama di tempat penuh tanaman cantik tersebut. Iya, Jaemin sendirian. Hari ini adalah hari terakhirnya berada di Negara dengan patung singa putih tempatnya magang selama satu bulan penuh.

Dan dalam rangka mengapresiasi kerja kerasnya selama menjadi pegawai intern, pada hari terakhirnya ini ia sudah membuat catatan panjang berisikan nama-nama tempat yang belum sempat ia singgahi selama sebulan penuh berada di negeri orang yang penuh dengan tempat wisata terkenal itu.

Tempat pertama adalah Garden by The Bay, tempat yang dipenuhi dua ribu spesies tanaman dengan koleksi dua ratus tanaman hias-Jaemin mencari tahu di google tentu saja- menjadi tempat persinggahan pertama dengan alasan Jaemin butuh refreshing, dan Jaemin fikir dengan melihat tumbuhan hijau dapat sejenak merilex-kan fikirannya.

Dan sepertinya itu bekerja, Jaemin sampai lupa dengan masalahnya.Haha.

Dahinya menyerngit begitu slide foto terakhir yang ia lihat hanya menampilkan air terjun buatan tempat itu, dan ia baru menyadari jika sedari tadi ia hanya sibuk memotret pemandangan yang tersaji di depannnya tanpa satupun foto dirinya dalam camera.

Inilah dukanya menjadi solo traveller, bisa dengan senang hati memotret,tetapi tidak bisa memotret diri sendiri. Jaemin juga tidak membawa standing tripod miliknya, terlalu repot.

Jaemin mengerucutkan bibirnya bimbang, antara merelakan tidak mengambil gambar dirinya,atau berakhir dengan penyesalan suatu hari nanti karena tidak memiliki kenangan di tempat ini.

Cekrek

Cekrek

Jaemin menoleh terkejut pada sumber suara. Tak jauh di depannya, seorang pria dengan kameranya membidik Jaemin sebagai objek foto tanpa seizin dirinya.

Jaemin yang merasa tidak nyaman menukikan alisnya sebal,lantas mendekati pria yang juga sedang berjalan ke arahnya. Mereka bertemu, berhadapan. Dengan Jaemin yang masih memasang raut marah yang entah mengapa malah terlihat menggemaskan di mata pria dengan rambut undercut di hadapannya.

"Excuse me sir, you can't do that. Thats impolite. Can you please delete my recent picture?" Ujar Jaemin menahan kesal.

Yang diajak bicara malah tersenyum mendengar protesan Jaemin. Melihat hal tersebut membuat Jaemin tanpa sadar bergumam kecil.

" Dasar tidak sopan " Desisnya.

"Kau kesulitan mengambil fotomu,bukan begitu?"

Mata Jaemin membulat lucu, tidak menyangka jika seseorang yang ia anggap turis eropa itu juga fasih berbahasa Indonesia seperti dirinya.

" K-kau dari Indonesia juga?" Tanyanya ragu.

Pria di hadapannya mengangguk sebagai jawaban. Membuat Jaemin menghela nafas lega, dengan begini ia bisa dengan leluasa mengeluarkan protesannya.

"Okeh, Baiklah. Tuan?..."

" Jeno". Jawabnya cepat.

" Jeno, kau tahu kan kalau mengambil gambar seseorang tanpa izin itu tidak sopan?"

G for Genova.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang