SATU

93 37 92
                                    

Haii wahai penduduk bumi 🤩

aku pengen ngisi kegabutan kalian nih. Ajakin temen kalian juga ya gaiss.

Jangan lupa vote yaa makasih🤗.

Enjoy!

•••

Drrttt... Drrttt... Drrttt
Sudah ketiga kalinya alarm dari handphone itu berbunyi.
Namun sang pemilik masih terlelap dalam tidurnya, hingga saat alarm itu berbunyi yang kelima kalinya, gadis itu terbangun dengan tergesa- gesa. Pukul menunjukan 06.30 yang artinya setengah jam lagi bel akan berbunyi.

Freddela Grizelle Pratista, biasa dipanggil Ela, adalah gadis cantik berambut pendek yang saat ini sedang tergesa-gesa ingin berangkat ke sekolah. Setelah bersiap-siap gadis itu segera turun ke lantai 1 dan langsung keluar dari rumah tanpa sarapan, lagi pula ia jarang sarapan jadi dia sudah terbiasa.

Jarak rumahnya dengan sekolah tidak jauh, jadi ia bisa berjalan kaki. Namun saat ini dia tidak mempunyai waktu untuk berjalan. Dia segera menaiki angkot yg kebetulan lewat.

Hari ini adalah hari pertama sekolah, jadi dia tidak boleh terlambat. Ela dan keluarganya baru saja pindah dari Jakarta ke Bandung karna pekerjaan ayahnya.

Tidak butuh waktu lama akhirnya Ela tiba di sekolah baru nya, ia tersenyum dan mengambil napas yang panjang.

"Huuhh ayo Ela, lo pasti bisa," Ela berusaha meyakinkan dirinya sendiri.

Selain itu, Ela kelas 2 SMA. Ela anak yang pintar dalam bidang apa saja, kecuali satu, Biologi. Jadi ia mengambil jurusan IPS karna ia ingin menjadi ahli hukum.

Ela segera mencari ruang kepala sekolah, namun ia bingung karena gedung sekolah ini sangat besar. Dan kebetulan ada siswa yang lewat.

"Permisi kak."

Namun sosok yang ia panggil hanya menoleh dan pergi begitu saja dengan muka yang datar.

"Idihh apa-apaan tu orang."

"Permisi, kak, mau nanya," Ela mencoba mengejar lelaki jangkung tersebut, namun masih tetap tidak ada respon.

"PERMISIII KAKK SAYA MAU NANYAA, KAKA DENGER GA SIH??"

Teriak Ela sehingga membuat seisi koridor menatap dia dan lelaki tersebut.

"Ga."

Ucap lelaki itu, masih dengan muka yang datar namun dapat diakui bahwa ia tampan. Ia lalu segera pergi meninggalkan Ela. Sedangkan Ela yang mendengar hal itu hanya bisa mematung di tempat.

"Kenapa ya dek, mau nanya apa?"

"E EH KAMBING, ASTAGA KAGETT!" tiba-tiba saja ada yang menyentuh pundak Ela.

"Eh sorry sorry," lelaki itu meminta maaf karna sudah membuat Ela terkejut.

"Eh iya kak gapapa, ini emang saya nya aja yang latah hehe."

Dan seketika lelaki yang baru saja membuatnya kaget itu tertawa dan menunjukan lesum pipit nya, dan itu membuat dia sangat manis.

"Udah kali kak ketawanya, itu pipinya sampe bolong gituu."

"Abis ngakak, kenapa latahnya mesti kambing sii," tanya lelaki itu yang masih setengah tertawa.

"Ya mana saya tau, keluar aja gitu dari mulut. Oiya kak kantor kepala sekolah di mana si kak?"

"Ohh mau nanya kantor kepala sekolah?"

"Iya, kak"

"Itu kamu tinggal belok kiri aja, disamping ruang TU itu kantor kepsek, sini deh gue anterin aja," ajak lelaki itu, karna ia tahu dari ekspresi gadis itu bahwa ia tidak bisa mengerti penjelasannya.

The OppositeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang