Maaf ya baru bisa update ㅠ ㅠ
Semoga kalian suka ceritanya ya, jangan lupa vote dan komennyaa huhuu.
Enjoy!
•••
"Kamu, lagi apa?" Tanya seorang gadis kecil yang berumur 6 tahun. Ia menghampiri anak laki-laki yang sedang duduk di bangku taman sambil membaca buku 'Ensiklopedia Luar Angkasa'. Anak laki-laki itu tersenyum ketika melihat gadis itu datang dan duduk di sebelahnya.
"Kamu suka luar angkasa ya?" Tanya gadis kecil itu.
"Iya, kalo sudah besar aku ingin jadi astronot." Jawab anak laki-laki itu dengan senyum yang indah.
"Kenapa kamu mau jadi astronot? Jadi astronot kan susah," Tanya gadis kecil itu dengan penasaran.
"Karena kamu,"
"Aku?"
"Iya. Kamu pernah bilang kalo kamu ingin sekali memiliki bintang. Jadi saat aku sudah menjadi astronot dan bisa pergi ke luar angkasa, akan aku bawakan kamu bintang yang paling indah di sana." Gadis kecil itu kemudian tersenyum mendengar ucapan anak laki-laki itu. Ia tersenyum dengan sangat indah, senyuman yang tak pernah Aksa lupakan. Dan senyuman dari gadis yang tak pernah Aksa lupakan.
•••
Ela baru saja menghabiskan roti dan teh hangat yang Aksa berikan. Kini Ela merasa lebih baik, hanya saja ia masih merasa lapar. Saat ini ia sedang sendirian di ruang UKS, Aksa pergi meninggalkannya tanpa alasan. Mungkin ia kembali ke lapangan untuk melanjutkan upacara? Entahlah. Ela penasaran apakah upacaranya sudah selesai atau belum, jadi ia membuka gorden yang ada di sebelah ranjang nya untuk memastikan.
Sepertinya upacara akan segera selesai, karena sudah ada beberapa murid yang di bubarkan. Sebenarnya Ela masih merasa pusing, namun pelajaran berikutnya adalah pelajaran kesukaan Ela, yaitu sejarah. Jadi ia memutuskan untuk segera meninggalkan UKS dan pergi ke kelas nya. Namun saat Ela hendak bangun dari ranjangnya dan ingin memakai sepatunya, tiba-tiba saja Adel, Galen, dan juga Kenan datang.
"Loh Ela, lo mau kemana?" Tanya Adel penasaran karena melihat Ela yang hendak memakai sepatunya.
"Mau ke kelas." Jawab Ela.
"Emang nya lo udah gapapa? Istirahat dulu aja La, nanti kalo dipaksain malah nambah sakit." Ucap Galen prihatin, ia terlihat seperti sedang menasehati adik nya yang sedang sakit. Hahaha.
"Ciee, perhatian bener lo sama Ela, sama gue lo gapernah perhatian!" Ucap Kenan dengan tangan yang dilipat di dada seakan ia marah karena tidak mendapatkan perhatian dari Galen.
"Gue udah gapapa kok, cuman pusing aja sedikit. Tadi juga udah di beliin roti sama teh anget." Jawab Ela.
"Sama siapa?" Tanya Galen.
"Sama Aksa," Jawab Ela sambil tersenyum karena mengingat perlakuan manis Aksa kepadanya tadi.
"Oh iya, si Aksa kemana?" Tanya Adel yang baru menyadari bahwa tidak ada seorang yang bernama Aksa di ruangan ini.
"Gatau tadi dia keluar, tapi gatau kemana." Jawab Ela yang juga bingung kemana perginya Aksa. Sedangkan Galen tahu dimana Aksa berada. Hanya ada satu tempat yang terlintas dipikiran Galen saat ini. Tempat yang sering Aksa kunjungi untuk menjernihkan pikirannya. Rooftop. Dan karena sebentar lagi bel pelajaran pertama akan berbunyi, Adel dan Ela segera menuju ke kelas, Kenan pergi ke kantin untuk membeli minum, sedangkan Galen pergi menghampiri Aksa.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Opposite
Teen FictionTidak semua orang yang sering tersenyum adalah orang yang bahagia. Dan tidak semua orang yang jarang tersenyum adalah orang yang tidak bahagia. Jika kamu adalah orang yang menyembunyikan pelik mu dengan senyum, berjuanglah. Aku tahu kamu bisa. Jika...