HALO! Siapa yang udah kangen sama Mahesa dan Anna? Jangan lupa comment dan likenya yaa supaya aku lebih semangat updatenya untuk kalian! Oh iya mau pendapat kalian dong, Javier dan Mahesa itu visualnya siapa :)
Oh iya, bagi yang belum tahu, Forgotten ini merupakan sequel dari Le Pere De La Fille dengan pembaca mencapai 3.9 juta! Bagi yang belum baca, bisa langsung meluncur ke Dreame ya.
--
"Wait, what?"
"Kamu selalu membuat saya mengulangi perkataan saya, ya."
Anna berdecak. "Bapak kira ini bisa untuk bercanda ya?" kata Anna yang masih belum bisa mencerna perkataan Mahesa dengan baik. Bisa-bisanya laki-laki itu dengan mudah mengatakan hal itu. Anna melihat laki-laki itu menoleh kearahnya dengan kening yang berkerut.
"Loh kan kamu dan Javier yang daritadi bercanda. Memangnya saya kelihatan lagi bercanda? Saya serius mengatakannya." Mahesa melihat kaca spion bagian kiri karena Ia akan membelokkan mobilnya ke kiri. Dari sudut matanya, Ia melihat gestur tubuh Anna yang menegang. Ia tahu Ia sudah membuat suasana dimobil ini menjadi tidak nyaman. Tapi Ia tidak bisa menahan untuk tidak mengatakan hal itu. Ia benar-benar tidak suka melihat Anna dan Javier tadi.
"Ya tapi kita aja baru kenal."
"Kita sudah lama kenal, Na. Saya laki-laki pertama, selain keluarga, yang kamu kenal."
"Bapak tahu betul maksud saya seperti apa."
Mahesa menghela nafasnya. Setelah Ia bertemu dengan Anna lagi, Ia belum pernah mengobrol dengannya tanpa berdebat. Wanita disebelahnya ini mempunyai pertahanan diri yang baik dan selalu punya jawaban untuk perkataannya.
"Kita bisa mengenal satu sama lain selagi hubungan ini berjalan, Na. It's worth a try."
Suara dari radio mendominasi suasana mobil ketika Anna terdiam cukup lama. Bukankah ini terlalu cepat? Ia baru saja bertemu dengan Mahesa lagi dan berkaca dari pertemuan-pertemuan sebelumnya yang tidak begitu mulus, Anna yakin hubungan ini tidak akan berjalan dengan baik. Demi bunga yang jatuh berguguran, Ia masih bingung dan kaget dengan keberadaan Mahesa.
"Kalau kamu diam, saya anggap itu sebagai iya," ucap Mahesa, tidak sabar. "Here are some rules..."
"Apa? Kenapa ada peraturan? Bukankah harusnya saya yang ngasih peraturan?" potong Anna tepat sebelum Mahesa melanjutkan perkataannya. Bisa-bisanya laki-laki itu membuat peraturan. Bukankah Anna pihak yang paling tidak diuntungkan disini?
"Saya hanya akan meluruskan beberapa hal supaya hubungan ini berjalan dengan lancar, Na. Ini untuk kita juga. Kita berdua mau hubungan ini berjalan kan?"
Apa katanya? Kita berdua? Bukannya laki-laki itu yang bersikap semaunya sejak tadi? Sekarang dia mengatakan kalau hubungan ini untuk kita berdua?
"Fine. Kamu mau hubungan ini seperti apa, Adrianna?" tanya Mahesa akhirnya. Anna mau berpacaran dengannya saja sudah baik.
"Saya hanya meminta Bapak tidak mengganggu saya dan Javier, juga tidak mengganggu pekerjaan saya."
Mahesa ingin sekali memprotes. Peraturan yang baru saja Anna tuturkan adalah kebalikan dari peraturan yang Ia hendak katakan tadi. Tapi Mahesa tidak bisa menahan untuk tidak tersenyum. Itu berarti Anna setuju kan?
"Okay. Saya tidak akan mengganggu persahabatan kamu dan Javier. Tapi saya minta kamu untuk jaga perasaan saya ya, Na. Saya tidak akan membatasi kamu, tapi saya juga bisa cemburu. Ah satu lagi. Saya juga mau bilang, mulai sekarang jangan panggil saya dengan sebutan 'Bapak' lagi selain dikampus. Kita juga nggak usah pake panggilan formal lagi," kata Mahesa.
"Okay."
Mahesa senang sekali saat Anna mengatakan hal itu. Ia sampai kehilangan konsentrasinya dan terus menjalankan mobilnya entah kemana. Ia baru sadar saat suara GPS dari head unit menyuruhnya untuk putar arah.
"Wah aku kelewatan,"gumamnya. Ia menyalakan lampu sign kanan dan tetap berada di jalur kanan untuk mencari putaran balik.
"Makan Burger King aja yuk. Aku mau Burger King. Kayaknya tadi aku liat di dekat sini. Kita drive thru aja."
"Gak jadi makan di Twelve?" tanya Mahesa dengan halus yang sedang berusaha menolak makan di Burger King pada date pertamanya. Apa yang akan terjadi dengan date-date selanjutnya kalau yang pertama saja makan di Burger King?
Anna menggeleng dengan tegas. "Aku mau makan Whopper aja."
"Ya udah kalau gitu."
Mahesa tidak kehabisan akal. Ia tidak ingin harinya ini berlalu dengan cepat. Sudah makan di Burger King, Anna meminta drive thru lagi. Ia lalu membelokkan mobilnya masuk ke jalan tol.
"Burger King di Bandung ya, Na."
--
"Terus kenapa kamu dan Reya putus?"
"Reya tinggal di Bali. Aku harus bolak-balik Jakarta-Bali untuk bertemu dia. Begitupun sebaliknya. Ternyata kita nggak terlalu bisa LDR dan dia sudah dekat dengan laki-laki lain. Seorang pemain film yang punya rumah di Bali juga. Kita putus baik-baik dan masih berteman sampai sekarang."
Anna mengangguk mengerti. Mahesa bercerita tentang masa sekolahnya dulu sampai kisah percintaannya. Ia mengatakan bahwa Ia bertemu dengan Reya ketika di Prancis, saat itu Mahesa yang sedang melanjutkan sekolahnya di UK, berlibur bersama teman-temannya ke Prancis. Sedangkan Reya sedang melanjutkan sekolah masaknya disana. Disitu mereka akhirnya memutuskan untuk pacaran.
"Sekarang gentian kamu yang cerita. Aku mau tahu tentang kamu. Gimana sekolah kamu? Dan aku sempat baca-baca juga, kamu pernah dekat dengan Erza ya?"
"Bacaan kamu tuh gosip ya? Aku kira macam The Jakarta Post."
Mahesa mendengus, "Kan waktu itu aku penasaran sama kamu. Aku bahkan ke Dubai khusus buat ketemu Alisa dan menanyakan tentang kamu."
"Kenapa kamu nggak tanya ke aku aja?"
"Emangnya kamu ingat aku waktu itu?"
Anna terkekeh. "Aku cerita ya. Hmm sekolahku baik-baik aja. Peringkatku di sekolah juga cukup tinggi. Aku bahkan diterima di Tokyo University dan Ale diterima di UCLA yang tidak jadi kami ambil karena Papa dan Mama tidak rela kalau aku dan Ale harus pergi juga. Akhirnya mereka setuju kalau aku tetap kuliah di Indonesia dan ikut study exchange."
Penuturan Anna membuat Mahesa bangga. Refleks Ia menjulurkan lengannnya untuk diletakan dibahu Anna. Ia membawa Anna mendekat dan meberikan sebuah kecupan kecil dipelipis wanita itu.
"Lalu tentang Erza?"
"Aku diundang ke stasiun TV ayahnya Erza untuk mengisi acara. Kita ketemu disana. Kami mengobrol dan sempat jalan beberapa kali."
Mahesa yang tadinya enggan melepaskan lengannya pada pundak Anna, langsung menarik tangannya. "Berdua?"
Anna mengangguk.
"Kalian pacaran?"
"Erza sempat mengajak untuk berpacaran. Aku bahkan pernah ikut ke acara keluarganya. Tapi nggak jadi. Aku kurang sreg gitu."
"Lalu pacar kamu siapa?"
"Aku cuma pernah pacaran dua kali. Waktu itu SMA, aku pacaran sama teman sekolahku, Harsya."
"I know him." Ya, ayah Harsya adalah salah satu komposer hebat yang cukup terkenal. Bahkan pernah mengadakan konser di negara lain. Karena wajah Harsya yang tampan, laki-laki itu juga sering muncul di TV.
"Lalu satunya lagi?"
"Javier."
![](https://img.wattpad.com/cover/222196408-288-k119558.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
FORGOTTEN (Sequel Of Le Pere De La Fille)
RomanceForgotten - Sequel of Le Pere De La Fille. Cerita dalam Bahasa Indonesia. I wish I could back to the day I met you and just walk away. because honestly, it would've saved me from so much hurt and pain. - Anna