[ 45 ] Demi calyn

996 87 0
                                    

"CALYN?!?!" Mereka kaget karena yang ada dibalik kain putih itu calyn, sahabat mereka, anak terakhir keluarga oh. Kondisi calyn sangat memprihatinkan, darah yang berlumuran diseluruh badannya, mukanya pucat dan dalam keadaan nggak sadarkan diri.

"Astaga cal..bangun hiks" 3 orang itu nangis karena melihat kondisi temennya.

"Ce--cepet je hubungin kak Mark..hiks cal bangun" perintah somi.

"I-iya ini gue coba telepon" kata jeje dan meninggalkan temennya yang masih nangis.

"Kak Mark plis angkat..hiks" monolog Jeje.

"Ish Nggak aktif lagi"

Jeje udah nyoba buat nelepon semua abangnya calyn tapi nggak ada satupun yang diangkat. Mungkin karena sekarang udah bel juga jadi hp emang nggak boleh dipergunakan selama pelajaran berlangsung.

"Chae..Som lu pada tunggu sini..kak mark, kak Renjun, kak Jeno, kak Haechan, kak Jaemin, kak Chenle sama kak Jisung semuanya nggak ada satupun yang angkat telepon dari gue..gue mau kekelasnya aja" kata Jeje dan langsung cuci muka dan sesegera mungkin dia langsung lari kekelasnya Mark.

Tok..tok

"Permisi.."

"Iya ada apa? Bukannya ini udah jam pelajaran dimulai..kenapa kamu masih disini?" Tanya pak Anto guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XII.

"Saya mau ketemu kak Mark.." kata Jeje.

"Ada apa?" Tanya pak Anto.

"Ada perlu sebentar.." jawab Jeje nggak ngasih tau pak Anto.

"Yasudah..Mark ada yang nyariin kamu" kata pak Anto manggil Mark.

"Iya pak" lalu kak Mark nyamperin Jeje sama pak Anto yang ada didepan pintu.

"Jeje?!"

"Yasudah bapak lanjut..jangan lama-lama" lalu pak Anto ninggalin gue sama kak Mark berdua, dia kembali ngajar.

"Kak..hiks" Jeje nangis lagi, dia sebenarnya nggak tega kalo ngasih tau kak Mark soal calyn tapi kalo nggak cerita nanti kalo calyn kenapa-kenapa gimana.

"Loh kenapa nangis? Jangan nangis je..ntar disangkanya aku ngapa-ngapain kamu lagi" Mark ngehapus air mata Jeje pake ibu jarinya.

"Kak..calyn kak" Jeje ngegantungin kalimatnya.

"Ca--calyn kenapa?" Perubahan raut wajah Mark berubah begitu mendengar nama adik perempuan satu-satunya disebut Jeje.

"Ca--calyn..aku nggak bisa cerita..mening Kaka ikut aku aja" Jeje narik tangannya Mark dan lari toilet.

"Kamu mau bawa aku kemana ke?! Ini toilet perempuan.." kata Mark karena ini memang toilet khusus perempuan.

"Jadi kakak lebih milih tetep diem disini daripada liat kondisi calyn?!" Jeje ngomong dengan nada agak tinggi.

"E-emang ada calyn?!" Mark ngebales dengan nada yang agak tinggi juga.

"Iya kak..makanya kakak harus ikut aku" Jeje narik tangan Mark kedalam toilet perempuan, Mark juga nggak protes apa-apa dia lebih baik dimarahin gara-gara masuk toilet perempuan dari pada adik perempuan satu-satunya kenapa-kenapa.

"CALYN?!" Mark juga kaget begitu masuk kamar mandi perempuan melihat adiknya tergeletak lemas tak sadarkan diri dilantai toilet. Tanpa pikir panjang Mark langsung gendong calyn kepangkuan nya.

"Chae, Jeje dan somi kalian kekelas aja nggak papa" kata Mark.

"Iya kak" kata somi dan Chae.

"Kak aku ikut" kata Jeje.

𝕋𝕙𝕖 𝔻𝕣𝕖𝕒𝕞 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang