Ten - Absolutely a Side Effect

1.5K 268 61
                                    

Sudah lebih dari seminggu Angkasa menghirup udara baru, menyecap rasa manis baru, mendapatkan kehangatan dan kasih sayang yang baru-tetapi tetap terasa sama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah lebih dari seminggu Angkasa menghirup udara baru, menyecap rasa manis baru, mendapatkan kehangatan dan kasih sayang yang baru-tetapi tetap terasa sama. Samudra tetap menjadi Samudra yang kadang-kadang menginap, membuat omurice hampir setiap pagi, meminta pelukan saat malam datang, mengajak Angkasa pulang bersama, jalan-jalan berdua, meminta rekomendasi pakaian untuk kencan dengan Agatha, bercerita tentang hari penat yang ia lalui, bahkan pemuda itu tetap menjadi sosok Samudra Nararya yang senyumannya selalu menjadi sumber kebahagiaan Angkasa. Namun, terdapat beberapa perbedaan yang kentara. Pelukan malam mereka tidak hanya pelukan, tetapi disertai ciuman panas dengan tangan kokoh Samudra yang menggerayangi tubuh kurus Angkasa, cerita tentang hari penat selalu diakhiri dengan noda kemerahan di tulang selangka Angkasa, juga Samudra yang hampir selalu meminta mereka mandi bersama saat pagi tiba.

Tidak ada having sex dan tusukan-tusukan menyakitkan-setidaknya untuk sekarang. Sepertinya Samudra masih meragu, tetapi yang terpenting pemuda itu benar-benar tidak membuang apa pun akhir-akhir ini. Dia terlihat lebih nyaman dengan kontak fisik tahap menengah yang sedang mereka jalani ...

... seperti ini.

"Sha ... tadi Agatha ngambek lagi," Samudra berkata dengan helaan napas panjang. "Dia bilang gue jadi jarang ada waktu sama dia, padahal harusnya dia tau kalo minggu ini tuh minggu-minggu ujian, wajar dong kalo gue milih belajar daripada nemenin dia belanja."

Angkasa mendengarkan dengan seksama-walaupun kedua netra polos yang ia punya masih terfokus pada layar kaca ponsel dalam genggaman, membaca tiap kata yang tertera, kemudian mengetik balasan; ia sedang bertukar pesan dengan Chris. "Terus sekarang udah baikan? Udah coba lo kasih cokelat?"

"Belum," Samudra menggeleng pelan-gelengannya bahkan sampai bisa dirasakan oleh Angkasa yang perutnya tengah disandari oleh kepala sahabatnya. "Tapi kalo cokelat, sih, udah gue kasih. Cuma dibuang gitu aja sama dia. Gue nggak tau lagi harus gimana, Sha. Agatha sering banget ngambek minggu ini. Ribet."

"Mhmm, sabar aja, Sam. Cewek emang gitu, apalagi cewek elit sekelas Agatha, pasti pengen banget diperhatiin," balas Angkasa-mengusap rambut kecokelatan Samudra dengan lembut, berhasil membuat pemuda itu memejamkan mata dengan nyaman. "Saran gue, nih, bilang baik-baik sama dia kalo minggu ini tuh emang minggunya ujian. Dia sejurusan sama lo, 'kan? Harusnya dia juga ngerti gimana susahnya dapet nilai bagus biar nggak ngulang taun depan. Pokoknya lo ngomong jujur aja. Percaya, deh. Semua bakal clear kalo lo ngomong apa adanya."

Samudra sempat mengangguk manja disertai dengan senyuman tampan sebelum bertanya, "Sha ... boleh cium?"

"Boleh."

Begitulah kepala Samudra langsung naik mendekat, meraih bibir delima Angkasa, melumat pelan dengan disertai gigitan lembut. Walaupun masih belum sehebat Samudra, Angkasa pelan-pelan membalas, menyecap jejak kopi di mulut Samudra-selalu saja ada jejak kafein di mulut pemuda itu, tetapi Angkasa menyukainya. Angkasa juga mulai terbiasa-meskipun masih dengan hati dan harga diri yang terluka. Namun, setidaknya ia kembali mendapatkan perhatian Samudra. Ya, Samudra. Samudra miliknya.

break up with your girlfriend; seungjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang