01. Pertemuan

18 5 0
                                    

🍁 Happy Reading 🍁

Pagi ini Tania sudah siap dengan seragam sekolahnya.Lalu tangannya keluar dari kamarnya dan menuruni tangga lalu menuju ke ruang makan.

"Good morning honey..."sapa Dika yaitu ayah Tania.

Tania hanya diam, enggan menjawab sapaan papahnya.

Dika hanya tersenyum.Sebenarnya Dika sadar semenjak ia menikah dengan istri barunya sifat Tania perlahan-lahan berubah.
Tania nya yang ceria berubah menjadi Tania yang pendiam.

Saat Tania hendak duduk tiba-tiba rambutnya terbuka dan terlihatlah plester yang menempel di dahinya,dan Dika melihatnya.

"Ada apa dengan dahimu sayang?"tanya Dika.

"This is nothing Dad"jawab Tania datar.

"Bukan apa apa bagaimana? dahimu terluka Tania"ujar Dika.

"Hanya luka kecil"jawab Tania datar.

Lalu Tania mengambil bekal yang sudah ia siapkan sebelum mandi dan memasukkannya ke dalam tas sekolahnya.

"Hari ini aku akan sarapan di sekolah"ucap Tania.

"Tapi Tania ----"sebelum jika ingin berbicara Tania langsung melangkahkan kakinya menuju pintu keluar.

"Tunggu Tania, papa ingin bicara"ujar Dika menghentikan Tania.

"Bicaralah sekarang pahh..."balas Tania tanpa melihat ke belakang.

"Hari ini papa harus berangkat keluar kota untuk menyelesaikan masalah pekerjaan, kamu nggak papa kan papa tinggal di rumah?"
jelas Dika.

"Kalaupun Tania larang papa akan tetap pergi kan atas izin tante Reina"
"Oh ya satu lagi, bukannya semenjak mama pergi Tania emang selalu sendiri!?"
jawab Tania datar akan tetapi sangat menusuk.

Dika hanya diam meski ia sangat sakit mendengar ucapan putri tersayangnya.

"Apa kamu tidak mau menitipkan sesuatu?"
tanya Dika.

"Kalo Tania minta Mama ada lagi apa Mama akan ada lagi?!"ujar Tania tanjam.

"Tania bukan itu maksud papa..."

"Terus maksud papah apa? Papah tau, sekarang tuh yang Tania butuhkan hanya Mamah.Hanya mamah yang ngerti keadaan Tania.Cuma mamah yang peduli sama Tania.
Tania pikir, setelah mamah pergi,Tania akan dapet perhatian lebih dari biasanya.Tapi apa? harapan Tania papah hancurin begitu aja. Tania sakit,papah sibuk.Tania kangen,papah sibuk.Tania butuh papah,papah sibuk.Itu yang namanya peduli? Tania sendiri,papah ada gak?Cuma mamah yang selalu ada di hati Tania"ucap Tania dengan air mata yang sudah membasahi pipinya.

"Tania capek kalau harus ribut dulu sama papa sebelum berangkat sekolah,Tania pamit.
Hati-hati pah..."pamit Tania sebelum pergi.

Dika bagaikan di hantam seribu pisau di dadanya.Baru kali ini Tania mengucapkan kata-kata yang sangat menohok hati Dika.

🌟🌟🌟

Tania melangkahkan kakinya di koridor sekolahnya dengan tatapan kosong.
Hingga tak sadar ia menabrak seseorang bertubuh tinggi.

"Awwwsshh..."ringis Tania saat bahunya merasa sakit.

"Sorry..."ucap Tania sebelum berlalu pergi.

Orang yang ditabrak hanya diam.
'cantik' batin Arsen.

Ya, orang yang ditabrak oleh Tania adalah Arsen.

🌟🌟🌟

Saat ini Tania sedang menenggelamkan kepalanya di tumpukan tangannya.
Tiba-tiba seseorang menepuk bahunya.
Yaitu Zenna, sahabat Tania.

Lalu Tania mendongak melihat Zenna.
Zenna terkejut karena melihat wajah sahabatnya yang sangat pucat.

"Lo kenapa?Kok muka lo pucet banget?"tanya Zenna.

"Gak papa,cuma kurang tidur aja"bohong Tania.

Padahal baru kemarin Tania di suruh oleh Reina untuk tidur di luar, padahal di luar sedang hujan lebat.

"Ohh..."ucap Zenna meskipun masih banyak pertanyaan yang berputar di pikiran nya.

"Kita di suruh ke lapangan, kan hari ini kita ada pelajaran olahraga.Tapi katanya kita bakal  disatuin sama kelas 12 IPS 1.Karena katanya guru mereka lagi pelatihan di luar kota"jelas Zenna.

"Ohh... yaudah yukk"ajak Tania.

🌟🌟🌟







Next??
Jangan lupa tinggalkan jejak...
Maaf pendek...

Accacia

TANIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang