Dia yang dulu aku cinta telah memilih yang lain, aku memendam masalah ini sendirian dan menahan rasa sakit yang tiada redanya.
Aku pernah berkata pada dirinya; "Kejar terus dirinya, sampai dirimu ditikam rasa lelah, jangan menyerah hanya karena sikapnya yang seolah-olah tak menginginkanmu."
Pikirku; "Aku tak akan menyerah, meskipun harus diriku sendiri yang mengantarkannya kepada seseorang yang dia inginkan saat ini."
Dalam hati berkata; "Ikhlas itu menuntun meski dicampakkan, Berjuang meski terbuang, dan tetap utuh meski hati terbunuh oleh rasa sakit yang menusuk."
Aku merelakan dirinya yang aku cinta, melepaskan walau terpaksa, mencoba ikhlas walau aku sendiri yang terhempas.
Hanya rasa kecewa yang melekat dalam hati, tapi apalah daya aku harus sadar diri karena dia yang memilih untuk pergi.
Menahannya sudah aku lakukan, tapi melepas adalah jalan satu-satunya dari Tuhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pena_waktu
RandomSetiap Kata adalah seni, baik keindahan maupun keburukan semuanya adalah seni. Melantunkan puisi, sajak dan pantun adalah seni begitu juga bercerita dengan bobot pembelajar hidup itu adalah seni nyata. Masing-masing dari kita semua adalah tokoh utam...