"Bagaimana pengalamanmu saat meneliti situs sejarah di Rusia waktu liburan beberapa waktu yang lalu?" Tanya seseorang pada Alvaro yang tampaknya masih sibuk membaca buku miliknya.
Orang dengan setelan formal rapi itu sekarang tampak sedang melahap makanan yang ada di depannya. Suasana damai dan hening meliputi perbincangan dua orang yang sedang duduk berhadapan tersebut.
Musik klasik yang mengalun lembut menambah kesan damai dan mewah dari restoran tempat dua orang ini sedang membicarakan sesuatu.
"Biasa saja, tidak ada yang menarik dari situs tersebut. Mungkin beberapa orang mengira bahwa situs itu merupakan peninggalan dari peradaban Rusia saat abad pertengahan Eropa, tetapi sepertinya naluriku tidak berkata demikian. Situs itu tampaknya terlalu muda untuk abad pertengahan, so, mungkin itu merupakan salah satu peninggalan zaman perang dunia" Jelas Alvaro sambil tetap membaca buku yang berada di tangannya yang berjudul Mitologi Nordik.
Pria dengan rambut klimis dan rapi yang berada di depannya hanya menyunggingkan seulas senyuman tipis mendengar ucapan dari Alvaro. Tangannya yang mulus, dengan gaya yang sangat elegan mengambil tisu yang berada di depannya kemudian mengusapkan tisu tersebut di bibirnya.
"Kuharap nalurimu bisa dipertanggungjawabkan seperti biasanya" Kata pria tersebut sambil meletakkan tisu yang kotor tadi di atas asbak. Wajahnya tampak sinis memandang Alvaro sambil meletakkan tangannya di atas meja di depannya.
Beberapa saat kemudian seorang pria dengan setelan hitam putihnya segera berjalan menuju meja tempat dua orang itu sedang makan dan segera membereskan sisa makanan yang ada di atas meja. Beberapa pria yang lain tampak sedang sibuk menghidangkan makanan pencuci mulut untuk mereka berdua.
"Sepertinya kali ini kau sedang tertarik dengan mitologi Eropa Utara" Tanya Pria bersetelan formal itu sambil menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi sembari mempersilahkan beberapa pelayan untuk menghidangkan makanan pencuci mulutnya.
"Entah lah. Beberapa mitologi yang berasal dari Eropa Utara ini tampaknya cukup menarik, tetapi tidak diadopsi oleh orang romawi yang lebih memilih mitologi Yunani miliknya. Selain itu juga, penyebaran dari mitologi serupa tampaknya juga merupakan salah satu pengaruh dari Asia. Mungkin saja mitologi ini melewati Rusia" Jawab Alvaro. Pemuda yang berada di depannya itu tampaknya mangut-mangut mengerti apa yang Alvaro bicarakan.
Pelayan yang tadinya berlalu lalang pun sekarang sudah hilang setelah makanan penutup sudah terhidang. Pria dengan setelan formal itu pun mengambil sendok yang sudah di sediakan dan mencicipi salad buah yang sudah dihidangkan untuknya.
"Ah,,, Ini bisa menunjang penelitianmu untuk di Rusia nanti?" Tanya pria tersebut. Alvaro tampak mengangguk pelan mendengar pertanyaan dari pria di depannya.
Suasana kembali hening. Alvaro tampak masih fokus untuk membaca buku tentang mitologi nordik miliknya sementara pria yang berada di depannya masih fokus menikmati makanan penutup dari restoran tersebut.
Dentingan antara sendok dan piring mulai menemani mereka berdua seiring dengan mulai habisnya salad yang berada di mangkok pria tersebut. Alvaro pun menutup bukunya ketika melihat pria di depannya sudah menghabiskan seluruh makanan penutupnya dan mulai menatap pria tersebut dengan tatapan serius.
"Oke, sekarang kita kembali ke bisnis"
-0-
Kutunggu besok kau di sini. Ada buku keren yang juga harus kau baca
Kata-kata yang terdengar sebal tetapi mengandung makna yang cukup menggelisahkan itu kembali terngiang di benak Claudia.
Buku macam apa lagi yang harus aku baca?
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketidaktahuan lebih baik daripada Ketahuan
RomanceKemanakah umat manusia akan dibawa? . Siapa yang tahu? Bukankah Ketidaktahuan lebih baik daripada ketahuan? - Alvaro. 2020