" doushita no boruto ? haah mendokusai " tanya shikadai
" hmm, dari tadi kau aneh " inojin membenarkan
Hari itu boruto, shikadai, dan inojin sedang berkumpul di kedai burger kesukaan mereka. sejak perkataan boruto saat itu, boruto sering makan sendiri dan menjauhi ibu juga adiknya.
" haah ini semua gara gara ayah payah itu "
shikadai dan inojin mengangguk maklum
" kali ini ada apa lagi ? " tanya inojin sambil meminum sodanya
" dia mengingkari janjinya lagi. padahal ia sudah berjanji akan makan bersama di rumah tapi tiba tiba dia menelfon tidak bisa pulang. padahal himawari sudah sangat menantikannya, berkat itu juga aku dimarahi kaa - chan dan sekarang suasana rumah jadi tidak menyenangkan. tapi lihat dia sama sekali tidak peduli, kepala keluarga macam apa dia " boruto terus mengoceh tentang ayahnya.
tanpa mereka sadari ternyata ibu mereka ada tidak jauh dari meja tempat mereka bercerita. 3 wanita beda surai itu sebenarnya sedang membicarakan beberapa masalah, termasuk masalah hinata. namun mendengar suara putra mereka, mereka memutuskan untuk diam dan mendengarkan apa yang putra mereka bicarakan.
" hentikan boruto " kata shikadai frustasi. lama lama ia pusing mendengarkan oarang mengomel dan mengoceh. ' di rumah aku harus mendengarkan omelan okaa - san apa disini aku juga harus mendengar ocehan boruto ? hahh mendokusai ' batin shikadai.
" kau ini kenapa shikadai, kau tidak tau saja bagaimana kecewanya himawari. dasar ayah payah " rupanya boruto masih belum puas mengoceh.
" kalau kau bisa mengatakan nanadaime payah maka aku juga bisa mengatakan bahwa oyaji itu baka " tukas shikadai kesal. mau disebut kebetulan atau takdir, percaya atau tidak saat shikadai mengatakan itu naruto dan shikamaru sedang lewat dan mendengar perkataan shikadai. kedua petinggi desa itu tertarik dan memutuskan untuk mendengar apa yang dibicarakan para ninja muda itu.
mendengar perkataan shikadai boruto dan inojin cengo seketika.
" hah kupikir kata baka itu tidak ada dalam kamus klan nara " cerocos inojin
" kau belum bangun ya shikadai ? shikamaru jii - san ? baka ? jangan bercanda " ujar boruto tak percaya.
" terserah tapi menurutku oyaji itu memang baka " kata shikadai cuek
" contohnya " tanya inojin. sepertinya putra yamanaka sai ini tertarik dengan ucapan teman kecilnya.
" contohnya ? hmm, ah ya saat okaa - san marah bukannya menenangkannya oyaji malah membuatnya lebih murka lagi " jawab shikadai
" tapi shikamaru jii - san sering makan di rumah " ujar boruto
" kata siapa " jawab shikadai santai sambil memakan kentang goreng nya
" ayah payah itu selalu membuat kaa - chan tertidur di sofa "
" kau pikir oyaji ku tidak ? "
" shikamaru jii - san selalu memperhatikan mu, sedangkan ayah payah itu ?!"
" nanadaime - sama selalu memperhatikanmu, kau saja yang tidak sadar " jawab shikadai tenang. sedangkan inojin ia hanya meliha kedua anak petinggi desa itu berdebat.
boruto terkejut dengan jawaban shikadai. " apa kau bilang ? " tanya boruto tak percaya. ayahnya ? memperhatikannya ? jangan bercanda !
" ternyata kau benar benar tidak sadar ya " shikadai terkekeh pelan sambil menggelengkan kepala. boruto menunggu teman jeniusnya melanjutkan penjelasannya.
" aku sering melihat bunshin nanadaime - sama mengikutimu kemana mana, setiap kau pulang misi nanadaime - sama yang asli akan berada di dekat gerbang masuk konoha, ia mengawasimu , memastikan kau tidak terluka parah saat menjalankan misi, ia bersembunyi agar kau tidak melihatnya, lalu setiap bertemu dengan mu nanadaime - sama selalu menyempatkan diri menyapamu, berbicara singkat dengan mu, meski kau membalasnya dengan nada agak dingin, lalu mengelus pucuk kepalamu meski kadang kau menepisnya, kemudian setiap misi yang akan tim mu lakukan selalu diperiksa oleh nanadaime - sama. bukankah itu juga termasuk bentuk perhatian ? " terang shikadai.
mata boruto membulat tak percaya. " whooa shikadai bagaimana kau tau semua itu ? " ujar inojin takjub. " itulah gunanya punya oyaji seorang penasihat hokage " ujar shikadai dengan nada sedikit sombong.
di tempat para ayah,
naruto terkejut ' bagaimana shikadai bisa tahu ? ' batin naruto heran. ia menatap sahabat sekaligus asisten nya. yang ditatap hanya menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal sambil memalingkan pandangannya.
di tempat anak anak
boruto masih terdiam mendengar pernyataan shikadai. ia memikirkannya. ' apa benar begitu ? ' batin boruto ragu.
" nee shikadai inojin, apa kalian pernah merasa marah atau kecewa pada tou - chan kalian ? " tanya boruto lirih.
shikadai dan inojin saling berpandangan. " kalau itu sih aku pernah " jawab inojin mantap. shikadai mengangguk membenarkan ucapan sahabat yamanaka nya.
boruto terkejut " kalau bertengkar ? " tanya boruto lagi. kali ini suaranya lebih keras dari sebelumnya. lagi lagi keduanya mengagguk.
" kapan ? karena apa ? apa kaa - chan kalian memarahi kalian saat bertengkar ? " tanya boruto tak sabar
" kalau aku sih sering. kami biasanya bertegkar karena masalah janji atau beda pendapat, tapi saat bertengkar kaa - san tidak memarahi kami, ia malah menangis " jawab inojin. shikadai dan inojin cengo.
" kalau kau shikadai ? " tanya boruto
" hm ? kalau aku jarang sih habisnya aku malas bertengkar. buang buang tenaga. tapi aku pernah bertengkar dengan oyaji karena membiarkan okaa - san menunggu sampai sakit. tapi okaa - san tidak pernah ikut campur saat kami bertengkar karena kami biasanya bertengkar tanpa sepengetahuan okaa - san" jawab shikadai. boruto manggut manggut.
di tempat para ibu
" ehh apa itu benar ino - chan ? kau menangis ? " hinata terkejut
" yaa, itu benar. bayangkan saja 2 orang bermulut tajam bertengkar. huuh telingaku sampai panas mendengar nya " keluh ino sambil memajang wajah lesu. temari dan hinata tersenyum prihatin.
" kalau temari - chan, apa kau benar benar tidak pernah melihat mereka bertangkar ? " tanya hinata.
temari menggeleng pelan " tidak juga. mereka saja yang tidak tahu kalau aku mendengar mereka bertengkar " hinata mengangguk paham.
ditempat anak anak
" nee, bagaimana kalian bisa tetap menghabiskan waktu bersama tou - chan kalian walau mereka sibuk ? " tanya boruto lirih. " sepertinya kalau masalah seperti itu kau harus tanya shikadai deh. nasib kalian kan hampir sama " ucap inojin sambil tersenyum.
shikadai menghela nafas pelan " boruto apa kau tahu ? hokage dan penasihat hokage itu bisa libur 2 kali sebulan tapi tidak termasuk hari libur khusus " shikadai memulai penjelasannya. " mereka bisa libur 1 pada siang hari dan 1 nya lagi pada malam hari jadi mereka tidak bisa libur sehari penuh seperti orang kebanyakan tapi hal itu relatif . ikut keadaan. jika banyak tugas mereka terpaksa menghabiskan waktu libur mereka di kantor "
" bagaimana kau bisa tetap menghabiskan waktu bersama shikamaru jii - san ? tanya boruto
" kami membuat perjanjian " jawab shikadai. " jika oyaji libur bisa libur siang maka kami akan berlatih bersama tapi jika malam kami akan bemain shogi "
boruto terkesima. " yaah itu semua ide okaa - san " tambah shikadai.
" haah darimana temari baa - san mendapatkan ide itu ? " boruto heran
shikadai terkekeh pelan " apa kalian mau mendengar sedikit masa lalu ku ? "
inojin dan boruto mengangguk . shikadai pun mulai bercerita
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Father and Son
Fanfiction" Tou - chan tidak pernah peduli pada kami ! " uzumaki boruto . . . " Gomen ne boruto " uzumaki naruto . . . bagaimana cara Boruto dan Naruto menyelesaikan masalah mereka ? [ 3 sep 2020 ]