Perjanjian

1.4K 104 6
                                    

Sudah 3 malam ini Boruto sama sekali tidak tidur. Boruto menjalankan ide Shikadai tentang menuggu ayahnya pulang.

' hhh kapan Tou - chan payah itu akan pulang sihh ' batin Boruto menjerit. Pasalnya ia sudah sangat menderita karena tak tidur 3 malam. Boruto teringat kembali perkataan Shikadai.

' tapi Shikadai saja begadang 6 malam, kalau tukang tidur itu bisa berarti aku juga harus bisa ' Boruto menyemangati dirinya sendiri.

" Boruto masuk ke kamarmu dan cepat tidur " teriak Hinata dari arah dapur. Boruto beranjak dari sofa dan mengucapkan selamat malam kepada ibu dan adiknya.

" hhh apa aku harus begadang lagi ? tapi bagaimana kalau Tou - chan pulang malam ini ? " Boruto merebahkan dirinya ke kasur.

Malam semakin larut, Boruto berusaha keras agar tidak menutup matanya. Boruto mengambil komik yang berada di atas meja belajar. Ia membalik halaman demi halaman dengan malas. 

" tadaima " Meski sangat samar Boruto mendengar suara ayahnya. ' ternyata aku lebih beruntung daripada Shikadai ' batin Boruto gembira. Ia turun ke lantai bawah perlahan lahan.

" boruto ? kau belum tidur ? " Naruto melihat putranya menuruni tangga

" ada yang mau aku bicarakan dengan Tou - chan " Boruto menatap Naruto dengan serius

" tunggulah di sofa, Tou - chan akan membawa Kaa - chan mu ke kamar dulu " Naruto berlalu sambil menggendong istrinya yang tertidur.

Boruto duduk di sofa, pikirannya gelisah tak bisa di pungkiri bahwa saat ini ia sangat gugup.

Naruto menghampiri Boruto dan duduk di sisi yang bersebrangan dan Boruto.

" jadi ? apa yang mau kau bicarakan ? " tanya Naruto

" kapan T-tou - chan libur ? " Boruto mendadak gagap

" Tou - chan bisa libur 2 kali sebulan, tapi saat siang dan malam saja jadi tidak full satu hari " jelas Naruto

"Memangnya kenapa ? " Tanya Naruto pura pura tidak tahu.

" A-aku ingin.. " lidah Boruto terasa kelu. Naruto masih diam sambil menunggu Boruto melanjutkan perkataannya

" A-aku ingin tou - chan menghabiskan waktu bersama kaa - Chan dan Himawari " sifat tsundere Boruto ternyata tak akan pernah bisa hilang.

" Lalu waktu untukmu ? " Tanya Naruto heran

" T-tidak usah "

" Yakin ? " Boruto mengangguk

" Bagaimana kalau saat tou - chan bisa libur siang, kita berlatih bersama ? " Tawar Naruto

Mata Boruto berbinar " T-tidak usah "

" Tidak usah malu malu seperti itu " kata Naruto santai

" S-siapa yang malu malu ? " Ujar Boruto tak terima

" Tidak usah mengelak, matamu tadi berbinar looh " goda Naruto. Boruto memalingkan wajahnya. Naruto tertawa puas.

"habiskan waktu Tou - chan dengan kaa - chan saja "

" Tidak, kalian berlatih berdua saja "

Naruto dan Boruto menoleh ke belakang. Terlihat Hinata muncul dari balik pintu. Rupanya daritadi ia menguping pembicaraan suami dan putranya. Ia pun duduk di sebelah Boruto.

" Gunakan waktu itu untuk berlatih bersama tou - chan mu " Hinata mengelus kepala Boruto lembut

" Kaa - chan bagaimana ? " Tanya Boruto

" Kami sudah sering menghabiskan waktu bersama kok, tenang saja " Naruto merangkul istrinya dari belakang. Hinata mengelus tangan suaminya lembut.

" Ha ? Kapan ? " Tanya Boruto bingung

" Pokoknya sering " baru saja Naruto akan membuka mulut, Hinata langsung menyela dengan cepat. Boruto manggut-manggut

" Berarti sudah diputuskan, kalau tou - chan bisa libur siang kita akan berlatih bersama tapi jika libur malam tou - chan akan bersama Hima " ucap Naruto final

" Tapi tou - chan tidak selalu bisa mengambil hari libur " tambah Naruto. Boruto hanya mengangguk. Naruto mengacak acak rambut putranya.

" Gomenne Boruto, selama ini tou - chan jarang dirumah dan jarang menemanimu, tapi tou - chan harap kau bisa mengerti keadaan tou - chan " ujar Naruto tulus

" Wakatta Yo, aku juga minta maaf " balas Boruto singkat. Naruto mengangguk. Hinata tersenyum lembut melihat pemandangan ayah dan anak itu

" Apa masih ada lagi  yang ingin kau tanyakan ? " Tanya Hinata. Boruto menggeleng, sebenarnya banyak yang ingin ia tanyakan kepada ayahnya tentang informasi yang ia dapat dari Shikadai dan Inojin tapi Boruto mengurungkan niatnya dan menganggap semua yang dikatakan kedua sahabatnya itu benar.

" Kalau begitu ayo tidur, ini masih terlalu pagi untuk bangun " kata Hinata sambil melihat jam dinding. Waktu menunjukkan pukul 1 dini hari.

Naruto dan Boruto hanya mengangguk dan pergi ke kamarnya masing masing.

Boruto menutup pintu kamar pelan. Senyuman bahagia terukir di wajahnya. Ia sangat senang, akhirnya ia punya waktu bersama ayahnya. Boruto berjalan ke arah pigura yang membingkai fotonya dan ayahnya. ' mungkin memang tidak bisa seperti dulu lagi ya ? ' batin Boruto sedikit sendu.

Boruto meletakkan pigura itu kembali di tempatnya dan membaringkan dirinya di kasur. Boruto langsung tertidur lelap.






Between Father and SonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang