#15 Permainan di mulai (2)

20 0 0
                                    

Rey yang masih tak percaya dengan apa yang dikatakan Kialla waktu dikantin itu menghampiri Kialla yang sedang mengemaskan buku-bukunya didalam kelas.

"Kita perlu bicara!" Kata Rey lalu pergi kearah taman sekolah.

Kialla hanya terdiam sambil menatap Rey yang langsung berlalu itu. Dia sudah tahu apa yang ingin dibicarakan oleh Rey kepadanya, yang tak lain soal pertunangannya itu.
Lalu Kialla pun mengikuti Rey dari belakang.
Clara tak sengaja melihat mereka yang menuju ke arah taman lalu mengikuti mereka karena penasaran.
Tiba nya ditaman Rey pun memulai pertanyaannya kepada Kialla.

"Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa tiba-tiba kau berubah pikiran lagi. Bukankah kau sudah tahu bahwa Mike hanya memanfaatkanmu?"

Kialla terpaksa berbohong kepada Rey tentang alasanya, karena ia menyadari Clara yang bersembunyi dibalik pepohonan ditaman seakan ingin mendengarkan percakapan mereka.

"Sepertinya aku salah faham padanya, dia tidak mungkin seperti itu. Ibu mengatakan padaku sebelum aku kehilangan ingatanku, aku dan Mike saling mencintai" kata Kialla yang berbohong agar Clara yang tengah mendengarkan mereka diam-diam itu tidak curiga.

Rey pun menghela nafas dalam-dalam setelah mendengar pernyataan Kialla.

"Tapi aku mencintaimu Jessie" kata Rey lalu menatap Kialla dengan tatapan rapuh.

"Maaf Rey, sepertinya aku bukan takdirmu. Aku mohon lupakan aku" ucap Kialla dengan berat hati ia mengatakannya pada Rey karena Kialla juga mencintainya.

Namun Kialla harus menahan perasaannya kepada Rey demi menolong Jessie dan ayah nya.

Kialla pun pergi berlalu meninggalkan Rey yang masih terpaku sendirian ditaman sekolah. Saat itu Rey benar-benar rapuh karena gadis yang ia cintai tak membalas cintanya justru memilih orang lain.
Clara yang melihat kejadian itu tertawa senang didalam hati.

"Dasar bodoh!" Gumam nya pelan lalu tertawa kecil karena merasa puas dengan apa yang ia lihat tadi.

Kialla yang melangkah pelan keluar dari gerbang sekolah itu masih merasa bersalah kepada Rey dengan raut wajah yang sedih.
Dia mencoba menegarkan diri karena dia harus berjalan sesuai rencananya untuk membantu Jessie.

Dihalte bus ia melihat Budi yang sedang berdiri menunggunya.

"Barusan kau mencampakan seseorang yang kau cintai, dasar bodoh!" Kata Budi yang menyinggungnya.

Kialla mengerutkan kedua alisnya menatap tajam kearah Budi, setelah bus datang iapun langsung masuk kedalam bus tanpa menghiraukan Budi.

****

Dikamar, Jessie yang diraga Kialla itu masih terbaring lemah. Keadaannya kian memburuk, rambutnya pun mulai berguguran sedikit demi sedikit. Pandangannya mulai kabur,kepalanya semakin terasa sangat sakit, wajahnya pun terlihat sangat pucat.
Ketika hendak kekamar kecil, Jessie mencoba menguatkan diri untuk melangkah namun ia justru terjatuh kelantai. Ibu yang melihatnya itupun langsung menolongnya.

"Kialla, kamu tidak apa-apa nak?" Tanya ibu khawatir.

"Aku baik-baik saja bu hanya saja tubuhku sepertinya demam"

"Ayo kita kerumah sakit saja"

Jessie menggelengkan kepala nya.
"Aku tidak apa-apa bu, aku hanya perlu ke kamar kecil"

Ibu pun membantunya berjalan ke kamar kecil lalu kembali ke kamar nya lagi.

Jessie mencoba perlahan merebahkan tubuhnya ke kasur lalu ia menghelakan nafasnya.

"Sebaiknya kita kerumah sakit saja Kialla, ibu sangat khawatir dengan keadaanmu." Kata ibu sambil menangis.

Jessie hanya menggelengkan kepalanya lalu tersenyum.
"Tak apa bu, aku hanya ingin istirahat sebentar" kata nya seakan ingin ibu meninggalkan ia sendirian dikamar.
Iapun memejamkan kedua matanya.

Magic Diary : Who I am ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang