Prolog

24 2 10
                                    

Namanya Gery. Seorang lelaki bertubuh tinggi menjulang.

Jika diukur mungkin hampir enam kaki.

Tingkahnya susah ditebak, ia bisa menjadi lelaki yang dingin di sekolah.

Tapi sesampainya di rumah ia bisa menjadi lelaki yang jahil dan menyebalkan.

Gayanya sombong selangit.

Tapi siapa sangka, dibalik kesombongan dan hidup mewahnya, ia juga bisa jadi lelaki yang sederhana.

Bukan foe grass, atau truffle yang harganya selangit, ia lebih memilih mie sebagai makanan favoritnya.

Kadang ia jengah ketika harus menuruti permintaan gadis yang begitu spesial di kehidupannya.

Tapi giliran Gery yang ada maunya, harus selalu terpenuhi saat itu juga. Egois memang.

Sudah sekitar lima belas menit lelaki itu mengajak gadis di belakangnya berjalan kaki tak tentu arah.

Gadis itu mengikutinya dibelakang sambil sesekali menghela nafas dan menundukkan kepalanya karena keinginannya sebelumnya tidak terpenuhi.

DUG

Tiba-tiba kepala gadis itu membentur punggung yang mematung didepannya.

"Bisa gak kalau jalan itu jangan berhenti ngedadak?!" serunya.

"Heh, makanya kalau jalan mata liat ke depan! Nunduk gitu ngapain? Cari recehan?"

"Gery kok kasar sama Nada huaaa" katanya dengan mata yang sedikit berkaca-kaca.

Melihat gadis itu menangis, Gery langsung memeluknya.

"Jangan nangis, abis Gery kesel. Dari tadi nyari mie ayam keliling-keliling pada gak jualan."

Gadis itu tersenyum, seperti mempunyai ide cemerlang.

Sambil menarik tangan Gery menuju suatu tempat yang menurutnya bisa menguntungkan keduanya.

Kedai es krim.

"Ngapain kesini?" Gadis itu malah melotot.

"Jajan cilok! Pertanyaan bodoh, segala tanya. Ya beli es krim lah!" katanya galak.

"Kamu itu bodoh apa gimana sih? Gery gak suka makanan manis! Makan kue lumer seuprit buatan mami kemarin aja langsung mual."

"Aku tau kamu gak suka cokelat, gak suka es krim, gak suka kue sus, gak suka durian, gak suka makanan manis, gak suka semua yang enak-enak yang orang normal suka."

"Lah itu tau, terus kenapa kamu bawa Gery kesini?"

Gadis itu tak menjawab, malah terus menuntun Gery disebuah kursi dengan suasana outdoor dan meninggalkannya untuk memesan makanan favoritenya sendiri.

Sementara itu sambil menunggu es krim yang gadis itu pesan, dua minuman kini sudah ada dihadapan mereka.

Jus Mangga.

Rupanya gadis itu masih hafal dengan buah kesukaan Gery.

Akhirnya pesanan es krimnya datang, bukan rasa cokelat seperti yang Gery benci.

"Nih, dimakan. Es krim ini bentuknya kaya spaghetti. Gery kan suka banget sama mie, rasanya juga asam kayak buah-buahan yang Gery suka."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
PLUVIOPHILE (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang