9. Firasat Buruk

962 123 6
                                    

Sejak menghabiskan malam berdua dengan Taehyung sambil membuka kekelaman masa lalu dengan jemari dan bibir saling bertautan, Irene seolah menemukan kehidupan kembali. Wendy bahkan bisa melihat binar semangat terpecik di kedua bola mata Irene.

“apa yang dilakukan Taehyung padamu?” Tanya Wendy tanpa basa-basi, beberapa hari setelah tahun baru lewat

“apa?”

Wendy meneliti wanita di depannya dengan tatapan penuh selidik

“kau…..berbeda” akhirnya kata itu yang meluncur dibibirnya.

“berbeda apanya?”

Wendy mengetuk-ngetukkan jemarinya kedagu. Otaknya Nampak berfikir keras. Irene terbahak melihatnya.

“kau mirip orang yang sedang kena migren” celetuk Irene

“kau benar!”

Irene menatap sahabatnya bingung

“kau tidak sinis dan dingin, bahkan bisa bercanda dan ada banyak senyum di bibirmu”

Irene mengibaskan tangannya “omong kosong” serunya sambil mencoba mengindari kontak mata dengan Wendy

“kamu lagi bahagia ya?”

Irene menjawab datar

“tidak juga. Aku bahkan baru saja memutuskan untuk pensiun menjadi ‘teman’ Jimin dan yang lainnya. Aku sedang mempertimbangkan untuk bekerja di kantor daddy. Aku tak perlu membuktikan apa-apa pada dunia. Aku pun tak keberatan membantu mengola apa yang sudah dirintis daddy puluhan tahun silam.”

Wendy membelalakan matanya dan untuk sejenak kehilangan kata-kata. Ia memegang bahu Irene dengan kedua tangan, memaksa wanita itu menatap matanya

“kau mau apa?”

Irene tidak menjawab, hanya menyinggungkan seulas senyum penuh arti.

Wendy kian penasaran. “andai aku memiliki masalah dengan jantung, pasti aku sudah sekarat saat ini. Irene, ini berita hebat, tapi kau mengucapkannya begitu ringan seolah sedang membicarakan cuaca buruk. Aku tidak bisa mengungkapkan betapa senangnya aku mendengar semua ini. Siapa manusia hebat yang bisa mengubah pikiramu? Taehyung kah?”

Irene berdehem, membasahi tenggorokannya yang memang nyeri sejak kemarin

“aku sepertinya menderita radang”

“Irene, aku sedang tidak dalam mood yang baik. Jagnan mengelak! Ayo, ceritakan padaku”

Irene tak berdaya karena Wendy memegang bahunya sangat kencang. Menggunakan tenaga layaknya sebagai pria.

“okay, okay. Aku akan jawab. Taehyung memang salah satu alasannya, tapi jangan berfikir terlalu jauh. Dia malah membuat Joy mengancamku. Aku dan Taehyung hanya dua orang yang memiliki katakanlah semacam hubungan kerja. Kami tidak punya hubungan romantis atau semacamnya”

Wendy melepaskan tangannya dari bahu Irene dan menjawab tak acuh

“memang siapa yang menuduhmu dan Taehyung saling mencintai? Atau memang itu yang kau harapkan?”

Irene menjerit kesal dan hampir menerkam Wendy saat ponselnya berbunyi. Irene mengaduk-aduk tas dan menemukan ponselnya. Ia tidak mengenal nomor yang tertera, namun tidak menghalanginya untuk menjawab

“yobuseo”

Irene mendengar dan sesekali menjawab dengan

“ya benar….jam berapa?.....dimana?....baiklah saya pasti datang”

Wendy memperhatikan dengan minat penuh “who?” tanyanya ingin tahu

Irene menggumam pelan

“Taehyung’s mom”

Love Contract (VRene) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang