04. Siapa dia?

10 6 1
                                    

04. Siapa dia?

"Tes.. Tes.. " ucap Elios melalui earphone nya.

"Kenapa El?" itu suara Nindi.

"Nin, Kay, lo berdua tadi kenapa lari-lari?"

"Lah, jadi lo yang dilorong tadi?" geram Nindi.

"Wah gila! Pantas gue kira ada setan, ternyata setan beneran!" kekeh Kayra.

"Gila lo Kay. Ganteng-ganteng gini dibilangin setan!"

"Gue nggak gila, lo nya aja yang gila. Kurang kerjaan banget ngerjain kita malam-malam!" cetus Kayra.

"Betul kata Kayra, kamu jangan bercanda kayak gitu." kali ini Suci buka bicara.

"Iya-iya, salah lagi gue. Emang cowok selalu salah!"

"Sabar El, ini ujian." kekeh Raka.

"Woy diam! Gue mau tidur!" teriak Gafin.

"Anjing, telinga gue mau meletus anjim!" Raka tiba-tiba ikut berteriak.

Mendengar itu Ayu lalu menegur Gafin, "Tenang-tenang, ini udah malam. Lagian Gaf kamu bisa matiin earphone nya, susah amat."

"Oiyah yah, maafin otak gue yang nggak kepikiran." kekeh Gafin.

Hening.

"Ada orang?"

"Woyy!! Kemana lo semua?"

"Anjim, gue dikacangi!"

"Gue sumpahin lo semua mati di mutilasi!"

"Astagfirullah, sadar Gaf. Tarik kata-kata lo tadi!" teriak Ainun.

"Iya Gaf! Tarik kata-kata lo!" Ayu juga ikut-ikutan teriak mendengar kata-kata Gafin.

"Iya-iya, gue tarik kata-kata gue! Cowok emang serba salah!"

Sejauh ini, apakah kalian memilih berhenti atau lanjut? Pilihan ada di tangan kalian, jadi pilihlah dengan baik-baik dan jangan sampai salah.

Keesokan nya, semuanya berjalan baik-baik saja. Beberapa jam kemudian tepat di jam 13.00 speaker kantor berbunyi.

"Selamat siang semuanya!" tiba-tiba suara aneh menyebar di seluruh ruang kerja di lantai satu.

Mendengar itu, semua orang lalu menghentikan aktivitasnya.

"Suara siapa tuh?" tanya Raka.

Mendengar pertanyaan Raka, Hanri lantas bertanya ke Ninno. "Gue juga nggak tau, suara siapa itu No?"

"Gue juga nggak tau." kali ini semua orang saling memberikan tatapan kebingungan.

"Santai saja, saya hanya ingin memberikan salam kepada kalian sebelum pertemuan kita berikutnya."

"Pertemuan apaan maksud lo?" kali ini Elios angkat bicara.

"Hahaha, itu masih rahasia. Saya cuman mau bilang sebagai penutup, terima kasih buat kalian yang sudah mengundang saya."

"Ngundang? Ngundang apaan woy?!" teriak Elios.

Kayra lantas bergidik ngeri. "Siapa sih dia? Gila banget!"

"Gue tadi dari ruang cctv tapi nggak ada orang disitu." ucap Alya setelah melihat ruang cctv.

"Anjing, terus yang bicara tadi siapa?" kali ini Elios tidak bisa menahan emosinya.

"Sabar El." ucap Alya lalu menenangkan Elios. "Hmm gue juga nggak tau, tapi kalian sadar nggak sih? Suaranya kayak aneh gitu."

"Iya juga, gue juga nggak bisa nebak itu cewek atau cowok." ucap Arya menyetujui penuturan Alya.

"Tapi kata dia, dia diundang? Di undang apaan sih maksudnya?" bingung Gafin.

"Nah, itu dia! Disini ada yang ngundang dia?" tanya Suci.

Semua orang hanya menggelengkan kepalanya, "Lama-lama seram juga ini kantor." senyum Raka tidak percaya.

"Jangan parno, mungkin orang iseng." cetus Ninno menenangkan.

Hanri menyetujui pernyataan Ninno, "Nah, dengar tuh. Mungkin itu orang iseng."

Mendengar itu semua orang hanya menganggukkan kepalanya lalu kembali melanjutkan pekerjaan mereka yang sempat tertunda.

"Dasar, mereka kira saya cuman orang iseng. Tunggu saja pembalasan ku!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 03, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

OFFICE PSYCHOPATHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang