deux

15 3 1
                                    

    Sepasang tangan dengan tiba-tiba melingkar dipinggangku juga kepala yang menenggelamkan dirinya di lekukan leherku.

    Aku yang sedang menyikat gigiku hanya tersenyum dan memperhatikannya dari pantulan kaca di depanku.

    Segera setelah aku menyelesaikan kegiatanku, aku membalikkan badan dan langsung memberikan pelukan padanya.

    "Good morning, sleepyhead!" ujarku padanya yang melanjutkan tidurnya di pelukkanku. Aku bergerak mengangkat kepalanya dari pundakku lalu memangkunya sembari memberikan tatapan hangat padanya.

    "C'mon, wake up and brush your teeth!" Dia yang masih menutup matanya hanya mengangguk tanpa melakukan apa yang aku minta.

    Tanpa aba-aba, aku langsung mengecup bibirnya cepat. Merasakan bibirku di bibirnya, dengan tersenyum, dia segera membuka matanya. Aku tahu cara ini selalu berhasil untuk membangunkannya.

    "Okay, okay, I'm up now" Ujarnya yang langsung menciumku. Tanpa menunggu, aku membalas ciumannya.

    "okay, now you brush your teeth, then we go to breakfast" Aku melepas ciumannya dan meninggalkannya keluar kamar mandi.

***

"Max?" Aku memanggil Max yang berbaring disampingku.

"Max?" aku memanggilnya lagi, karena tidak ada tanda-tanda balasan darinya.

Aku yang tidak sabar lalu mengubah posisiku menjadi kesamping dengan tangan kananku menjadi pangkuannya. "Maxime Laurent, do you hear me?"

Dipanggilanku yang ketiga, baru dia memiringkan kepala nya dan menatapku. "Yeah babe, I hear you, what happened?" ucapnya pelan sambil mengelus pipiku. Matanya menatap mataku dalam tanpa ekspresi yang jelas.

    Setelah selesai sarapan, aku dan Max kembali ke flat milik Max dan memutuskan untuk berbaring di depan jendela kamar ini. Kita membicarakan banyak hal. Kita membicarakan kemana kita akan pergi hari ini, membicarakan betapa kita saling mencitai satu sama lain, membicarakan hal-hal konyol dan memalukan yang pernah kita lakukan, serta membicarakan mengenai masa depan.

    Sepertinya sudah kurang lebih satu jam setengah, Max dan aku, berbaring disini membicarakan banyak hal. Kita sepakat hari ini untuk pergi ke Museum Louvre. Maka dari itu, aku dan Max bangkit dan mulai untuk bersiap-siap.

***

    Hari sudah semakin siang, pemandangan kota Paris yang terpampang dari balik jendela mobil ini begitu indah. Aku sangat menikmati perjalanan ini. Sepanjang perjalanan, senyum tidak pernah memudar dari bibirku. Max yang sesekali melihatku tersenyum dibalik setirnya, juga ikut tersenyum bersamaku.

    Selagi Max menyetir, tangan kanannya terus menggenggam tanganku dan tak ada niatan untuk melepasnya. Bahkan sesekali Max mengecup punggung tanganku dan mengelus-elus nya.

    Aku yang menerima perlakuan manis Max hanya bisa tersenyum bersyukur. Aku bersyukur memiliki Max yang benar-benar menyayangiku, bahkan aku bersyukur pada diriku sendiri karena aku mencintai orang yang tepat.

    Max yang sadar aku memandanginya terus tanpa henti membuatnya bertanya "hei, what's wrong, honey?" sambil tangan kanannya mengelus pipiku.

    "Nothing, i just.., I love you" jawabku sambil masih terus tersenyum. Mendengar aku mengatakan itu, Max tersenyum dan mengecup punggung tangaku sekali lagi. "I love you, Niki".

Senyumku semakin mengembang mendengar balasan Max, lalu aku menyenderkan kepalaku dipundak milik Max yang masih menyetir.

***

    Kurang lebih 30 menit, aku dan Max akhirnya sampai di Louvre Museum

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

    Kurang lebih 30 menit, aku dan Max akhirnya sampai di Louvre Museum. "Wow..." Satu kata itu yang keluar pertama kali dari mulutku sesaat setelah sampai di museum Louvre. "It's.... beautiful" lanjutku tersenyum sambil sesekali melirik Max disampingku.

    "So... mademoiselle, do you want to see Mona Lisa?" tanyanya padaku dengan aksen prancisnya yang indah. Tangan kanannya terbuka memintaku untuk meraihnya. "Oui, Monsieur" balasku dengan bahasa prancis yang seadanya. Lalu kuraih tangan kanannya dan tersenyum. Sembari bergandengan, kita berdua berjalan ke pintu masuk museum.

***

Aku berdiri diam di depan pintu masuk Louvre Museum. Tersadar dari lamunanku tentang Max 4 tahun yang lalu.

Lagi-lagi aku tidak bisa menahan tangisanku. Terbukti dari pipiku yang sudah sangat basah. Entah sudah berapa lama aku diam berdiri disini sambil menangis. Orang-orang yang berada disekitarku bahkan memberikan tatapan aneh pada diriku.

Kuhela napas dalam-dalam, mencoba untuk menenangkan diri dan menghapus air mata yang tersisa. Saat kurasa sudah siap, aku berjalan memasuki museum ini.

Aku menelusuri seluruh isi museum ini. Aku tahu, aku sudah pernah memasuki museum ini, melihat seluruh pajangan bersejarah yang sama dengan empat tahun lalu, bahkan tempat ini dipenuhi dengan kenanganku dan Max, tetapi entah mengapa aku tetap ingin kembali ketempat ini dan berharap bahwa empat tahun lalu dapat terulang kembali hari ini.

***

Sudah sekitar satu jam aku menelusuri Louvre Museum, kurasa sudah waktunya aku keluar. Maka dari itu, aku berjalan keluar dari sini.

Aku berjalan disekitar Louvre Museum dan sedikit memotret piramida kaca yang sangat terkenal itu. Tak lama aku memutuskan untuk mendatangi salah satu market makanan yang ada di paris.

***

    20 menit berlalu, kini aku sudah memasuki pintu masuk Marché des Enfants Rouges. Bisa dilihat banyak sekali yang dijual disini, mulai dari bahan makanan, makanan dan jajanan, serta beragam souvenir.

    Aku berjalan menyusuri market bersejarah ini dan mendatangi salah satu kedai yang menjual berbagai bunga.

    "Bonjour ma p'tite dame, what can i help you?" ucap seorang wanita baya kepadaku sambil memamerkan senyumannya

    "Bonjour madame, i need some flowers" balasku ikut tersenyum padanya. "What flowers do you need?" tanyanya padaku. Sejujurnya aku sendiri tidak tahu ingin membeli bunga apa, tapi saat aku melewati toko ini, entah lah bunga-bunganya sangat indah.

"hmm..." melihat aku yang tengah kebingungan, wanita ini dengan segera mengambil beberapa bunga berwarna putih dan membungkusnya dengan kertas coklat.

"This, beautiful girl. These white roses look good on you." jelasnya memberikan sebuket mawar putih kepadaku. "Oh.. thankyou" balasku terkesima, wanita ini benar-benar wanita yang baik.

"How much is this?" tanyaku padanya. "It's €50, love" jawabnya dengan senyuman yang tidak pernah memudar. Dengan segera aku mengeluarkan selembar €50 dan memberikannya kepada wanita itu "Merci beaucoup" ucapku setelahnya dan berjalan pergi.

Aku terus berjalan mengitari dan memandangi sekitar sini. Aku melihat banyak tempat makan yang dipenuhi oleh turis bahkan orang paris itu sendiri. Banyak juga makanan yang dijajakan disini. Selain membeli bunga tadi, aku juga membeli crepes yang merupakan salah satu makanan khas kota cahaya ini.

Setelah sekitar 1 jam aku berada di market ini dan telah sedikit puas melihat dan membeli beberapa barang dan makanan, aku memutuskan untuk kembali ke hotel dan beristirahat sebelum menjelajah Paris lagi malam nanti.

Love You GoodbyeWhere stories live. Discover now