4. The Lifesaver

221 11 3
                                    

Hey.so its a 2 updates in two days right? i'll post til the chapter 5 which is the ending, today.

A Lifesaver.

___________________

"I'll give my life, up for you. Cause you're my dream."

_____________________

First time we met, I thought she was a stubborn girl. Until she saved my life.

______________________

Aisyah POV

Aku dan yang lainnya sudah sampai di hotel. Tepat di depan hotel ini ada cafe, aku ingin kesana. Kemudian seseorang mencegat tanganku.

"Syah. Where are you going?"Tanya Hayes.

"Cafe. You're going too? I think I'm gonna talk about that thing."Kataku.

"Okay."Jawabnya dan ikut denganku ke kafe.

Setelah memesan minuman, aku dan Hayes duduk di kursi yang disediakan di kafe itu. Sebenarnya sekarang sudah jam 10 malam, tapi disini masih ramai.

"I'm gonna talk about the 'thing' that I was going ask you when we were at the strawberry farm."Kataku.

"Okay, is it about what I was talking with Steve?"Tanya Hayes.

"Yes. Its all okay until I found that you sent an old pic of me with Luke."

"Ugh sorry for being like that. I just,"

"No. Its fine about the pic. But, did you see everything on my gallery?"

"No."

"Just be honest, Hayes."

"Okay, don't be mad at me, and, honestly, yes. I did see everything."

"You saw a strange pic?"

"Yeah, I saw it. And I'm really sorry for not asking you for open your gallery."

"Its all my privacy. And, you literally just disrespected my privacy."Kataku sambil menundukkan kepalaku. Aku berasa ingin menangis, tapi aku tahan.

"I'm so sorry, Syah."Kata Hayes, kedua tangannya berada di bahuku, mencoba untuk membuatku tegap dan menghadapnya. "I saw a pic of your fresh cut. And your edit. Are you still cutting?"

"No it was an old pic."

"Be honest, Syah."Paksa Hayes.

"It was only an old pic. Please, believe me." I replied, holding back the tears I was about to burst.

"I'll believe you if you forgive me."

"I just, maybe I need a time to be alone."Kataku, dan meninggalkan Hayes dari kafe. Aku keluar kafe dan bingung mau kemana. Aku sudah menangis, aku hanya mengelap semua air mataku. Dan berlari ketempat sepi, karena Hayes memanggilku. Aku keluar hotel dan aku menemui pohon besar diluar sana, dan aku memanjatnya.

Aku pasti bisa memaafkan Hayes. Tapi entah kenapa mungkin sekarang tidak. This is not okay. He saw everything. I'm still cutting but not on my wrist. So people can't see it. Diatas pohon aku masih menangis, sampai handphone ku berdering.

Matthewwww

Itu yang terpancar dari layar handphoneku. Aku membiarkannya. Dan dia menelfonku lagi 3 kali. Sorry, I can't talk to you now, Matt.

"Syah? Aisyah! Where are you?"Teriak Hayes dari bawahku.

Aku hanya diam diatas pohon. Untungnya Matt sudah tidak menelfonku. Tepat di depan hotel itu jalan raya besar. Hayes menyebrang disana, saat sangat ramai dan banyak mobil berlaju kencang. Kulihat Hayes berlari saat menyebrang, disaat ada truk besar berjalan kencang mengklaksoninya, aku langsung loncat turun dari pohon dan berlari secepat mungkin ketempat dimana Hayes menyebrang. Kebiasaan Hayes, menyebrang tanpa mengecek keadaan jalan yang akan dilewatinya. Dari pertama kali kita bertemu, itu juga karena dia tak melihat kalau aku sedang berjalan di jalan yang akan dilewatinya. Dia benar-benar ceroboh. Secepat mungkin aku  mendorongnya agar tidak tertabrak. Dan......

LAKE [a hayes grier fanfiction] | ON EDITINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang