Hari ini turun hujan, padahal pagi tadi terlihat cerah tidak menunjukkan tanda-tanda akan turun hujan.
Tara, lelaki itu sedang melewati koridor kelas melihat hujan yang bertambah deras.
"Duh kok hujan sih" Tara menolehkan kepalanya kearah gadis yang menggerutu itu.
"Ekhm, Lo? Selatan ya?"
Gadis itu menolehkan kepalanya sejenak, menatap laki laki itu.
"Iya? Kenapa? Cantik? Dari pabrik"
Tara menelan ludahnya, ternyata bumi belum kehabisan stok orang orang narsis rupanya. Ia menggelengkan kepalanya.
"Lo pulangnya dijemput apa ngebus?"
"Nggak tau"
"Biasanya?"
"Jalan kaki—"
"Ke halte" lanjutnya tanpa dosa.
"Lo anak emasnya Bu Mei ya?"
Gadis itu mengangkat bibir kirinya keatas. Tersenyum smirk.
"Nama gue sela bukan emas, lagi pula namanya mama gue Sofi bukan Mei"
Tara menatap gadis itu, tak percaya. Sungguh menjengkelkan.
"Kenapa nama Lo Selatan?"
"Karena dunia tidak hanya timur dan barat"
"Hais Lo mah"
Sela menatap sebentar ke arah Tara.
"Lo anak baru kan?"
"Dah lama udah beberapa belas tahun lalu gue ada" Sela mengetuk jidat Tara, tak terima dengan jawaban yang diberikan.
"Sadis banget sih Lo, gue bukan anak baru, gue anak pindahan"
"Apa bedanya Sumiati?!"
"Beda lah Setan. Anak baru itu ya baru kesini masih beberapa minggu. Kalo gue anak pindahan, bukan dari awal MOS disini tapi pindah nya juga udah lama"
"O"
Tara menghela napas nya kasar. Ia lalu menatap ponselnya ada pesan baru dari papanya.
"Ujannya belum mau reda juga, Lo ? Masi nungguin dijemput?"
"Nggak tau, biasanya gue naik bus pulangnya"
"OOO gitu" ucap Tara sekena mungkin, padahal dalam batinnya ada rasa khawatir yang tiba tiba hinggap dihatinya mengenai gadis itu.
Tara memicingkan matanya, melihat mobil SUV warna putih dengan gagahnya menerobos hujan.
"Gue udah dijemput, lo—"
"Tara, ayo" ajak wanita paruh baya yang tetap terlihat awet muda. Lalu tersenyum kearah Selatan, gadis itu membalasnya dengan manis.
"Kamu belum dijemput?"
"Enggak tau"
"Loh kok nggak tau?"
"Mau minta jemput hape nya lowbat, dan nggak hafal no mami Tante"
"Rumahnya dimana?"
"Windu Tante"
"Waahh, Tante juga nglewatin daerah Windu. Ayo sekalian daripada kesorean nanti"
"Nggak usah tante, ngrepotin"
"Ah enggak, ayo ayoo" ucap wanita itu sambil menuntun tangan Selatan, dan memberikan payung lipat kepada Tara.
"Kamu satu payung sama Tante nggak papa kan?"
"Nggak papa kok Tante"
***
"Nama kamu siapa?"
"Sela Tante"
"Oo Sela, manis"
"Hehe makasih Tante"
Tara hanya menghembuskan napasnya tidak santai.
Lalu sejenak melirik kearah Sela yang duduk disebelahnya sambil menatap kearah rintikan hujan.
Mampus, kok cakep sih ternyata
***
Lo diem dikit aja, cantiknya nggak ketulungan,
Baru sadar gue.***
—UTARA DAN SELATAN—
KAMU SEDANG MEMBACA
UTARA DAN SELATAN
Teen Fictionbuat apa Lo jadi buaya betina? yaaa buat apa lagi kalo bukan buat mendampingi buaya jantan. Tulisan pertama : 9 november 2020