"kau anak kecil tau apa!, aku tidak membulinya kau tau! itu sebutan orang-orang ke dia" jelasku, nana memeluk jaehyun dan menepuk-nepuk punggung jaehyun.
"caball ya hyungiee, kwalo nana udah becall nana jwadiinn pwekedel itu yang buli-buli hyung" aku menatap nana dengan aneh
"nasibmu bagus jaehyun, aku yang benar benar kakaknya saja tidak pernah mendapatkan perhatiannya sampai begitu besarnya" dia tersenyum manis sambil memandang buku dan pensil yang dipegangnya.
"yah.. setidaknya kau masih memiliki adik yang pintar" dia tak mengalihkan pandangannya dari buku itu sambil mengelus pucuk kepala nana.
"baiklah, aku pulang dulu, ibuku menunggu dirumah, selamat siang" dia mengangguk singkat.
"nana cwedih hallus bwelpicah dengan hyungiee! tapi kita macih puna lain waktu ndee! twelamat ciang hyungiee, dadahh" nana melambaikan tangannya
masih ternampak di wajah nana bahwa dia tidak rela meninggalkan jaehyun,tapi apa boleh buat, masi ada yang menunggu dirumah.
saat dipertengahan jalan nana berlari ke toko camilan yang berada dipinggir jalan
"hei, nana tunggu!" dia tetap kukuh berlari
"na jaemin! apa kau mendengarkan noona mu ini!" dia tidak berhenti, terpaksa kukejar lebih cepat
"hap! akhirnya dapat juga, mau kemana kau bocah tengil" dia menunjuk ke toko tersebut
dia membuat wajah memohon "sigh.. baiklah baiklah, beli apapun yang kau mau" kini dia membuat wajah sumringah.
"twelimakacih noona yaa" aku mengangguk, dia dengan semangat melangkahkan kakinya menuju ke toko, aku tentunya ikut senang jika nana senang, setidaknya aku sekarang bisa tersenyum karna nana sebelum dia membuat masalah lagi untukku nanti.
