Chapter 3

4.2K 345 30
                                    

Happy reading..





.






"Kenapa lama sekali? Kau tersesat di antara tumpukan susu pisang?"

Taeri hanya mencebik begitu membuka pintu mobil tapi sudah ditodong ucapan sarkas sang kakak.

Taegguk dan mulut pedasnya memang satu kesatuan yang menyebalkan.

Untung Taeri sudah kebal sejak lahir, jadi tidak masalah untuk gadis cantik itu menghadapi mulut pedas Taeguk.

Tapi terkadang Taeri bertanya-tanya, apa jangan-jangan sebenarnya Taegguk itu anak keluarga Park?
Secara Park Yoongi kan juga bermulut pedas.

"Apa oppa tahu, tadi aku bertemu siapa di minimarket?" memilih untuk tidak menghiraukan pertanyaan Taegguk tadi, justru bertanya balik.

Taegguk yang sudah melajukan kembali mobilnya hanya melirik sekilas saudara kembarnya itu yang kini tengah asyik menyedot susu pisangnya.

"Siapa?" tanyanya singkat. Membuka mulutnya untuk menerima suapan keripik kentang dari sang adik.

Walaupun sering ribut dan berdebat tapi terkadang keduanya bisa bersikap manis seperti tadi, tidak jarang banyak orang yang memang tidak tahu jika keduanya ini saudara malah mengira mereka itu sepasang kekasih.
Yang mana akan selalu membuat Taeri berseru "amit-amit!" dalam hati.

"Han Jiwoo, temanku sewaktu SHS dulu."

Taegguk mengernyit.

"Kita kan satu sekolah, kenapa aku tidak pernah dengar soal temanmu itu?"

"Tapi kan kita selalu berbeda kelas hyung." ucap Taeri main-main memanggil Taegguk dengan sebutan hyung.

Taegguk sontak meliriknya tajam.

"Cih, lupa gender."

"Masih mending kupanggil Hyung. Kau mau kupanggil Eonni?"

"Coba saja kalau kau mau turun di tengah jalan." balas Taegguk tanpa melihat sang adik.

"Pengancam!"

Taeri mengunyah keripik kentangnya bar-bar karena kesal.

"Namja atau yeoja?"

"Eoh?"

"Jiwoo jiwoo itu, namja atau yeoja?" ulang Taegguk lagi.

Taeri menanggapi dengan ber-oh ria.

"Namja. Kau tau Jiwoo itu--" ucapan Taeri terhenti oleh dering ponsel miliknya.

Tertera nama "Mommy bunny💜" dilayarnya.

"Ya mommy?" jawabnya begitu panggilan terhubung.

Taegguk sesekali melirik Taeri yang sedang berbicara dengan sang Mommy sambil terus menyetir.

"Sayang, kalian dimana? Kenapa belum sampai rumah, hm? Tidak lupa kan kalau kita akan makan malam di luar dengan daddy?"

"Ini masih di jalan Mom, tadi Taeri mampir sebentar membeli susu pisang."

"Sebentar apanya!" sahut Taegguk cepat.

Langsung dibalas delikan tajam oleh Taeri.

"Ya sudah, hati-hati ya sayang. Bilang pada oppa-mu agar jangan mengebut. Mommy sayang kalian."

"Ayey kapten! Taeri juga sayang mommy!"

Pipp

Panggilanpun dimatikan.

Lovey Dovey 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang