"AH ELAH CHILL... GANGGU AMAT LU, AMBIL SENDIRI SONO!!" Ucap Alan dengan suara keras sambil mendorong bahu Chilla agar menjauh darinya.
"Astaga pelit bener temen gue satu ini, cuma 1 biji kerupuk doang, tega bener lo dorong-dorong gue!" balas Chilla sambil mengibaskan bahunya.
"Ya nggak salah sih, emang 1 biji, tapi ngambilnya 5 kali" ucap Alan menahan kekesalannya.
"Lebay lo" ucap Chilla lalu berjalan menuju ke arah Aleya.
"Nah, baguslah pergi sono lo, ganggu orang makan aja kerjaannya" ucap Alan yang langsung mendapat lirikan tajam dari Chilla.
Malam ini mereka berkumpul di tempat yang sepertinya sudah bisa disebut basecamp mereka yaitu rumah Hajul, Tidak hanya mereka bertiga saja, tetapi juga terdapat 5 manusia lain yaitu, Deo, Gabri, Aleya, Kay dan Athar. Kayanya kalo nggak ngumpul sepaket gini berasa ada aja yang kurang.
Walaupun sibuk dengan kegiatan masing-masing, berkumpul seperti ini selalu menjadi rutinitas mereka. Lihat saja Alan yang sedang makan sendiri sambil mengobrol bersama Deo, kemudian Chilla, Aleya, dan Gabri yang sedang foto-foto, dan yang terakhir, Athar, Kay, dan Hajul yang duduk diam di pojok smbil melihat kegiatan teman-temannya.
"Jul, liat tuh Gabri. Mauan aja disuruh fotoin orang" ucap Kay pelan.
"Definisi temen baik tuh gitu, Kay" ucap Hajul sambil tertawa.
Athar yang mendengar pembicaraan dua sahabat disampingnya langsung mengambil ancang-ancang untuk bicara, "Gab! Dibayar berapa lo sama selebgram satu itu?" ucap Athar smbil melirik Chilla
Chilla yang mendengar perkataan Athar barusan langsung mengalihkan Gibran agar tidak terpengaruh temannya itu.
"Gabri sayang, nggak usah dengerin Athar ya... Yuk fotoin gue sama Aleya lagi" lanjut Chilla dengan nada lebih lembut dan diakhiri dengan menjulurkan lidah kepada Athar.
Athar bergidik ngeri melihat kelakuan Chilla.
"Kay, balik yuk. Capek gue tadi abis futsal" ajak Athar sambil melihat jam yang sudah melewati angka delapan.
Mendengar ajakan teman antar-jemputnya itu, Kay hanya menganggukan kepalanya, lalu berbicara pada Hajul, "Hajul, gue pulang ya, salam buat Tante Kamal"
"Iya nanti gue salamin"
"Heh! curang banget lo berdua cabut duluan" ucap Deo tiba-tiba.
"Percaya deh sama gue, mereka sengaja balik duluan tuh mau malmingan dulu" ucap Alan mengada-ngada.
"Curang lo, Kay. Nggak ajak ajak" ucap Aleya yang ikutan nimbrung.
"Heh, ngada ngada kalian" balas Kay, kemudian menutup kedua telinganya seolah tak mendengarkan ucapan teman-temannya.
"Mulut lo pada nggak ada akhlak emang, yuk lah Kay cabut aja, disini banyak setannya" ujar Athar kemudian merangkul bahu Kay untuk segera pergi dari tempat itu.
Athar nggak tau aja gimana perasaan Kay dirangkul sama dia. Bentar, yang nggak ada akhlak kayanya Athar deh, bisa-bisanya bikin Kay ga berani munculin mukanya.
— •🌵• —
"Makasih Athar" ucap Kay yang dibalas dengan anggukan.
"Dah, sana masuk"
"Dadah" ucap Kay kemudian masuk kedalam rumahnya.
Setelah melihat Kay memasuki rumahnya, Athar mulai melajukan motornya dan meninggalkan rumah itu.
"Ayah" ucap Kay lirih saat melihat Ayahnya duduk di depan Tv, lalu mencium tangan Ayahnya.
Seperti biasa, Ayahnya hanya diam dan langsung pergi menuju kamar. Saat melihat Ibunya di dapur, ia langsung bergegas menghampiri Ibunya.
"Maaf Bu, pulangnya malem" ucap Kay pelan, sangaaat pelan.
"Iya nggak papa, masih jam segini kok, belum terlalu malam. Pulang sama siapa?"
"Sama Athar, Bu"
"Ooh...yaudah, istirahat sana"
Kay hanya membalas dengan anggukan, kemudian berjalan menuju kamarnya.
Setelah sampai di kamar, Kay lansung duduk di meja belajarnya dan membuka beberapa media sosial miliknya. Tak lama dari itu, tampilan ponsel milik Kay berubah menjadi foto seorang cowok dan bertulisan ‘Athar Shaquille’. Ya, Athar menelepon Kay.
"Halo, Kay?"
Suara itu terdengar jelas sesaat setelah Kay menerima telpon itu.
"Iya, ngapa Thar?"
"Kena marah nyokap lo ngga?"
"Kalo lo yang anter gue sih, Ibu gue gak bakal marah"
"Bener juga lo"
"Yaudah sana tidur, katanya cape"
"Oke, bye"
"B—"
"Ngeselin banget lu, Thar. Gue baru mau ngomong malah udah dimatiin" ucap Kay pada dirinya sendiri setelah sambungan telponnya terputus.
Ngeselin tapi Kay sayang.
Haii...
Aku doain semoga kalian bisa cepet hafal tokoh-tokohnya ya!!!
Oh iya, aku mau kasih info kalo 'Kay' itu dipanggil nya tetep 'Kay' ya, bukan 'Key'—Selamat Membaca—
KAMU SEDANG MEMBACA
Kazuya
Teen FictionTerkadang ia berfikir, mengapa ia memberi kunci pada seseorang untuk diabaikan? Mengapa ia harus bertahan tanpa diminta? Padahal katanya, bertahan lebih sengsara daripada merelakan. Mungkin mereka yang berkata seperti itu belum pernah berada di seb...