Chapter 01

9 2 1
                                    

Diiin!Diiin!

Derung mobil diikuti suara klakson mobil berbunyi nyaring saat memasuki pekarangan rumah mewah bergaya minimalis.

"Kiera! Cepat! Mang Rojak udah nungguin, tuh!!!" teriak seorang wanita paruh baya yang masih terlihat cantik membuat rumah sebesar itu dipenuhi dengan suara nyaring milik wanita yang tak lain adalah ibunya Kiera.

Dengan nafas tersenggal, wanita itu berhenti ditengah-tengah anak tangga merasa lelah, mengatur nafasnya yang tak teratur ia menyempatkan dirinya untuk mengelus lembut perutnya yang sudah tujuh bulan membuncit.

"Sebentar, Mi! Bentar lagi!!" Kiera balas berteriak dari dalam kamarnya yang luas mengalahkan suara ibunya yang tadi berteriak.

Di dalam kamar Kiera bergegas berdiri di depan cerminnya untuk mempoles wajahnya dengan bedak agar wajahnya terlihat lebih fresh dan telihat segar. Tangannya dengan lincah menyerobot sponge yang terletak rapi di rak khusus make up lalu menempelkannya ke seluruh wajahnya dan sekitar lehernya.

Pandangannya kini menatap cermin yang terdapat wajahnya belum sempurna tertutupi bedak. "Hufhh, muka gue kapan putihnya--"

Dinn!!Diinn!!Diin!!

Suara klakson mobil kembali terdengar, membuat Kiera buru-buru menyapukan  bedak lagi dengan asal ketika suara klakson seklai lagi kembali berbunyi membuat gadis itu segera menyambar tote bag yang tergeletak di atas meja dan tanpa du sengaja tangannya yang hendak menyambar tote bag tak sengaja menjatuhkan botol-botol lotion pemutih seperti krim malam, krim siang, serta aneka krim putih lainnya yang berjejer rapi di meja rias Kiera.

Dengan perasaan jengkel, Kiera memungut satu persatu botol- botol pemutihan yang berserakan dilantai dan melemparnya ke atas kasur miliknya dengab begitu saja.

"Kiera!! Sudah jam enam lebih lima puluh menit!!!" teriakan yang berasal dari ibunya kembali menggelegar memenuhi seisi rumah mewah itu membuat Kiera buru-buru keluar dari kamarnya dengan langkah tergesa-gesa.

"Iya, Mi. Kiera udah siap!!" balas Kiera berteriak dengan lantang tak memperhatikan kakinya yang kini tengah berjalan di anak tangga.

Dengan nafas terengah serta keringat yang bercucuran, ia menyeka keringatnya dengan kasar menggunakan sapu tangan kemudian Kiera berjalan menghampiri Mbok Narti dan dengan lincah tangannya menyambar kotak makanan yang tengah dipegang oleh asisten rumah tangganya.

"Inget, ya, Kiera. Jangan bawa peralatan make-up ke sekolah. Mami gak mau sampe harus masuk Bk lagi, Mami udah malu kalo terus di panggil guru BK kamu lagi," Ibunya menasehati putrinya dengan kes, menatap kedua mata putrinya untuk memberikan rasa takut padanya dengan melayangkan tatapan tajam.

Kiera melirik ke arah ibunya yang sekarang tengah mengangkat kedua tangannya di pinggang, menggit bibir bawah dan mengangguk lesu.

"Cepet masuk sekarang, itupun kalo kamu gak mau terlambat!?" ujar ibunya ketus.

"Tenang aja, Mi. Jarak dari ke sekolahkan cuma butuh waktu tujuh menit," Kiera memutar kedua bola matanya malas mendengar penuturan ibunya itu.

"Yaudah kalo udah tahu deket, kenapa harus maksa mang Rojak buat nganter ke sekolah naik mobil!" ibunya menatap putrinya dengan tatapan menangtang.

"Mami kaya gak tau aja, kalo Keira jalan kaki bisa tambah item muka Kiera kalau lama-lama kena matahari," Kiera berujar dengan mengibas-ngibaskan rambutnya hitam panjangnya yang keriting itu ala-ala model shampo di TV.

"Yaudah, Kiera berangkat dulu.Assalamualaikum," pamit Kiera lalu buru-buru mencium pipi ibunya lalu berlari keluar meninggalkan pekarangan rumah mewahnya.

"Waalaikumsallam,"jawab mami sambil geleng²kepala melihat tingkah kiera. "Ah, jangan lupa makan bekalnya. Jangan jajan sembarangan. Hati² sama cowok. Ingat! Kamu harus sekolah yang bener. Engga boleh pacaran dulu .....ya ampun Kie, bedak kamu terlalu tebal." mami terus bicara sambil mengejar jalan Kiera yang melesat masuk ke dalam mobil.

"Iya, Mi....iya." sambil memutar kedua bola matanya, Kiera menutup pintu mobil.

Sebenarnya, Kiera cantik. Tapi, dia mutlak mewarisi kulit hitam dan rambut keriting bapaknya. Sementara, mami Kiera putih dan berambut lurus. Itulah yang selalu membuat Kiera terobsesi untuk jadi cantik seperti maminya. Kiera tidak membenci rambut keritingnya, tapi dia membenci kulitnya yang hitam. Sayang, mami dan papi tidak mengizinkan Kiera suntik putih. Memakai krim pamutih saja, Kiera harus diam². Jadilah senjata andalan Kiera untuk tampak putih adalah bedak dan bedak.

Sepanjang perjalanan menuju sekolah, Kiera terus mendempul wajahnya dengan bedak. Dia tidak akan membiarkan ada semilimeter pun bagian wajahnya yang luput dari sapuan bubuk putih itu. Mang Rojak menahan tawa sambil menyetir santai. Bayangkan saja, muka dan leher Kiera putih bersih karna bedak, tapi lengan dan kakinya tetap hitam.

                               ***

Seorang anak perempuan berbadan sedikit subur tengah melahap dua mangkuk bubur ayam dan tiga potong sandwich.

"Bun, kok, bubur ayam bunda gak habis?"
"Kamu masih lapar, Santi?" tanya bunda kepada Santi, anak perempuan itu.

Santi mengangguk cepat. Tanpa menunggu jawaban dari bunda, dia sudah menyambar sisa bubur bunda dan melahapnya segera.

"Jangan makan kebanyakan, Santi. Nanti tambah gendut lho." kata ayah menggoda Santi sambil melipat koran pagi. Santi memanyunkan bibirnya, sambil terus melahap buburnya.

Mira, adik Santi, keluar dari kamar. Dia sudah siap untuk berangkat ke sekolah. Wajahnya manis dengan jilbab rapi yang menutupi rambutnya. Ayah langsung berdiri dan mengambil tas yang dijinjing Mira. Santi menatap mira tidak senang, mulutnya komat kamit dan terlihat nyinyir.
Anak manja datang...anak manja datang...

" Sini ayah bawain. Kamu sarapan dulu, ya?"
"Sarapan di motor aja, Yah. Mira hampir terlambat, nih."
"Oke...oke, siap!" ayah langsung berdiri dan menyambar kunci motor.

Santi segera menelan sisa bubur yang ada di tenggorokannya dan buru² berdiri. Dia berlari ke dalam kamar dan mengambil tas nya. Tapi, saat dia keluar rumah, Mira sudah naik ke atas motor ayah. Dan sebelum santi memakai sepatu, motor ayah sudah melaju pergi.

Jangan lupa vote+komen yaaaa

                                               11 januari 2021

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 31, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Berburu BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang