Selir (2)

1 0 0
                                    

Andai aku tau cinta se hina ini
Aku tidak ingin mengenalnya
Tapi cinta ini memabukkan
Hingga aku terlena dan menggadaikan kehormatanku untuknya.

- Wilshe

.
.
.

" Raja!" Panggilku

Raja menoleh kearahku dengan tatapan bingung" kenapa?"

" Menurutmu Selir Ratu itu bagaimana?" Tanyaku waktu ingat tadi dia terlihat sedih

" Bukannya tetap harus berhubungan?"

" Tapi aku tidak berani mendekat, dia sedang sedih soalnya."

" Kau harus menghiburnya." Balasnya seraya tersenyum tipis seperti kertas map

" Tapi aku bukan Ratu loh, nanti jika aku membuatnya jatuh cinta bagaimana? Lalu, waktu Ratu asli balik gimana nantinya?" Tanyaku yang sudah menerawang jauh

" Mau bagaimanapun sekarang posisimu adalah Ratu."

" Aku kan nggak menikah sama Raja, sejak kapan aku jadi ratu? Lagipula aku belum pernah ke kamarnya." Jawabku

" Asal kau tau, selir itu adalah kekasih kita yang haus akan kasih sayang dan cinta. Sementara Raja dan Ratu yang menikah karna politik sangat jarang menggunakan perasaan pada pasangan sahnya dan memilih menikah lagi untuk memuaskan hasrat mereka." Tutur Raja

" Tapi aku kan bukan siapa-siapa."

" Tapi kamu sekarang Ratu, kamu harus tetap peduli padanya. Walau bukan kekasihmu, setidaknya keberadaannya harus dianggap ada bukan? Apalagi dia yang membantumu sampai ke sini."

" Kau benar..." Lirihku, mungkin saja dia ingin seseorang mendengarkan ceritanya

" Apa menurutmu, aku ini berlaku salah?" Tanya Raja padaku

" Eh?"

" Ratu memilih selir karna katanya aku tidak pernah peduli dengannya. Padahal, tugas istana memang menyita banyak waktuku belum lagi ketika ada peradilan seperti bulan kemarin. Ratu sendiri saja tidak bisa menangani, hingga aku harus turun tangan." Ucap Raja lirih, terdengar berat dan sepertinya dia lelah dengan semuanya.

" Raja mau tidur di kamarku?" Usulku

" Apa kau akan baik-baik saja?" Tanyanya padaku, memang menjadi hal tabu karena kami bukan sepasang suami istri sesungguhnya.

" Aku tidak akan tidur disana, lagipula Raja harus istirahat kan? Maaf mengulur waktu tidurmu." Jawabku

" Herm... Tidak apa, aku senang karna ada yang mendengarkanku." Jawabnya seraya menggenggam tangan kananku

Kemudian percikan seperti kembang api namun tak berbahaya itu keluar dari tangan kanannya, membawa kami ke arah jendela yang terbuka di sampingnya.

" Jika aku boleh bermimpi, kuharap Ratu sepertimu." Ucap Raja saat kami sampai ke dalam kamar lewat jendela

" Hah? Jangan dong, kalo kayak Aku dia nggak akan bisa berekspresi. Nanti nggak disegani dan dianggap jahat!" Jelasku

FAKE QUEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang