2.

2 0 0
                                    

Keesokan harinya, Lia sedang menikmati makan siangnya di kanting sekolah, dia memesan bakso kuah dengan es teh manis.

Disebelahnya ada Diva yang sedang menyeruput mie kuah, sedangkan di depan ada Arin yang sedang sibuk mengotak ngatik handphonenya.

Lia terdiam seperti biasa, terkadang pikiran kenapa sang kaka melarangnya suka pada Dean.

Jujur, Lia ingin membagi keluh kesah dan penasarannya kepada yang lain.

Sekedar curhat atau meminta solusi, tapi Lia memilih untuk tetap bungkam, dan menyimpan rasa penasarannya sendiri.

Bahkan Lia belum sempat untuk sekedar mencari tahu tentang sosial media atau kontak Dean.

Kenapa juga dia memikirkan Dean?

Lia masih bingung dengan perasaanya, tapi entah kenapa hatinya selalu berdegup kencang setiap ada orang yang membahas soal Dean.

Lia bukan orang munafik, yang hanya bisa memberi kode kepada orang yang 'disuka'nya, itu kenapa Lia tetap memilih untuk mendekati Dean, tanpa diketahui orang orang terdekatnya.

"eh eh liat deh ganteng banget kann?" Arin memekik sambil menunjukan layar ponselnya.

Lia melirik ke arah Arin dan terkejut, disana terpampang poto Dean, sedang menduduki motor ducati versi panigale V4s-nya, dengan kaos hitam yang sedikit menjeplak sehingga proporsi badannya begitu keliatan.

"hah siapa itu?" Diva memincingkan matanya,  "ini Dean" jawab Arin.

"Dean tuh jarang banget update sosmednya, ada kali stengah taun sekali?" Diva hanya mengangguk ngangguk ketika Arin menjelaskan.

Beda dengan Lia, dia diam diam menghafal username instagram Dean, dan segera membuka handphonenya, tentu saja untuk dia stalk.

Isi postingannya hanya sedikit, lebih banyak poto poto yang berkaitan dengan motor.

Diva melirik kearah Lia yang sedari tadi senyam senyum sendiri sambil memandangi handphonenya, "langsung si stalk mbak?" Diva terkekeh kecil sambil tersenyum jahil.

"h-hah? gaaa penasaran ajaa" jawab Lia yang langsung mematikan ponselnya.

"Li.. jangan bilang lo suka Dean??" Arin dan Diva mulai menggoda Lia yang hanya tersenyum kecil.

Sampai pandangannya teralih kepada sosok yang baru saja di omongi.

Dean berjalan dan duduk di bangku sebelah Lia, posisinya saling membelakangi, disana juga sudah ada geng seperkumpulan Dean.

Lia menoleh ke belakang dan berusaha untuk mengontrol senyumnya.

Arin yang melihat Lia terus terusan tersenyum, dengan sengaja mendorong Lia kearah belakang hingga Lia hilang keseimbangan.

Diva dengan reflek meraih punggung Lia, tetapi gerakannya itu kurang cepat.

"e-eh LI" Diva memekik, sebelum punggung Lia mendarat di punggung orang yang ada di belakangnya.

Dean tersentak saat merasakan ada beban di punggungnya yang mendarat secara tiba-tiba.

Lia melihat ke arah belakang, disana sudah ada Dean yang menatapnya, kosong, bahkan tidak ada niat untuk membantu Lia.

Sesaat dunia Lia seperti berhenti , tidak untuk Dean yang langsung berdiri, meninggalkan Lia yang tersungkur kebawah dan mendaratkan pantatnya di lantai kantin.

Sedangkan Dean, hanya diam melihat Lia yang terduduk di lantai menahan malunya, dan pergi dari kantin.

"heh Dean, cewe mau jatoh tu di tolong, bukan di dibikin jatoh anjir!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 06, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HECTICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang