2. Dunia Baru

37 0 0
                                    

Kau sudah memutuskan untuk pergi. Semua barang ia kemas dalam tas punggung seluas punggungnya. Keputusan sudah bulat dan ia pergi sore ini juga. Selain mengemas pakaian, lima buku kesayangan dan beberapa barang pelengkap lainnya, kau juga mengemas semua ingatanmu. Ingatan dua tahun terakhir sudah kau kemas. Mimpi yang kau angankan, dengan yakin kau tuntaskan sore ini. 

Semua sudah selesai. Saatnya kau pergi dan memulai sebuah dunia yang baru. Dunia di mana kau akan lahir kembali, sedetik setelah kau menutup pintu dan berlari.

Sesampai di terminal, kau segera masuk bus yang sedang ngetem. Kau amati tujuannya. Kota B. Ke sana kau akan pergi segera dan memulai kisah baru.

Bus yang panas ini mengguncang-guncang tubuhmu. Di sampingmu seorang perempuan renta membawa sekeranjang pisang. Perempuan itu menoleh padamu. Memberi senyum yang manis dan ramah. Sudah lama kau tak melihat orang tersenyum. Kau membalas senyumnya. 

"Mau ke mana, Mas?" Perempuan itu bertanya. 

Kau bingung harus menjawab apa. Sebenarnya kau hanya ingin sampai dan turun di batas terjauh di mana bus berhenti. Barulah kau akan menentukan ke mana lagi tujuannya. 

"Anu... hmmm. Terminal depan." Kau menjawab gugup. 

"Terminal mana?" 

Kembali kau terdiam. 

"Yang terdekat saja, Bu."

"Terminal ada dua. Satu nanti di dua kilo lagi. Satunya agak jauh. Itu terminal terakhir."

"Oh, begitu. Saya ke terminal terakhir itu, Bu."

Perempuan paruh baya itu tampak bingung. Kau hanya mencoba berbasa-basi dan bersikap baik saja. 

***

Sesungguhnya kau memang tidak tahu ke mana kau semestinya pergi. Kau hanya berharap segera sampai terminal paling jauh, lalu mencari alamat tak pasti, mencari tempat menginap. Sukur-sukur bisa ditempati agak lama. Mungkin kau akan bekerja. Apa saja, yang penting menghasilkan uang dan bisa membiayai hidupmu. 

Kau berharap segera sampai. Tapi mendung di luar jendela bus sepertinya akan merepotkanmu, nanti ketika kau sampai, hujan dan harus turun segera.  


Neraka Kecil: Selalu ada neraka bagi setiap laki-lakiWhere stories live. Discover now