chap 2

204 36 3
                                    

Teman Baru

Mereka berdua masih di depan gerbang karena gulf tidak berani masuk rumah, gulf berpikir kalau ayahnya bisa saja menyiksanya karena pergi keluar.

Gulf gemetar karena ini pertama kalinya gulf pergi ke luar rumah.
"Phi a-aku takut, bagaimana kalau ayah memarahiku besar besaran? Apa ayah akan benci padaku karena aku tidak jadi anak baik?" mew melihat gulf yang ketakutan pun mulai menenangkan gulf.

"Gulf apa ayah mu pernah memarahimu?" Mew bertanya ke gulf.
"Um ayah tidak pernah memarahi ku, tapi..."  gulf menundukkan kepalanya.
"Tapi apa gulf?" mew merasa heran karena gulf sangat khawatir.

"Tuan muda Tidak pernah kena marah oleh ayahnya, tapi tuan muda sering di marahin oleh papa nya. Karena papa nya tuan muda tidak ingin tuan muda pergi keluar untuk berkomunikasi dengan orang lain."
Mew yang mendengar penjelasan dari bibi itu seketika melihat gulf yang masih menundukkan kepalanya. Mew melihat gulf mengepalkan tangan nya karena menahan tangis.

Gulf takut sekali papa nya akan marah besar karena telah menjadi anak nakal. Gulf menahan tangis. "Gulf kau baik baik saja?" mew memegang tangan gulf memastikan gulf baik baik saja, gulf pun meneteskan air matanya dan menatap mata mew. Muka gulf sangat merah. "Gulf kau sakit?!" mew panik karena gulf mukanya memerah. Mew memegang pipi gulf seraya memastikan keadaan gulf. "Phi aku takut untuk pulang. A-aku tidak mau melihat papa marah besar dan kecewa kepadaku" gulf pun menangis.

Mew memeluk gulf dan menenangkan gulf. "Sudah jangan menangis aku akan selalu ada di samping mu, jangan takut lagi." mew mengusap-usap kepala gulf dan tersenyum.

Gulf berhenti menangis dan melepaskan pelukannya. Gulf menatap mew dan berusaha tersenyum. "Aku akan menemani mu masuk rumah oke? Sekarang kau jangan nangis, aku tidak ingin matamu menjadi merah karena menangis dan pipi mu kotor karena air mata" mew menepuk-nepuk rambut gulf dan tersenyum.

Gulf sangat tidak asing dengan perkataan itu, seperti pernah mendengar nya sebelumnya. Gulf pun tersenyum karena mew berada di sampingnya.

Akhirnya mereka berdua pun masuk ke rumah itu dan di depan pintu rumah terlihat ada seseorang. Ya dia adalah ayahnya gulf menunggu di sana. Gulf melihat ayahnya berdiri sendirian di sana, tidak terlihat ada tanda tanda papa nya di rumah. Sepertinya papa nya masih ada pekerjaan di kantornya.

Mew memberi salam kepada ayahnya gulf. Gulf tidak berani menatap wajah ayahnya karena takut. "Gulf" panggil ayahnya kepada gulf. Tapi gulf tetap diam tidak bergeming sedikitpun. Mew memegang tangan gulf seraya memastikan kalau mereka baik-baik saja. Gulf melihat mata mew dan memberanikan diri untuk berbicara kepada ayahnya. "Umm a-ayah, gulf.... Maaf kan gulf karena menjadi anak nakal" gulf memegang kuat kuat tangan mew dan sedikit terisak pelan.
Ayahnya yang melihat anak nya ketakutan pun langsung mensejajarkan diri dengan gulf. "Gulf ayah ingin bertanya. Kenapa gulf pergi keluar?" tanya sang ayah kepada gulf. Sudah keliatan kan kalau ayahnya gulf itu sangat baik. "A-aku.... Aku ingin melihat ladang bunga di dekat rumah" lalu ayahnya gulf memeluk gulf "gulf ayah sangat khawatir kepada mu, ayah tidak marah, ayah hanya takut kau kenapa napa" gulf menangis karena membuat ayahnya khawatir. "Apa... Ayah membenci ku karena menjadi anak nakal?" gulf bertanya kepada sang ayah.

"Tentu saja tidak, ayah tidak marah kepada mu, karena kamu adalah anak kesayangan ayah,kamu jangan membuat ayah khawatir lagi oke?" sang ayah mengelus rambut gulf supaya gulf sedikit tenang..

Gulf melepaskan pelukannya dan "ayah aku mempunyai seorang teman!" gulf sangat gembira memberi tau ayahnya.

"Oh ya, baguslah anak ayah mempunyai teman" sang ayah tersenyum lalu gulf menarik tangan mew kehadapan ayahnya.

"Ayah perkenalkan ini phi mew, dia teman baru ku" gulf tersenyum dan mew memberi salam kepada ayahnya.
"Halo paman" mew sangat sopan ketika menyapa ayahnya gulf.

"Hallo juga, kamu temannya gulf. Terima kasih ya karena sudah menjadi temannya gulf" ayahnya gulf tersenyum kepada mew. Ternyata senyuman manis nya gulf itu dari ayahnya. Buktinya ketika gulf tersenyum sangat mirip dengan ayahnya itu.

"Ayah aku boleh minta tolong gak?" gulf menatap wajah ayah nya.

"Um boleh gulf mau minta tolong apa?" sang ayah mengusap lembut pipi gulf.

"Jangan kasih tau papa kalau... Aku pergi keluar rumah" gulf memohon kepada ayahnya agar tidak memberi tau papa nya kalau dia pergi keluar rumah.

"Baiklah ayah tidak akan kasih tau papa, tapi gulf harus berjanji jangan menjadi anak nakal lagi" ayah gulf tersenyum kepada gulf, menandakan kalau ayahnya tidak akan memberi tau papa nya.

Sejak kejadian gulf pergi ke luar rumah dan bertemu dengan mew, gulf menjadi sedikit ceria.Tidak seperti biasanya yang sangat pendiam dan tidak pernah Tertawa.
Gulf sangat ingin bersekolah seperti anak anak lainnya, dia tidak mau homeschooling, dia merasa sangat bosan karena harus di rumah terus menerus akhirnya gulf memutuskan untuk berbicara dengan ayahnya.

"Ayah..."

"Iya,Ada apa gulf?"

"Aku.... Aku ingin bersekolah di sekolah seperti anak lain"

Papa nya gulf mendengar pembicaraan antara gulf dan suaminya itu.

"Buat apa bersekolah, kamu sudah papa sekolah kan di rumah masih ingin sekolah di luar! Papa sudah ngasih apa yang kamu ingin tapi kenapa kau ingin sekolah ke luar!"

Bentak sang papa kepada gulf.
Gulf terkejut karena papa nya marah besar kepada gulf.

"Biarkan dia bersekolah ke luar, kasihan dia masih kecil, dia harusnya juga bermain dengan anak seumurannya, bukan malah di suruh diam di rumah terus menerus"

Ayah gulf berusaha membuat papanya mengijinkan gulf untuk sekolah.

TBC~~

Makin aneh gak sih ceritanya? Aku ngerasa kek makin absurd gitu:')

Miss you Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang