—Ohm dan Nanon umur 18 tahun—
Ohm menyeringai puas memandang Nanon yang terbaring tak sadarkan diri di atas ranjang di kamar penthouse pribadi Ohm. Aroma omega yang sedang heat mulai merebak dalam ruangan tertutup tersebut. Memanjakan ego alphanya dan menaikkan libido Ohm.
Telah lama Ohm ingin memiliki Nanon seutuhnya. Namun, kekasihnya tersebut tampak enggan untuk melakukan hal lebih dari sekadar pelukan dan ciuman. Mendapat kesempatan langka seperti ini, Ohm tak akan mensia-siakannya.
Dilucutinya pakaian mereka berdua sambil sesekali menggerayangi dan menciumi tubuh Nanon. Merasa terganggu dengan usapan dan hisapan Ohm di sekujur tubuhnya, perlahan mata Nanon terbuka dengan kesadaran yang masih mengambang. Ketika Nanon mulai cukup sadar tentang hal yang tengah terjadi, dia berusaha mendorong Ohm,"Ohm, ja... jangan, please!"
Tak hanya suara, dorongan tangan Nanon ke tubuh Ohm pun terasa sangat lemah. Tenaga Nanon bagaikan dikuras entah efek dari heat tak terduga atau alasan lainnya. Dan hal itu dimanfaatkan dengan baik oleh Ohm untuk meneruskan kegiatan bejatnya. Dengan perlawanan yang sia-sia, Nanon hanya bisa pasrah dan membiarkan Ohm menyetubuhinya hingga pagi.
—0—
Mentari bersinar menerangi bumi. Cahayanya menebar tanda bahwa pagi telah menjelang. Mengajak seluruh dunia untuk mulai bangun dan merealisasikan mimpi-mimpi mereka yang telah terpupuk di lelap malam sebelumnya.
Perlahan-lahan kelopak mata seorang pemuda bergetar, terganggu oleh silau berkas yang menembus melalui tirai jendelanya. Pemuda itu, Ohm Pawat Jongcheveevat seorang alpha anak tunggal dari pasangan alpha Mew Suppasit Jongcheveevat dengan omega cantik bernama Gulf Kanawut Jongcheveevat, mendudukkan diri dari baring dan menoleh ke arah meja di samping ranjangnya. Sangat terkejut menyadari bahwa saat ini waktu telah menunjukkan pukul 07.00.
Dengan tergesa-gesa, Ohm berlari ke kamar mandi untuk bersiap-siap menuju kantor yang jam kerjanya dimulai pukul 08.00. Beruntung semua keperluan Ohm telah dipersiapkan di malam sebelumnya, sehingga dia tak perlu bingung memilih-milih dahulu pakaian yang akan dikenakan hari itu. Tak lama berselang, tepat pukul 07.30, dia telah melaju menuju kantor yang jaraknya tak lebih dari 10 menit dengan tempat tinggalnya.
Sesampainya di kantor, tempat pertama yang dituju Ohm adalah executive lounge yang terletak persis di samping lobi. Akibat kesiangan hari ini, terpaksa dia melewatkan sarapan di rumah karena tak sempat membuat menu apapun dan Ohm bukan penggemar makanan cepat saji ataupun sereal.
Sambil menunggu sarapannya, Ohm memilih duduk di dekat jendela yang mengarah ke taman buatan perusahaan yang asri. Memandang kesejukkan yang ditawarkan taman tersebut, Ohm tiba-tiba justru memikirkan alasan keterlambatan bangunnya hari ini. Sebuah mimpi. Mimpi tentang suatu kejadian nyata yang telah berlalu beberapa tahun silam. Mimpi tentang kejadian yang dialaminya sebelum keberangkatannya untuk kuliah di luar negeri. Mimpi yang memilih semalam diantara malam-malam lainnya untuk muncul kembali. Mimpi masa lalu yang membuat pujaan hatinya pergi dan hilang tanpa jejak. Mimpi tentang Nanon Korapat Vihokratana, omega bungsu dari keluarga Vihokratana yang tersohor.
"Hi, Ohm!" Sapa seseorang sambil menepuk bahu Ohm lalu mendudukkan dirinya di kursi yang berhadapan dengan Ohm. Lamunan Ohm tentang mimpi pun buyar akibat terkejut.
"Eh, halo, Bang Phem! Abang, kok pagi-pagi udah disini? Ada meeting sama Daddy?" Ohm balik bertanya kepada seseorang yang dipanggil Bang Phem tersebut. Bang Phem lebih tepat bernama Pluem Purim Vihokratana adalah alpha sulung putra kepala keluarga Vihokratana saat ini, Tay Tawan Vihokratana dengan pasangannya, New Thitipoom Vihokratana. Purim telah belajar tentang perusahaan ayahnya sejak lulus sekolah dan tak jarang ikut ayahnya saat rapat dengan rekan-rekan bisnis jika itu tidak berbenturan dengan jadwal kuliahnya. Salah satu perusahaan besar yang menjadi rekan bisnis Vihokratana adalah perusahaan Jongcheveevat milik Daddy dari Ohm. Karena itu, pertemuan bisnis antara kedua pihak perusahaan adalah hal yang lumrah.
KAMU SEDANG MEMBACA
HIRAETH
Художественная прозаSetelah sekian tahun berpisah, permainan takdir membuat mereka bertemu kembali. Bukan sebagai teman lama yang kebetulan juga mantan kekasih. Bukan pula musuh akibat perpisahan yang tidak baik-baik. Melainkan, dalam sebuah perjodohan. Perjodohan anta...