12. Misunderstand

1.2K 155 32
                                    

Chapter ini panjang, semoga enggak bosen ya.

"Seokjin, untuk makan siang, jangan masak banyak."

Jungkook mengintrupsi Seokjin yang baru saja keluar dari kamar mandi.

"Kenapa memangnya?"

"Aku ada janji, jadi tidak akan makan siang di rumah."

Seokjin mengangguk, ia duduk disamping Jungkook yang masih berbaring. Seokjin memandang lekat wajah yang tak pernah ia hentikan pujinya setiap detik. Jungkook yang tengah berbaring dengan mata menatap fokus pada televisi, terlihat berlipat-lipat lebih tampan dari biasanya.

Seokjin tersenyum kecil, Kook, aku bersumpah akan mencekikmu di akhirat nanti jika kau mati lebih dulu. Seokjin tidak bisa —lebih tepatnya, memang tidak akan bisajika pria yang ia cintai layaknya sesuatu yang lebih berharga daripada berlian, meninggalkannya lebih dulu.

Mungkin, Seokjin akan mati.

Ya, bukan raganya yang mati, tapi jiwanya, pasti akan ikut terbang ke akhirat bersama Jungkook, walaupun raganya masih berdiri dengan sehat di dunia.

"Kenapa?" Jungkook yang mulai risih karena ditatap oleh Seokjin, akhirnya memutuskan untuk bertanya.

"Ya? Ah tidak, aku hanya—"

"Aku tidak boleh mati lebih dulu daripada kau? Jin, jika aku mati lebih dulu, kau harus berjanji padaku untuk tetap tersenyum."

"Apa? Kenapa berbicara begitu dasar bodoh!"

"Memangnya kau Tuhan yang tahu kapan manusia akan mati? Dengar, apapun keputusan Tuhan nantinya, kau harus menerimanya."

"Hah~ kau ternyata sama menyebalkannya."

"Tunggu apa? Seharusnya aku yang berkata kau menyebalkan, mana ada suami yang mengatai suaminya bodoh?"

"Hello? Aku sering mengataimu bodoh dari pertama kita menikah, karena kau memang bodoh."

"Hei! Bagaimana bisa kau berkata dengan santai begitu?"

Keduanya saling bertatapan dengan tajam. Jungkook yang tadinya berbaring kini sudah total duduk tegak dan menatap intimidasi pada Seokjin, lalu.

Cup!

Jungkook mencium kening Seokjin sepintas dan berlari terbirit-birit keluar kamar. Karena menurut buku miliknya sendiri, jika sedang berdebat dengan Seokjin lalu saling menatap satu sama lain, cium saja kening atau bibirnya, lalu lari dan menjauh karena beberapa detik kemudian akan ada singa mengamuk.

Jungkook menghitung dalam hati 3... 2... 1.... "YAAAA JEON JUNGKOOK! KEMARI KAU BOCAH SIALLLL!"

Jungkook tertawa terbahak-bahak di ruang makan, "Aku lebih tua darimu Kim!"

Jungkook berbicara dengan masih setengah tertawa saat Seokjin menghampirinya dengan wajah merah padam, entah marah —atau malu— yang pasti dominan malu.

"Oh berani membawa umur ya, pak tua?"

Seokjin memiting leher Jungkook dengan gemas, Jungkook yang tengah mengunyah rotinya tersedak.

"Uhuk! Kau mau membuatku mati tersedak?!"

"Suruh siapa menyebalkan?!"

"Duh uhuk! Kau kan juga sama!"

Seokjin melepaskan lengannya dan duduk di seberang Jungkook, "kupikir kau akan lemah lembut, ternyata sama saja."

MelifflousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang