Bagian 1 : Laki-laki Berlogo OSIS

12 1 1
                                    

Cibinong, 2010.

Plang bertuliskan SMAN 2 terpasang di atas gerbang sekolah. Angkot biru jalur trayek Cibinong-Pagelaran berjejer menghiasi jalanan. Siswa siswi turun dari angkot dengan berbondong-bondong memasuki sekolah sebelum bel tanda masuk berbunyi.

Perkenalkan, aku Faira Delara. Siswi kelas 11 IPA 2 di SMAN 2. Tinggi badan 155 cm, berat badan 45 kg. Usia 17 tahun 2 bulan 12 hari 9 jam 5 menit 10 detik. Mempunyai dua mata berwarna coklat serta dua lubang hidung yang minimalis. Alamat rumah, komplek Bedol jalan Pabuaran nomor 75, sekitar 1543 meter dari stasiun Cibinong.

Aku lahir di atas kasur salah satu klinik di dekat rumah. Pada hari Jum'at tanggal 23 April 1993 jam 18.05 waktu Indonesia bagian barat. Ibu memberiku nama Faira yang berasal dari gabungan nama Ayah, Fahmi, dan nama Ibu, Irani. Sedangkan Delara berarti seseorang yang membawa kebahagian. Menurut Ibu, ia ingin kehadiranku akan membawa kebahagiaan untuknya, Ayah, ataupun orang lain di sekitarku. Tapi nyatanya, kehadiranku tidak cukup membawa kebahagiaan untuk ayahku sendiri.

Selama 17 tahun, aku tinggal hanya berdua bersama Ibu di sebuah rumah sederhana, dengan pohon anggur hijau di depannya. Ibu dan Ayah menikah saat usia mereka masih muda. 19 tahun. Tapi pernikahan keduanya bukan karena Ibu hamil duluan. Ibu dan Ayah menikah memang karena saling mencintai. Awal pernikahan mereka diisi dengan hal-hal romantis. Makan berdua. Jalan berdua. Nonton berdua. Seperti dunia hanya milik mereka berdua. Hingga 3 bulan berlalu dan Ibu merasa ada yang aneh dengan tubuhnya. Ibu merasa mual dan tidak napsu makan selama beberapa hari terakhir. Tanpa sepengetahuan Ayah, Ibu akhirnya pergi ke dokter untuk memeriksakan diri. Betapa kagetnya Ibu saat mendengar ia tengah hamil 3 minggu. Ibu senang bukan main. Saking senangnya, Ibu ingin membuat kejutan untuk Ayah. Tapi ternyata, itu semua adalah awal dari penderitaan Ibu.

Ibu menyiapkan kejutannya. Hasil pemeriksaan dan foto hasil USG dimasukan kedalam kotak berwarna pink berhias pita putih. Tidak lupa Ibu menyiapkan banyak camilan yang Ayah sukai. Keripik singkong balado adalah salah satu camilan yang Ayah sukai.

Ibu bercerita saat itu Ayah terlihat sangat kaget melihat kejutan yang Ibu berikan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ibu bercerita saat itu Ayah terlihat sangat kaget melihat kejutan yang Ibu berikan. Bukannya senang, Ayah justru terlihat muram mendapat kabar kehamilan Ibu. Tapi karena saking senangnya, Ibu tidak menyadari kesedihan Ayah. Sejak saat itu, keadaan berubah sedikit demi sedikit. Ayah sering melamun. Pulang kerja larut malam. Bahkan sering kali Ayah menghindari Ibu saat berada di rumah. Bukan sekali dua kali, Ibu harus memeriksakan kandungannya sendiri. Proses kehamilan, Ibu lalui tanpa bantuan Ayah. Perlahan, Ibu mulai kehilangan sosok suaminya.

Puncak dari semuanya adalah saat aku dilahirkan ke dunia. Untung saja saat itu Ayah masih mau mengantar Ibu ke rumah sakit. Bagaimanapun, Ayah memang sangat mencintai Ibu. Selama proses persalinan pun, Ayah tetap setia mendampingi Ibu. Hingga aku berhasil dilahirkan dan menangis sejadinya, Ayah kaget bukan main. Ibu melihat Ayah yang menatap bayinya dengan tatapan yang tak bisa ia artikan. Aku dibawa suster untuk segera dibersihkan dan dipakaikan baju. Setelah proses persalinan selesai, Ibu meminta Ayah mengadzaniku. Awalnya Ayah menolak, tapi Ibu bersikeras kalau itu adalah kewajibannya sebagai ayah dari bayinya. Akhirnya, Ayah mau mengadzaniku saat itu. Ibu melihat tangan Ayah yang terus bergetar saat mengadzaniku, tapi Ibu mengira itu hanya kegugupan biasa. Hingga saat Ayah selesai mengadzaniku, ia akhirnya mendekat ke Ibu. Mencium keningnya lalu mengatakan maaf sebanyak tiga kali. Dan setelahnya, Ayah pergi meninggalkan Ibu dan tak pernah kembali hingga hari ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 18, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SeharusnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang